Foto: The United Stand

Setelah menyaksikan kekalahan 1-0 Liverpool di Southampton –di mana Sadio Mane seharusnya mendapatkan tendangan penalti–, manajer Liverpool Jurgen Klopp sempat membuat pernyataan kontroversial. Di mana ia mengatakan bahwa United telah diberi “lebih banyak penalti dalam dua tahun daripada yang ia alami dalam lima setengah tahun”.

Komentar ini banyak mengundang respon. Salah satunya dari striker Manchester United, Marcus Rashford, yang mengklaim jika Klopp kurang adil dalam menilai dan membandingkan situasinya. Menurutnya, setiap tim ingin mencetak gol, dan United pun begitu. Tapi tidak semuanya memiliki cara menyerang yang sama.

Ketika ditanya mengapa timnya mungkin dianggap mendapatkan lebih dari sekadar bagian penalti yang adil, Rashford mengatakan bahwa itu semua bukan sebuah keuntungan yang tidak berdasar. Karena ia percaya kalau sebagian besar “hadial penalti” itu bergantung pada skuat yang berpikiran menyerang dan selalu ingin berada depan untuk mampu memaksimalkan peluang apa pun.

“Sebagai pemain lini depan, saya ingin pergi dan mencetak gol. Ketika Anda melakukan lari dari belakang, atau Anda menggiring bola, maka Anda akan mencoba melewati tantangan yang datang datang. Anda tidak ingin dijegal, karena Anda mencari peluang untuk mencetak gol,” ungkap Rashford dalam wawancara dengan Football Writers Association.

“Tidak mungkin Anda akan membiarkan seseorang mengambil bola dari Anda. Jadi bagi saya, (penalti United) ini hanya kasus akibat kami ingin mencetak gol dan tim lawan ingin mempertahankan gawangnya. Anda tahu itu, dan penalti bisa saja terjadi. Tapi ada kalanya kami mungkin tidak mendapat penalti.”

Tak lepas dari itu, Marcus Rashford juga mengungkapkan sebuah momen turning point yang membuatnya bisa punya pemikiran menyerang seperti itu. Ia mengutarakan bagaimana suatu pembicaraan dari mantan manajer Manchester United, Jose Mourinho, telah membantunya menjadi lebih “cerdas” di area penalti.

Wejangan ini juga yang menjadi landasan pemikiran Rashford tentang mengapa “hadiah penalti” itu dapat diperoleh. Karena tabiatnya, seorang penyerang dari sebuah tim akan memaksimalkan potensinya untuk mencetak gol. Meskipun pada akhirnya usaha tersebut digagalkan, dan terkadang, tim dari si penyerang tadi tidak mendapat sebuah penalti. Sebabnya adalah, si penyerang tidak tahu bagaimana caranya (mendapat penalti).

“Saya ingat ketika Jose Mourinho menjadi manajer, ada lima atau enam kali yang saya ingat, di mana saya seharusnya mendapat penalti. Jose akhirnya mengatakan kepada saya; ‘jika Anda tidak paham tentang cara Anda melakukannya (mendapat penalti), maka Anda tidak akan mendapatkan penalti’,” ujar Rashford.

“Setelah itu, kami mulai mendapatkan beberapa penalti dengan mempelajari apa yang semestinya kami pelajari. Itu adalah sesuatu yang harus diketahui lebih dulu. Dan dalam hal pengembangan seorang pemain, Anda harus mempelajarinya dan memahaminya.”

Di sisi lain, Rashford yakin hubungan yang telah ia buat dengan Anthony Martial dan Bruno Fernandes membuat United “lebih berbahaya” saat mereka bersaing meraih trofi musim ini. Ketiga pemain ini memang telah berada di garis depan untuk menyokong kebangkitan Setan Merah di Premier League dalam beberapa pekan terakhir.

Bahkan, United saat ini berhasil melompati juara bertahan Liverpool ke puncak klasemen setelah kemenangan 1-0 atas Burnley tengah pekan lalu. Melihat hal ini, Rashford merasa masih ada banyak yang harus dipikirkan. Ia juga punya harapan untuk terus berkembang bersama Martial dan Fernandes sebagai trio kekuatan menyerang.

“Pada akhirnya, di musim ini kami lebih berbahaya. Kami bisa mencetak gol kapan saja, tapi kami bisa melakukan hal yang jauh lebih baik dari sekarang. Saya yakin ini masih awal dari sesuatu yang bisa menjadi koneksi yang luar biasa ke depannya,” tandas pemain berusia 23 tahun tersebut.

“Secara umum, garis depan yang kami miliki sudah bermain dalam banyak cara berbeda, di posisi berbeda, dan personel yang berbeda. Kami bisa menjadi sangat kuat. Bagi kami, itulah kuncinya, karena jika kami ingin memenangkan trofi dan memenangkan liga, maka kami membutuhkan keserbagunaan.”

“Saya yakin kami memiliki salah satu skuat paling serba bisa di Premier League, terutama untuk ke depannya. Ini menarik, tetapi sekali lagi, semua ini adalah awal dari sesuatu. Kami ingin terus maju dan terus meningkat. Kami tidak boleh cukup puas dan nyaman dalam posisi saat ini.”