Tur pramusim Manchester United di Amerika Serikat memang tidak memuaskan. United cuma menang sekali dari Arsenal dan kalah dua kali masing-masing dari Real Madrid serta Borussia Dortmund.
Meski demikian, agaknya kita semua tahu kalau Ten Hag belum menurunkan formasi yang sesungguhnya. Seperti yang pernah kami bahas, menaruh Jadon Sancho sebagai false nine tidak akan mencerminkan United untuk musim 2023/2024 ini; melainkan untuk menunjukkan kalau United tidak punya striker, hasilnya tidak akan maksimal.
Perlahan-lahan kepercayaan diri mulai hadir, utamanya dari kita para penggemar Manchester United. Musim lalu, United akhirnya bisa kembali meraih trofi meski “cuma” Piala Liga. Musim lalu pula, United berhasil naik ke peringkat ketiga klasemen.
Saat konferensi pers dengan sejumlah jurnalis di San Diego, Erik ten Hag merenungkan apa yang telah berubah sepanjang 14 bulan ia bertugas di Old Trafford. Lalu, ada satu kata yang lebih sering muncul ketimbang kata lainnya: standar.
Berdasarkan Manchester Evening News, Ten Hag menggunakan kata “standar” sebanyak lima kali!
Kembali Membangun Standar di Manchester United
Ten Hag masuk saat United berada dalam situasi yang buruk bersama Ole Gunnar Solskjaer dan Ralf Rangnick. Segalanya seperti tidak beres. Untungnya, Ten Hag hadir saat United mencapai titik paling rendah dan memang sedang siap menyambut figur baru.
Ten Hag cuma punya satu tujuan: revolusi!
Ia harus membawa klub ini menjadi lebih baik. Ia melakukannya dengan memperbaiki sejumlah hal seperti perbaikan pada nutrisi, sports science, sampai area lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari para pemain.
Ten Hag menyoroti kalau dirinya juga mengontrol beberapa aspek sepakbola. Padahal, hal-hal semacam ini harusnya sudah dilakukan jauh sebelum ia tiba di klub. Saat ia tiba di United pada Mei 2022, jelas kalau segalanya tak seperti yang ia harapkan.
“Saat saya datang ke Manchester United, standarnya tidak benar. Aslina,” kata Ten Hag.
“Aku menuntut standar tertinggi dalam tidur, pemulihan, dan nutrisi, karena itu membuat perbedaan jika Anda bisa tampil setiap hari ketiga atau keempat. Itulah tuntutan setiap pemain sepakbola top, jadi di Man United kami menuntut standar tertinggi.”
Apa yang diinginkan Ten Hag memperlihatkan bagaimana ia begitu detail dengan metodenya. Ia ingin kesuksesan diraih di dalam dan di luar lapangan.
Standar tinggi sebenarnya sudah diterapkan sejak era Sir Alex Ferguson. Namun, hal ini yang justru hilang usai sepanjang satu dekade terakhir.
Berdasarkan Tyrone Marshall dari Manchester Evening News, alasan mengapa United tak pernah lagi mengangkat trofi liga sejak 2013 adalah karena apa yang terjadi di atas lapangan. Permainan yang buruk, ratusan juta yang sia-sia karena pembelian buruk, dan manajer yang ditunjuk tanpa arahan yang jelas.
Di sisi lain, klub lain seperti Manchester City dan Liverpool sudah melakukan perbaikan besar. Ten Hag meski tak secara detail, bilang kalau United di beberapa hal memang kurang ketimbang dua rivalnya tersebut.
Soal hasil akhir juga menjadi sorotan. Ia mengkritik keras para pemainnya usai kalah 2-3 dari Dortmund. Soalnya, ada standar tinggi yang harus dipenuhi oleh para pemain United.
Sejatinya, penampilan dan hasil akhir adalah elemen yang sulit untuk dikontrol oleh seorang pelatih. Namun, yang bisa ia kontrol adalah membuat United tidak kekurangan lagi di sejumlah hal bila dibandingkan dengan klub lain.
Termasuk di pramusim 2023 ini. United fokus pada pertandingan dan mengurangi acara-acara komersil. Tujuannya adalah untuk fokus pada pemulihan fisik. Pada akhirnya, kita akan melihat bagaimana cara Ten Hag mendorong Manchester United untuk lebih maju.
Memperbaiki Etos Kerja Manchester United
Jack Flintham dari Manchester Evening News, menulis kalau bahkan di jaman Ole Gunnar Solskjaer sekalipun, para pemain tampil seperti hanya formalitas untuk mendapatkan gaji; tidak ada gairah di sana. Para pemain lebih mementingkan brand pribadi mereka ketimbang klub itu sendiri.
Ten Hag ingin agar Manchester United diisi oleh para pemain yang bangga bisa bermain untuk United.
“Apa yang kami inginkan adalah mengembalikan Manchester United dengan memenangi trofi,” kata Ten Hag.
Ten Hag tak mau memberikan motivasi buat tim karena mereka sudah punya cukup motivasi untuk menang.
Hal serupa juga diungkapkan Luke Shaw saat ditanya motivasi rekan setimnya jelang kompetisi dimulai. Kesuksesan City yang meraih treble jelas menambah semangat. Namun Shaw lebih mengarah pada keinginannya untuk mencapai kesuksesan bersama United.
“Aku merasa masih agak muda, jadi aku masih punya lebih banyak hal untuk diberikan. Namun, aku pikir untuk sukses kita harus memulai, dan aku harus mulai memenangi lebih banyak trofi di sini,” jelas Shaw.
“Itu yang harus kami tuntut musim ini adalah trofi dan, buatku, itu yang terpenting saat ini.”
Para penggemar Manchester United sudah menunggu lama, bahkan sudah muak dengan para pemain yang lebih mementingkan kepentingan pribadi. Untungnya, kehadiran Ten Hag telah menciptakan gairah kemenangan itu lagi.
“Tapi, mendapatkan kembali rasa lapar adalah satu hal, memanfaatkannya dan mengubahnya menjadi kesuksesan adalah hal lain dan itu akan menjadi langkah selanjutnya dari rencana Ten Hag,” tulis Flintham.