Foto: Twitter

Saat ini, mungkin Marcus Rashford sedang memikirkan masa depannya. Itu dapat dipahami mengingat striker tersebut sulit mendapatkan tempatnya di tim utama Manchester United setelah kembali gagal masuk ke starting XI. Meskipun semua orang sudah tahu, di satu sisi, ia pasti enggan meninggalkan klub masa kecilnya itu.

Rashford baru menjadi starter di dua dari 11 pertandingan terakhir United di Premier League. Jadi, apa lagi yang ia harapkan? Sekarang ia tidak punya siapa-siapa untuk disalahkan atas kurangnya menit bermain selain dirinya sendiri. Ia tidak cukup baik setiap kali ia berada di lapangan dalam beberapa bulan terakhir.

Situasi itu pun berlanjut di Etihad Stadium akhir pekan lalu. Di mana ia hanya bermain dari bangku cadangan dan ia tampak tidak menunjukkan apapun. Hal ini membuahkan rasa simpati, dan mungkin lebih kepada rasa kasihan karena sang bintang akademi memperlihatkan kariernya sedang meredup.

Meski dalam dua pertandingan antara United melawan Brentford dan West Ham, ia mencetak masing-masing satu gol. Ia bahkan mencetak gol penentu di dua laga tersebut. Hal ini sempat menaikkan kepercayaan dirinya lagi setelah tidak mencetak gol sejak Oktober.

Namun semua momentum itu hanya sementara. Sekarang ia belum dapat menemukannya lagi, dan malah jatuh lebih jauh ke dalam performa yang jauh lebih buruk. Secara total statistik, sejauh musim ini ia hanya mengoleksi lima gol. Ini merupakan tren yang kurang baik apalagi jika mengingat posisinya yang sebagai penyerang.

Selain itu, Ralf Rangnick pun saat ini lebih sering memainkan Anthony Elanga sebagai alternatif pengisi lini depan. Dan alih-alih menyalakan api persaingan, hal ini justru semakin menekan posisi Rashford. Pemain asal Inggris itu seolah menyerah dengan kondisi dan tidak lagi seperti sosok yang mampu mencetak 21 gol –seperti yang pernah dilakukannya di musim lalu.

Tidak diragukan lagi, Marcus Rashford jelas memiliki bakat, tetapi ia masih berjuang untuk menemukan performanya kembali. Ada yang menilai mungkin pergi adalah keputusan yang terbaik untuknya. Namun ada pula yang berpikir bahwa manajer permanen barulah yang akan menentukan nasibnya.

Argumen tentang manajer permanen baru ini memang lebih masuk akal. Karena ketika United sudah resmi menunjuk manajer baru, kemungkinan akan ada perombakan dan pembentukan ulang tim utama sebelum memulai musim baru. Dan situasi ini akan memberi Rashford kesempatan satu kali lagi untuk mengembalikan tempatnya.

Akan menjadi karier yang singkat bagi Marcus Rashford jika ia pergi dari Manchester United di akhir musim ini. Sedangkan Setan Merah masih memiliki jalan yang panjang sebelum mereka memenangkan trofi lagi. Rashford masih muda, usianya juga masih 24 tahun. Hanya saja ia sedang mengalami fase terburuk dalam kariernya.

Jadi jika ia pergi, enam tahun dedikasinya untuk United akan dianggap seperti disia-siakan. Terutama oleh manajer sementara yang saat ini memimpin tim. Karena jika dipikir ulang, situasinya akan berbeda jika manajer permanen baru –yang memiliki kredibilitas tinggi– datang. Ia pastinya dapat memanfaatkan bakat Rashford, dan kemungkinan situasinya bisa berubah 180 derajat.

Maka sekarang tugas United adalah bisa memastikan itu benar-benar terjadi di musim panas ini. Atau kalau tidak, mungkin mereka akan kehilangan pemain terbaik yang keluar dari akademi mereka sejak 1992. Ya meskipun hal itu tidak akan mengubah fakta bahwa, saat ini, Rashford tidak melakukan yang terbaik untuk tim utama.

Banyak faktor yang bisa jadi bahan penilaian untuk menyikapi hal semacam itu. Entah mungkin si pemain merasa frustrasi, sedang berjuang untuk kebugaran fisiknya, atau hanya sekadar kurang percaya diri. Bisa jadi, semua masalah yang ada pada dirinya memang bukan dari faktor eksternal.

Yang jelas intinya, saat ini Rashford perlu melihat dirinya sendiri dengan keras. Ia perlu mengoreksi dirinya sendiri lebih dulu sebelum menyalahkan orang lain atas kurangnya waktu bermain. Itu perlu dilakukannya supaya saat manajer permanen baru datang, ia sudah siap kembali mengisi tempat di tim utama Manchester United.