Menyedihkan memang nasib Manchester United sekarang. Dari yang sebelumnya berada di atas, kini United hanya bisa melihat pesaing mereka sedang berlomba-lomba menjadi juara. Sudah enam musim hal ini terjadi dan nampaknya musim ini akan menjadi musim yang ketujuh. United yang sebelumnya menjadi penantang gelar, kini hanya berhasrat finis di empat besar dan mengincar piala domestik.

Hal ini tentu saja menyakitkan penggemar United, termasuk legenda mereka Eric Cantona. Sosok yang membangkitkan dominasi Setan Merah di Premier League ini merasa miris melihat situasi United sekarang. Dalam wawancaranya bersama Paddy Power, ia bahkan tidak bisa menjawab ketika diberi pertanyaan siapa yang pantas menjadi juara antara Manchester City dan Liverpool.

“Saya tidak bisa menjawab siapa yang pantas. Itu seperti saya mendapat pertanyaan apakah saya lebih suka gigi saya terbuat dari kayu atau kaki saya terbuat dari spons,” tuturnya.

“Menyakitkan memang melihat mereka berdua. Tapi mereka memainkan sepakbola yang indah. Jika United memulai musim ini 10 pertandingan lalu, mereka yang akan berada di posisi teratas. City dan Liverpool memainkan sepakbola menyerang dan mencetak banyak gol, seperti United. Mereka memiliki filosofi yang seharusnya kami pakai yaitu kesenangan.”

Meski terkesan sulit dan mustahil, namun Cantona masih menyimpan asa kalau United bisa menjadi juara. Ia berkaca pada sejarah United musim 1995/96 saat mereka sukses mengejar ketertinggalan 12 poin dari Newcastle United. Namun hal itu nampaknya sulit terjadi pada musim ini mengingat betapa konsistennya permainan Liverpool dan Manchester City.

Cantona sendiri mengungkapkan kalau kesalahan United adalah mengubah filosofi mereka oleh tiga pelatih sebelumnya. Di tangan Moyes, Van Gaal, dan puncaknya adalah ketika United dipegang oleh Jose Mourinho. Permainan United saat itu menjadi sangat membosankan. Moyes tanpa pola, Van Gaal menekankan penguasaan bola tanpa ketajaman lini depan, sementara Mourinho cenderung pragmatis.

Beruntung masuknya Ole Gunnar Solskjaer mengubah itu semua. Meski belum bisa dianggap sempurna, namun torehan 11 kemenangan, dan masing-masing 1 seri dan kalah adalah pencapaian yang cukup hebat bagi tim yang sempat terpuruk selama beberapa pekan. Hal ini membuat Cantona senang melihat mantan timnya kembali bangkit.

“Ole mengembalikan jiwa klub ini, dan Anda merasa terinspirasi oleh Sir Alex Ferguson. Seperti Johan Cruyff dan Pep Guardiola di Barca. Ole adalah putra spiritual Alex Ferguson. Memang tidak semua pemain bisa menjadi manajer, tetapi beberapa diantaranya bisa. Klub membuat keputusan yang tepat, keputusan yang seharusnya sudah lama untuk dibuat.”

“Sebagai penggemar, karena saya penggemar United sekarang, saya akhirnya bisa kembali merasakan jiwa klub. Kami kehilangan hal itu sejak Ferguson pensiun. Dan sekarang, ini perasaan yang luar biasa.”

Cantona memang benar-benar bahagia melihat situasi klub sekarang. Ia bahkan dengan berani menyebut kalau sebelum Ole datang, dia merasa United tidak ada pemain yang masuk kategori terbaik. Namun sekarang dia sudah memiliki pemain favorit di klub. Siapa lagi kalau bukan Paul Pogba.

“Paul Pogba hebat sekarang. Dia punya visi dan umpan yang bagus. Dia bisa mencetak gol, dia bisa mengatur permainan, dan dia berbahaya. Pogba dulu banyak menghadapi kritik karena tariannya, potongan rambut, media sosial, dan sebagainya. Tapi sejak Ole datang, potongan rambutnya tidak pernah berganti. Mungkin Ole sukses membuatnya mengerti kalau dia adalah pesepakbola.

“Tidak baik setiap ahri memikirkan potongan rambut daripada sepakbola. Jika setelah mencetak gol dan memenangkan banyak hal, maka mereka dapat mengubah rambut mereka dengan senang hati. Tidak masalah soal itu. Tapi yang paling penting adalah sepakbola dan kemenangan bagi tim.”

Mantan pemain Auxerre ini memang begitu setiap terhadap United. Saat ini, Cantona belum memiliki pekerjaan di klub mana pun. Hal ini bukannya tidak ada tawaran, melainkan ia hanya menginginkan United sebagai tempatnya untuk bekerja di sepakbola. Baginya, tidak ada penawaran yang lebih menarik selain bekerja bersama Setan Merah.