Foto: Fabrizio Romano

Jika menjadi manajer Manchester United, Erik ten Hag akan mendapatkan tantangan yang jauh berbeda. Tidak ada keraguan bahwa klub sebesar United, terlepas dari segudang masalah dan penurunannya, tetap menjadi klub yang menggiurkan bagi para manajer.

Di sisi lain, menjadi orang yang mengembalikan klub hebat ke tempat yang seharusnya dan mendapatkan status legenda adalah prestasi yang besar. Tentu saja itu berbanding lurus dengan risiko yang juga sangat besar. Dan inilah fakta yang akan dihadapi oleh siapapun yang akan jadi manajer Setan Merah.

Saat ini Ten Hag berada pada titik tertingginya sebagai pelatih yang sedang naik daun. Ia telah menyiapkan segalanya, dan menata karier dengan sempurna di Ajax. Ia sangat fokus pada hal apa pun yang akan membuat timnya menjadi baik. Maka wajar mengapa karakternya ini sampai mendorong United mengirim dokumen kesepakatan untuk mengontraknya.

Namun, ketika Erik ten Hag nanti diresmikan United sebagai manajer baru, semuanya tidak akan sesederhana itu. Karena jika ia datang dan kemudian gagal menahkodai tim Setan Merah, maka reputasinya akan terancam. Ia mungkin tidak akan menjadi manajer yang dianggap bagus dan kompeten lagi seperti sebelumnya.

Jadi apa pun yang akan terjadi ke depan, mungkin segalanya akan terasa sulit bagi manajer asal Belanda itu. Sejak awal ia harus segera memiliki beberapa keputusan besar yang perlu dibuat dengan cepat. Bahkan itu semua mungkin harus dilakukan sebelum mempertimbangkan transfer pemain.

So, kira-kira keputusan apa saja yang mesti dibuat? Berikut tiga kewajiban Erik ten Hag –atau nama lain– sebagai manajer baru Manchester United.

1. Masa depan Cristiano Ronaldo

Keputusan yang satu ini mungkin akan keluar langsung dari Ten Hag dan pihak United. Terutama jika Cristiano Ronaldo memutuskan untuk pergi karena kegagalan klub masuk ke Liga Champions musim depan. Dan tampaknya kondisi yang terbangun saat ini arahnya akan begitu, meskipun si pemain masih memiliki satu tahun tersisa di kontraknya.

Namun, jika bintang sepakbola asal Portugal itu memang tidak tertarik untuk pindah, masa depannya masih harus menjadi sesuatu yang dipertimbangkan oleh manajer baru. Itu karena ada banyak pro dan kontra soal status serta posisinya di klub.

Ronaldo sendiri sekarang sudah berusia 37 tahun, dan jelas saat ini ia sedang mengalami performa yang menurun. Khususnya di musim ini. Bahkan ia sedikit sekali berkontribusi pada bola, dan seolah sering membuat United tampil seperti hanya dengan 10 pemain. Permainan seperti ini sangat tidak cocok dengan gaya Ten Hag yang cenderung lebih statis.

Maka akan menarik untuk melihat apa yang nantinya diputuskan oleh Erik ten Hag di tengah kondisi barusan. Apakah ia akan terus mengandalkan Ronaldo di timnya, atau merombak ketergantungan United pada Ronaldo dan membiarkannya pergi?

2. Memilih kapten yang tepat

Ban kapten United telah menjadi topik pembicaraan hangat di sepanjang musim ini. Sebabnya adalah karena penampilan buruk Harry Maguire di lini pertahanan. Ada seruan keras agar bek tengah asal Inggris itu dicopot dari jabatan kapten. Ini adalah sesuatu yang harus ditangani Ten Hag atau manajer baru lain ketika tiba di Old Trafford.

Rasa-rasanya United perlu melakukan penunjukkan kapten baru. Karena itu akan segera membuat suporter kembali optimis dan bisa sedikit demi sedikit emosi buruk mereka dari tim kesayangannya. Selain itu juga efek pergantian kapten ini bisa menjadi berkah bagi Maguire, sehingga ia lepas dari tekanan besar yang menyelimutinya saat ini.

Maguire mungkin bisa fokus dan kembali memberikan performa terbaik untuk timnya. Meskipun ada juga risiko yang akan datang sebagai pukulan untuk si pemain, seperti misalnya kehilangan kepercayaan. Maka untuk mencegah kondisi semacam ini, manajer baru Setan Merah harus segera mengantisipasinya.

3. Pengisi pos kiper utama

Meskipun David de Gea tampil luar biasa di musim ini dan masih menjadi kiper nomor satu United, namun situasi pos kiper utama adalah salah satu yang juga harus diperhatikan oleh Erik Ten Hag. De Gea mungkin merupakan tipikal kiper yang berpengalaman. Tapi bukan berarti anggapan itu menutup peluang bagi Dean Henderson untuk menggesernya dari tim utama.

Henderson sendiri merupakan tipikal kiper sepakbola era modern yang jauh lebih bisa melakukan penguasaan bola, dan ia juga merupakan kiper dengan umpan yang sangat baik. Dengan karakternya itu, bisa dibilang ia jauh lebih cocok dengan cara bermain Ten Hag yang memang menyukai permainan build up dari belakang.

Maka tidak diragukan lagi manajer baru perlu menjalankan “seleksi” kiper mana yang cocok untuk timnya, minimal dimulai selama pra-musim nanti. Ia harus segera membuat keputusan tentang siapa yang perlu diutamakan. Karena memiliki dua kiper yang ingin menjadi pilihan pertama adalah situasi yang sulit, dan hal ini telah dibiarkan berlarut-larut terlalu lama oleh United. Setidaknya dalam dua musim terakhir.