Pada 2017 lalu, klub Meksiko C.F. Pachuca membuat daftar 10 pemain sepakbola tercepat yang ada di dunia. Gareth Bale menjadi pemain yang paling cepat dengan kecepatan lari mencapai 36,9 km/h. Yang menarik, pada posisi keempat ada nama penggawa Manchester United yaitu Antonio Valencia. Sayap Ekuador ini memiliki kecepatan berlari hingga 35,1 km/h.
Kecepatan menjadi atribut penting bagi seorang Valencia. Paul Kendrick, koresponden sepakbola di Wigan Observer, menyebut kalau Valencia adalah pemain yang punya kemampuan berlari secepat kilat dan memiliki dribel yang bagus. Steve Bruce bahkan menyebutnya sebagai permata dan titisan rekan setimnya, Andrei Kanchelskis.
Namun lari Valencia bersama Manchester United nampaknya akan menemukan garis finis. Santer beredar rumor kalau musim ini adalah musim terakhirnya berseragam merah. Sudah ada tanda-tanda kalau karier Antonio Valencia kini sudah usang. Inter Milan dan West Ham United menjadi peminat terbesar untuk membawa Valencia keluar dari Manchester.
Musim ini, peran Valencia mulai terpinggirkan. Bek kanan sudah menjadi jatah Ashley Young. Pemain yang seumuran dengan Valencia ini patut bersyukur dengan kemampuannya yang komplit. Karena dua kakinya sama-sama bagus, ia bisa fleksibel bermain di dua sisi sayap. Ia pun akhirnya diganjar perpanjangan kontrak dan ban kapten yang sejatinya milik Valencia.
Sementara Valencia tidak memiliki atribut yang melebihi rekan setimnya tersebut. Ia justru kerap dikritik karena kemampuannya hanya bisa berlari lurus. Ia jarang melepas umpan silang. Hanya sesekali pula ia melakukan aksi cut inside melewati satu sampai dua pemain. Hal ini yang menyulitkan dirinya untuk menjadi pemain kelas satu di United. Padahal, ia didatangkan saat Sir Alex Ferguson baru kehilangan anak kesayangannya yang memilih pindah rumah ke Madrid.
Belum lagi membahas keengganannya mengasah kaki kiri yang merupakan kelemahan terbesar seorang Valencia. Saat ada bola yang bisa diumpan dengan kaki kiri, ia tetap memilih mengumpannya dengan kaki kanan. Kaki kiri Valencia sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Musim lalu, kaki kirinya bahkan membawa United membuka keunggulan saat melawan Stoke City.
Cedera juga yang menghambat performa Valencia musim ini. Sepanjang Oktober, ia menderita cedera lutut. Sebelumnya, otot kakinya juga terganggu hingga membawanya ke ruang operasi. Namun setelah menjalani serangkaian pemulihan dan kembali fit, namanya justru tidak pernah dibawa lagi ke setiap pertandingan.
Sejak Mourinho takluk dari West Ham hingga Ole Gunnar Solskjaer sukses mengalahkan Chelsea tengah pekan lalu, Valencia hanya bermain satu kali saja yaitu ketika mengalahkan Newcastle awal Januari lalu. Itulah satu-satunya wajah Valencia terlihat di layar televisi. Selanjutnya, bangku cadangan pun tidak pernah ia duduki.
Hal ini yang menimbulkan rasa frustrasi bagi Valencia. Pada awal Februari, ia membuat sebuah video yang berisi dirinya sedang memeras baju latihannya yang basah. Entah karena keringat atau air kolam renang Carringgton, namun Valencia seperti menunjukkan kepada Ole dan staf pelatihnya yang lain kalau ia ingin diberikan kesempatan main.
Performa Valencia memang menurun secara drastis. Musim lalu, Mourinho masih memujinya sebagai salah satu bek kanan terbaik di dunia. Namun pada musim ini, jumlah caps nya sudah kalah dari Diogo Dalot. Secara tidak langsung, statusnya mulai tersingkir menjadi bek sayap pilihan ketiga.
Sebelumnya, Valencia merupakan nyawa bagi permainan United. Terutama saat mereka ditinggal oleh Cristiano Ronaldo. Ia berkontribusi dalam 20 gol United pada musim pertamanya sekaligus masuk dalam tim terbaik Premier League. Pada musim 2010/11, Valencia adalah pemain inti United di sayap kanan sebelum mengalami cedera parah ketika United ditahan imbang Glasgow Rangers. Saat itu tempatnya mulai diambil alih Park Ji Sung.
Semusim berikutnya, performa Valencia menemui puncaknya. Enam gol dan 16 asis membawa namanya memenangi tiga penghargaan di level klub yaitu pemain terbaik Manchester United, pemain terbaik pilihan rekan setim, dan gol terbaik musim 2011/12 yang ia buat ke gawang Blackburn Rovers. Pada musim tersebut pula, ia mulai menjajaki posisi sebagai bek kanan.
“Manajer meminta saya untuk bermain sebagai bek kanan karena dua sampai tiga rekan setim saya mengalami cedera. Saya senang melakukan itu, karena saya sebenarnya lebih nyaman dengan posisi saya sendiri.”
Seiring berjalannya waktu, Valencia pun sudah mendapat banyak sekali pengalaman bersama United. Gagal memakai nomor tujuh, terpuruk bersama David Moyes, hingga dijadikan sebagai wing back oleh Louis Van Gall, semuanya sudah dijalani oleh Valencia.
Selama membela United, Valencia memberikan dua gelar Premier League pada musim 2010/11 dan 2012/13. Ia juga memberikan asis kepada Jesse Lingard pada final Piala FA 2015/16, dua Piala Liga yaitu di musim 2009/10 dan 2016/17, tiga Community Shield pada tahun 2010, 2011, dan 2013. Serta satu Europa League pada musim 2016/17.
Hingga tulisan ini dibuat, Valencia sudah memainkan 338 pertandingan, mencetak 25 gol dan 62 asis. Jumlah penampilannya adalah yang terbanyak dibanding seluruh skuad lain. Ia adalah satu dari lima pemain peninggalan Sir Alex Ferguson bersama David De Gea, Ashley Young, Chris Smalling, dan Phil Jones. Namun disaat keempat rekannya mendapatkan kontrak baru, hanya Valencia yang berpeluang besar tidak akan diperpanjang kontraknya oleh Setan Merah.
Cepat atau lambat, waktu akan memisahkan Valencia dengan kota Manchester. Dan itu nampaknya akan terjadi pada akhir musim nanti. Ia sudah harus memikirkan masa depannya. Apakah ia ke Cina mengikuti Fellaini, atau memperkuat klub papan bawah di Inggris, Spanyol, maupun Italia.
Valencia juga tidak perlu risau. Toh dia sudah memberikan United gelar-gelar yang fantastis. Dia menjadi satu-satunya orang Ekuador yang bisa memenangi Premier League. Pencapaian yang mungkin tidak bisa disamai oleh rekan senegaranya.