Teden Mengi senang dengan debutnya melawan LASK (Foto: Give Me Sport)

Satu hal positif dari kehadiran Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer Manchester United adalah kepercayaan dia dalam memberikan menit main kepada pemain akademi. Musim ini, Mason Greenwood dan Brandon Williams sudah menjadi anggota tetap tim utama. Ditambah lagi dengan kehadiran Tahith Chong, dan Angel Gomes meski nama yang disebut terakhir memilih hengkang.

Musim ini, Ole memberikan kesempatan kepada delapan pemain untuk melakukan debut bersama tim utama. Yang terbaru, ia memainkan Teden Mengi ketika Manchester United mengalahkan LASK 2-1 pada leg kedua 16 besar Liga Europa.

“Mengi adalah seorang pemimpin, dan seorang bek tengah. Dia adalah salah satu pemain yang kami yakini bisa jadi pemain bagus. Dia berada di kelompok umur bersama Mason Greenwood, jadi mereka tumbuh dengan baik. Dia kuat, cepat, dan bagus dalam penguasaan bola. Jadi, saya melihat kalau kami akan memiliki pemain bagus di sana,” kata Ole setelah laga.

Sebuah ucapan yang cukup diplomatis, namun penting untuk pemain muda manapun termasuk Mengi. Setidaknya untuk menambah kepercayaan diri bagi si pemain sekaligus sebagai sebuah sinyal kalau pemain ini punya potensi untuk sukses suatu saat nanti.

Tidak banyak waktu yang diberikan oleh Ole kepada Mengi. Dia hanya bermain selama enam menit. Tidak ada aksi yang ia lakukan dalam kurun waktu tersebut kecuali menemani Harry Maguire dan Eric Bailly di belakang. Namun, waktu yang sedikit itu ia dapat di ajang Eropa. Sesuatu yang jarang bisa didapat oleh pemain muda. Inilah yang membuatnya begitu senang sampai-sampai keluarganya tidak bisa menahan bahagia melihat anaknya bermain bersama Harry Maguire, Juan Mata, dan Anthony Martial.

“Sebuah perasaan luar biasa. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di sekitar saya. Keluarga saya, rekan satu tim saya, dan semua orang di tim membantu saya sehingga semuanya terasa mudah,“ kata pemain yang menggantikan peran Timothy Fosu-Mensah tersebut.

“Semua orang ingin momen-momen seperti ini karena ini merupakan mimpi semua orang untuk bisa mewakili klub terbesar di dunia. Cukup beruntung saya mendapat kesempatan hari ini dan saya sangat senang. Semua orang memberi tahu saya sebelum, bahkan selama jeda babak pertama untuk mempersiapkan diri,” katanya menambahkan.

Apa yang didapat Mengi merupakan buah kerja kerasnya selama di tim akademi. Perkembangannya yang pesat kemudian membuat Ole mau mengajaknya bergabung bersama tim utama jelang kembalinya Premier League pada pertengahan Juni lalu. Sebelumnya, Mengi sudah pernah terlibat bersama tim utama saat Setan Merah kalah dari Astana 1-2. Akan tetapi, ia tidak bermain saat itu bersama Max Taylor dan Arnau Puigmal.

Satu kekuatan dari Mengi adalah kecepatan. Pada bulan Mei lalu, ia berada pada urutan keempat pemain United yang memiliki speed tertinggi di belakang Jesse Lingard, Axel Tuanzebe, dan Daniel James. Ini yang membuat ia cepat menjadi pemain kunci baik di tim U-18 maupun tim U-23.

Langkah Mengi untuk menapak tim utama memang terbilang sangat kilat. Setahun sebelumnya, ia baru melakoni debut untuk tim U-23 pada usia 17 tahun. Saat itu, ia bermain cukup baik ketika United menang telak 4-0 melawan Newcastle United. Sejak saat itu, segalanya berjalan baik bagi Mengi. Ia mendapat kontrak baru, lalu mendapat kesempatan berlatih bersama tim utama sebelum ia mendapatkan debutnya beberapa waktu lalu.

“Dia datang dari U-18 layaknya Brandon Williams dan bermain baik. Ketika ia kembali ke U-18 dan memimpin di FA Youth Cup, ia tetap menunjukkan penampilan yang luar biasa di sana. Kami akan berusaha mendorongnya agar bisa cepat memperkuat tim utama,” ujarnya.

Selain itu, Mengi juga memiliki jiwa sebagai pemimpin. Jabatan sebagai kapten U-18 sering kali ia pegang. Hal ini menandakan ia bisa menjadi penggerak di dalam tim melalui kepemimpinannya. Setara dengan apa yang dilakukan oleh Axel Tuanzebe.

Penggemar Brandon Williams ini jelas tidak boleh berpuas diri. Enam menit laga melawan LASK adalah awal dari karier panjang yang terbentang. Tinggal dari Mengi-nya sendiri apakah dia bisa memanfaatkan kesempatan ketika mendapat jatah main lebih lama lagi dari sebelumnya. Ia hanya bisa bekerja keras dengan berlatih sembari menunggu Ole memanggilnya kembali ke tim utama.

“Saat ini, saya hanya bisa bekerja keras dan menjaga sikap. Harapannya saya bisa mendapat banyak kesempatan akan segera datang. Ini semua baru permulaan dan saya pasti lebih lapar lagi,” tuturnya.

Sayangnya, debut Mengi melawan LASK tidak bisa disaksikan oleh orang tuanya. Pandemi corona memaksa semua pertandingan olahraga harus digelar tanpa penonton sehingga orang tuanya hanya bisa melihat dari jauh.

“Ibu saya berkata kalau dia menangis ketika saya memeriksa telepon genggam saya, Memalukan rasanya karena ibuku berkata akan ada di sana ketika saya melakukan debut. Sayang sekali dia tidak ada di sini, tapi inilah saatnya untuk memulai langkah baru.”

Kesempatan hanya akan datang kepada mereka yang mau kerja keras, sabar, dan setia menunggu waktu yang tepat. Jika Mengi bisa memenuhi kriteria itu, bukan tidak mungkin dia akan mendapat banyak kesempatan musim depan setidaknya bermain pada ajang Piala FA atau Piala Liga.

Note: Mengi menjadi pemain kedelapan yang mendapat debut pada musim ini. Sebelumnya, Ole telah memberikan debut kepada Brandon Williams, Di’Shon Bernard, Ethan Laird, Dylan Levitt, Ethan Galbraith, Largie Ramazani, dan D’Mani Mellor. Catatan delapan pemain ini menyamai catatan Sir Matt Busby pada musim 1952/1953.