Manchester United sedang menikmati libur panjangnya selama kurang lebih tiga pekan. Akhir pekan kemarin mereka tidak main di Piala FA dan laga melawan Liverpool harus ditunda karena sang lawan bermain pada turnamen antar piala tersebut.
Meski begitu, United tidak sepi dari pemberitaan. Yang paling ramai dan tampaknya akan terus bergulir hingga musim ini berakhir adalah mengenai pencarian siapa manajer baru mereka untuk musim tepat. Hingga saat ini belum ada sosok yang benar-benar jelas mengisi kekosongan kekuasaan tersebut.
Menurut Mirror terdapat empat nama yang menjadi kandidat kuat sebagai juru racik taktik Manchester United yaitu Erik Ten Hag, Mauricio Pochettino, Julen Lopetegui, dan Luis Enrique. Sebenarnya, ada nama-nama lain yang juga dikabarkan masuk dalam pantauan seperti Julian Nagelsmann dan Thomas Tuchel. Namun melihat situasi dan kondisi, rasanya empat nama yang disebut Mirror ini yang paling realistis.
Lantas, bagaimana Track Record empat orang ini di dunia kepelatihan. Setelah sebelumnya kita berkenalan dengan kandidat pertama yaitu Erik Ten Hag, kini kita melihat rekam jejak karier pesaingnya yaitu Mauricio Pochettino.
Awal Karier Pochettino
Memiliki darah Italia, Pochettino sempat mencicipi beberapa olahraga seperti judo dan bola voli sebelum akhirnya memilih sepakbola setelah menonton pertandingan Piala Dunia 1978. Pada usia 13 tahun, Poche rela menempuh jarak 160 mile setiap dua kali seminggu untuk berlatih bersama Rosario Central di Santa Fe.
Sama seperti Erik Ten Hag, Pochettino juga mengawali kariernya di sepakbola sebagai pemain dan sama-sama berposisi bek tengah. Bedanya, karier Poche jauh lebih mentereng ketimbang Ten Hag.
Meski ia hanya memperkuat klub-klub yang kualitas medioker macam Newell’s Old Boys, Espanyol, PSG, dan Bordeaux, namun pria kelahiran Murphy ini menjadi salah satu bek tangguh di setiap klub yang ia perkuat. Ia juga pernah dipanggil timnas Argentina dan bermain pada Copa America 1999 dan Piala Dunia 2002.
Rekam Jejak Kepelatihan
Espanyol menjadi kesebelasan pertama yang dilatih oleh Poche. Januari 2009, ia menjadi pelatih ketiga untuk rival Barcelona tersebut yang sedang terpuruk di dasar klasemen pada saat itu. Dengan hanya memanfaatkan dua sesi latihan dan sebulan setelah ia menerima lisensi UEFA Pro, Poche di luar dugaan sukses menahan imbang Barcelona 0-0 pada laga debutnya.
Nasib tim kemudian terus meningkat hingga akhirnya mereka bisa finis di papan tengah dan sempat menang 2-1 melawan rival sekota mereka itu di liga yang menjadi kemenangan pertama Espanyol di Camp Nou selama 27 tahun. Yang menarik, Poche saat itu melatih sembilan pemain yang sebelumnya adalah rekan setimnya di tahun terakhir dirinya aktif menjadi pemain sepakbola.
Pada tahun 2013, ia mencicipi kerasnya Premier League untuk melatih Southampton menggantikan Nigel Adkins. Pada musim penuhnya sebagai manajer The Saints, Poche membawa tim ini di posisi delapan yang menjadi posisi tertinggi klub sejak 2003.
Hanya satu setengah musim bagi Poche melatih Southampton karena ia cepat-cepat digaet oleh Tottenham Hotspur. Bersama klub London Utara inilah namanya mulai dianggap sebagai salah satu manajer terbaik di Inggris. Sayangnya, ia harus berpisah dengan Spurs pada 2019 setelah performa buruk klub tersebut sepanjang musim 2019/20. Sempat istirahat sebentar dari dunia kepelatihan, ia kemudian kembali pada awal 2021 untuk melatih PSG sampai sekarang.
Bagaimana Prestasi Pochettino Selama Menjadi Pelatih?
Selama menjadi pelatih, gelar Pochettino memang tidak banyak. Gelar pertamanya baru diraih pada Januari 2021 atau 12 tahun setelah dirinya mencicipi dunia kepelatihan yaitu Trophee des Champions. Lima bulan kemudian, ia meraih titel keduanya yaitu Coupe de France. Sayangnya, PSG gagal ia bawa menjadi juara liga karena kalah saing dari Lille.
Prestasi mentereng Pochettino sebagai pelatih adalah ketika ia bisa membawa tim yang kualitasnya rata-rata ke tempat yang lebih tinggi. Hal itu ia buktikan bersama Soton dan Spurs. Berkat tangan dinginnya, rival Arsenal itu bisa meraih posisi runner-up Liga Inggris 2017, dan Piala Liga 2015, serta kerap langganan main di Liga Champions. Pada 2019, ia sukses membawa Spurs ke final ajang bergengsi Eropa itu untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Apa yang Disukai Dari Pochettino?
Pochettino menyukai gaya sepakbola menyerang dengan pressing tinggi dalam formasi 4-2-3-1. Ia juga menginstruksikan timnya untuk membangun serangan dari belakang. Baik di Soton dan Spurs Pochettino tidak membangun tim di sekitar satu atau dua pemain saja. Meski memiliki pemain kunci, namun timnya tetap menekankan permainan kolektif.
Selain itu, ia juga dikenal suka menyulap pemain non terkenal menjadi pemain yang ditakuti. Sebut saja Adam Lallana, Son Heung Min, Eric Dier, Dele Alli, dan Harry Kane, adalah beberapa nama yang bersinar ketika dilatih oleh Pochettino.