Penunjukkan Erik ten Hag membuat suporter Manchester United optimis. Rekam jejaknya di Ajax diharapkan bisa menular ke kubu Setan Merah untuk bisa kembali meraih prestasi seperti di era keemasan bersama Sir Alex Ferguson. Jikalau belum bisa meraih gelar secara kilat, maka setidaknya bisa mengembalikan ciri khas permainan United yang tidak gentar menghadapi siapa pun lawannya baik itu tim kuat maupun tim kecil.

Tugas Ten Hag tentu tidak akan mudah. Pengalaman melatih tim elite Eropa belum banyak. Apalagi tim seperti United yang tidak berjalan sebagaimana mestinya alias berbeda dari Ajax.  Meski begitu, Ten Hag pasti sudah paham dengan dinamika sepakbola Inggris. Pasalnya, ia pernah bekerja bersama orang-orang yang pernah terlibat atau merasakan langsung iklim Premier League yang membuat ia sudah memiliki bekal ketika bertugas nanti.

Berjibaku Melawan Nistelrooy

Saat Twente bermain pada final KNVB Cup 2001 melawan PSV, Erik ten Hag yang merupakan bek tengah Twente berhadapan dengan Ruud van Nistelrooy yang menjalani musim terakhirnya di klub kota Eindhoven tersebut. Laga tersebut berakhir dengan kemenangan Twente pada drama adu penalti dengan skor 4-3 dan membuat trofi KNVB Cup menjadi trofi tertinggi Ten Hag semasa menjadi pemain.

Pendukung McClaren

Bukan tanpa alasan mengapa Ten Hag menginginkan Steve McClaren menjadi asistennya di United nanti. Selain rekam jejaknya yang pernah menjadi tangan kanan Sir Alex Ferguson, keduanya sudah saling kenal ketika McClaren menjadi pelatih Twente. Kolaborasi mereka cukup bagus di mana saat itu Ten Hag adalah sosok nomor dua setelah McClaren. Dan setelah karier Ten Hag melejit, ia tidak ingin menjadi kacang lupa kulit dan menginginkan McClaren bisa bekerja sama lagi dengannya.

Bahu Membahu Bersama Pep Guardiola

Selama Pep Guardiola menjadi pelatih Bayern Munich dalam kurun 2013/2014 dan 2014/15, Ten Hag adalah pelatih kepala di tim Bayern Munich II. Keduanya tentu akan berkolaborasi untuk menilai dan memilih siapa saja pemain muda yang punya potensi ke tim senior. Ten Hag sendiri mengatakan sangat kagum dengan kiprah seorang Guardiola yang bergelimang kesuksesan di tim besar, sedangkan Pep juga senang pernah bekerja sama dengan Ten Hag. Semoga saja kesuksesan Pep juga menular ke dalam tubuh Ten Hag.

Dukungan Edwin

Tidak ada yang membantah kalau Ajax Amsterdam adalah tim dengan sistem manajemen sepakbola yang bagus. Hal ini tidak lepas dari keberadaan para legendanya yang bekerja dengan sangat baik. Termasuk diantaranya Edwin van der Sar. Edwin adalah orang yang mengesahkan penunjukkan Ten Hag sebagai pelatih Ajax menggantikan Marcel Kaizer. Sebuah keputusan yang tepat mengingat apa yang kemudian diberikan Ten Hag selama masa kepemimpinannya di Amsterdam.

Perlawanan Terhadap Klub Premier League

Kesuksesannya di Ajax membuat Ten Hag mendapat kesempatan menguji dirinya di level Liga Champions. Pada ajang antarklub Eropa tersebut, Ten Hag beberapa kali bertemu dengan tim-tim Premier League. Musim penuh pertamanya yang fenomenal (2008/2009) menghasilkan tiket semifinal ke Liga Champions menghadapi Tottenham Hotspur. Sayangnya, Ajax tidak bisa mempertahankan keunggulan agregat tiga gol saat itu sehingga harus kalah gol tandang akibat trigol Lucas Moura.

Musim berikutnya, Ten Hag menjalani pertandingan menegangkan melawan Chelsea di Stamford Bridge dengan skor 4-4 setelah sebelumnya kalah 1-0 di Amsterdam. Sama seperti ketika melawan Spurs, Ajax tidak bisa mempertahankan keunggulan 4-1 pada saat itu. Musim lalu, giliran Liverpool milik Jurgen Klopp yang ia hadapi dan selalu kalah dengan skor 1-0.

Koneksi Pemain

Sebagai bos Ajax, Ten Hag juga pernah berkolaborasi dengan beberapa pemain yang pernah bermain atau pemain yang kemudian dijual ke klub Premier League. Donny van de Beek pernah tiga musim bermain bersamanya.

Saat ditunjuk menjadi pelatih Ajax, ia memiliki Daley Blind yang pernah menghabiskan empat musim di Manchester. Ia juga memiliki Dusan Tadic yang merupakan sayap berbahaya semasa membela Southampton. Nama-nama lain seperti Hakim Ziyech, Sebastien Haller, dan Joel Veltman adalah orang-orang yang juga pernah terlibat dengannya semasa di Ajax. Sedangkan Pierre-Emile Hojbjerg adalah pemain yang dipromosikan Ten Hag ke skuad Pep Guardiola ketika melatih tim Bayern Munich II.