Foto: Twitter Manchester United

Sudah dipantau sejak era Sir Alex Ferguson dan diincar sejak rezim David Moyes, sosok Harry Maguire baru benar-benar mendarat ke Old Trafford saat tim sudah dilatih oleh Ole Gunnar Solskjaer.

***

Penantian Manchester United akhirnya terbayar. Senin (5/8) kemarin, mereka meresmikan pembelian Harry Maguire dari Leicester City. Pemain belakang asal Inggris ini direkrut dengan harga 80 juta paun dan dikontrak selama enam tahun plus opsi perpanjangan satu tahun. Dia akan menjadi pemain termahal kedua klub setelah Paul Pogba.

Maguire sudah diperkenalkan secara resmi kepada khalayak. Dia juga telah menjalani sesi wawancara eksklusif bersama MUTV. Maguire hanya tinggal menunggu saja rekan-rekannya kembali ke Carrington untuk mempersiapkan diri jelang pertandingan pertama melawan Chelsea hari Minggu nanti.

Kedatangan Harry Maguire diharapkan bisa menjadi jawaban dari segala masalah United yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Musim lalu, lini belakang United tampil begitu memprihatinkan sepanjang. Mereka kebobolan 54 gol di Premier League dan memecahkan rekor kemasukan terburuk sejak 1978/1979.

Selain itu, kedatangannya juga diharapkan mengakhiri keinginan para pendukung yang terus meminta adanya bek tengah baru. Dalam kurun lima musim terakhir, Setan Merah sebenarnya sudah mendatangkan beberapa bek tengah seperti Marcos Rojo, Eric Bailly, dan Victor Lindelof. Namun semuanya tidak memberikan rasa nyaman dan aman bagi penjaga gawang United yang bermain.

“Harry adalah bek tengah terbaik dalam sepakbola saat ini dan saya senang kami bisa mengamankan tanda tangannya. Ia dapat membaca jalannya laga dengan baik dan kehadirannya akan sangat terasa saat bermain. Ia adalah pemain yang tetap tenang dalam tekanan yang hebat,” tutur Ole Gunnar Solskjaer.

“Ia tampil sangat nyaman ketika memainkan bola serta kepiawannya bermain di kedua kotak penalti. Adaptasinya akan berjalan mulus. Kepribadiannya bagus dan ia merupakan tambahan fantastis untuk klub ini. Saya ingin menyambutnya di United, kami sudah tidak sabar untuk mulai bekerja sama dengannya jelang musim baru.”

Sudah Diincar Sejak Lama

Pada Mei 2011, Sir Alex Ferguson hadir dalam pertandingan final FA Youth Cup yang mempertemukan Manchester United dengan Sheffield United. Saat itu, United diisi pemain yang disebut-sebut sebagai generasi emas seperti Paul Pogba, Jesse Lingard, Sam Johnstone, dan Ravel Morisson.

Saat itu, Maguire bermain pada final leg pertama dan mengalami cedera parah sehingga ia harus beristirahat. Namun penampilan apiknya disinyalis membuat Ferguson kepincut. Ia bahkan meneleponnya secara langsung untuk menghiburnya dan memberikan beberapa wejangan untuk membawanya bisa ke level tertinggi.

“Mereka harus membawa anak itu (Maguire) ke ruang rapat dan tidak membiarkannya keluar sampai dia benar-benar resmi menjadi pemain United,” tutur Sir Alex Ferguson yang seperti diceritakan Manchester Evening News, dibuat bingung kenapa United tidak mendekati Maguire lebih awal alias sebelum harganya mahal.

Pada 2013, United lagi-lagi mencoba merekrut Maguire. David Moyes, yang meneruskan tongkat estafet Sir Alex Ferguson berusaha memenuhi permintaan seniornya tersebut. Moyes memantaunya saat ia sudah bermain bersama tim utama Sheffield United. Saat itu, harga Maguire hanya 4 juta paun. Akan tetapi, transfer itu juga urung terjadi.

Cocok dengan Skema Solskjaer

Di era kepelatihannya, Solskjaer menginginkan United bisa membangun serangan dari lini belakang. Hal ini sesuai dengan perkembangan sepakbola modern yang ditonjolkan dengan beberapa tim yang memulai serangannya dari lini pertahanannya sendiri. Oleh karena itu, United membutuhkan sosok ball playing defender yang cakap.

Maguire masuk dalam kriteria ini. Ia punya kelebihan bisa mengalirkan bola ketika tim sedang membangun serangan atau ketika dalam proses serangan balik. United sendiri pernah punya pemain seperti ini dalam diri seorang Rio Ferdinand. Tidak jarang, Maguire disebut-sebut sebagai Rio Ferdinand baru karena atributnya yang mirip dengan legenda United tersebut.

Di lini belakang, Setan Merah sebenarnya sudah memiliki sosok ball playing defender dalam diri Victor Lindelof. Namun jika melihat statistik, rataan bola panjang yang dibuat Maguire (6,2 kali per laga) jauh lebih banyak ketimbang penggawa Swedia tersebut. Hal ini bisa memudahkan transisi United ketika melakukan serangan balik. Ini juga yang menjadi alasan betapa Manchester City juga menginginkan Maguire.

Pada final Liga Europa 2017 lalu, Mourinho bercanda dengan Smalling. Ia mengatakan, “Dengan kakimu, kami pasti tidak akan bermain dari belakang,” tuturnya. Saat itu, Mourinho nampaknya sudah ingin mengadopsi permainan sepakbola modern yang mengawali serangan dengan memainkan bola dari lini belakang. Oleh karena itu, ia merekrut Victor Lindelof meski sudah memiliki Eric Bailly dan Marcos Rojo yang juga punya kemampuan serupa. Sayang, dua pemain itu tidak pernah hadir dalam kondisi terbaiknya sehingga Mourinho kembali meminta pemain baru pada musim berikutnya dengan salah satu targetnya adalah Maguire.

Overpriced? Bisa Iya Bisa Tidak

Kedatangan Harry Maguire ke United membawa polemik. Ada pro dan kontra yang menyertainya. Alasan utamanya sudah pasti harganya yang dinilai orang-orang terlalu mahal. Tidak sedikit yang menyebut kalau Maguire akan menjadi pemain yang overpriced karena harganya tidak sebanding dengan kualitasnya yang dianggap biasa-biasa saja.

Apalagi, United kerap bermasalah dengan pemain yang dibeli mahal sejak era Sir Alex Ferguson. Angel Di Maria, Fred, Paul Pogba, Anthony Martial, dan Romelu Lukaku, adalah beberapa nama mahal United yang kesulitan menjawab ekspektasi para penggemarnya. Bahkan Di Maria hanya bertahan 11 bulan saja setelah memecahkan rekor klub.

Virgil van Dijk, pemain yang rekornya dipecahkan Maguire menyebut kalau harga mahal akan datang bersama tekanan yang mengikuti. VVD juga menyadari hal itu ketika ia baru pertama kali tiba di Anfield. Beruntung, ia bisa menjawab tekanan tersebut dan kini menjadi salah satu bek terbaik di dunia.

Overpriced atau tidaknya Harry Maguire baru bisa dinilai ketika musim sudah berjalan. Jika dia bisa mengatasi tekanan tersebut, maka harga Maguire nantinya tidak akan menjadi masalah. Selain itu, patut diketahui kalau dewasa ini beberapa kesebelasan memang sedang mencari pemain belakang dengan kemampuan ball playing defender yang bagus. Seiring taktik yang berkembang semakin modern, maka kebutuhan pemain belakang seperti ini akan terus naik. Hal ini terlihat dari 10 pemain belakang termahal dunia saat ini, lebih dari setengahnya dikuasai oleh para ball playing defender. Sebut saja Harry Maguire, Matthijs de Ligt, Virgil van Dijk, Aymeric Laporte, dan John Stones.