Sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, United begitu royal membeli pemain-pemain dengan harga yang sangat tinggi. Fellaini 28 juta paun, Angel Di Maria 59,7 juta paun, Anthony Martial 50,4 juta paun, Paul Pogba 90 juta paun, Romelu Lukaku 75 juta paun, dan yang terakhir adalah Fred dengan 47 juta paun.

Akan tetapi, gelontorang uang yang mereka keluarkan kerap tidak mendapatkan hasil yang sebanding dari performa pemain tersebut di atas lapangan. Fellaini dan Di Maria sudah pergi dari Manchester, trio Martial, Pogba, dan Lukaku bermasalah dengan konsistensi, sedangkan musim pertama Fred berjalan berantakan.

Hal ini yang membuat MU nampak berhati-hati pada bursa transfer kali ini. Seolah belajar dari pengalaman, mereka kini memilih untuk tidak lagi jor-joran seperti sebelumnya. Mereka mencoba untuk tidak lagi merekrut pemain mahal. Sebaliknya, pemain-pemain potensial berharga murah yang menjadi sasaran untuk diboyong ke Old Trafford.

Hal ini didukung penuh oleh Wayne Rooney. Pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah United ini meminta Ole Gunnar Solskjaer untuk menghindari nama-nama yang termasuk mahal di bursa transfer. Pemain yang akrab dijuluki Wazza ini merasa ada baiknya United mengambil pemain-pemain muda demi membentuk tim yang bisa diberdayakan untuk jangka panjang. Bukan tim instan yang sering mereka lakukan beberapa tahun terakhir.

“Hal pertama yang harus dilakukan Ole adalah membangun skuad ini dan saya berpikir kalau membawa satu sampai dua pemain berharga 100 juta paun tidak akan membantu para pemain yang sudah berada di sana. Dia lebih baik menghabiskan 30 sampai 40 juta paun untuk pemain-pemain penuh potensi dan bisa membangun skuad untuk jangka waktu lima sampai enam tahun bersama pemain-pemain tersebut,” tutur Rooney kepada BBC.

Ucapan pemain yang akrab disapa Wazza ini secara tidak langsung meminta Solskjaer untuk bisa menangani Setan Merah dalam tempo yang sangat lama. Ole sendiri mendapatkan kontrak selama tiga musim. Tiga musim yang amat berat mengingat kata proses sudah hilang dari kamus klub ini dan berganti dengan rasa tidak sabar dari para pendukung, bobroknya manajemen, inkonsistensi pemain, dan pengambilan keputusan yang terburu-buru.

“Tim sekelas United bisa saja mendatangkan pemain seperti Ronaldo, Messi, Ramos, dan Bale. Tetapi pemain-pemain tersebut bisa menghabiskan biaya hingga 350 juta paun dan Anda hanya mendapatkan dua tahun dari mereka dengan uang sebanyak itu,” tuturnya menambahkan.

“Klub perlu membangun kembali dengan pemain yang lebih muda dan cukup bagus. Saya merasa kalau penggemar United sekarang sudah mengerti kalau mereka tidak akan bersaing untuk merebut gelar Premier League pada musim depan.”

“Biarkan Ole punya waktu membangun tim untuk dua sampai tiga tahun ke depan. Tim yang akan bersaing di Premier League dan Liga Champions. Dalam dua tahun ke depan, tim-tim seperti United, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham, akan mencoba mendekati level Liverpool dan Manchester City.”

Harga Tinggi Para Target United

Sebelum Rooney memberikan saran tersebut, United sebenarnya sudah lebih dulu melakukannya. Beberapa waktu lalu, mereka mengumumkan kedatangan Daniel James dari Swansea City dengan banderol 15 juta juta paun. Harga yang sudah pas dengan keinginan Rooney bahkan kurang dari saran yang ia berikan.

Akan tetapi, saran Rooney tersebut nampaknya tidak sesuai dengan kenyataan yang dialami United saat ini. Mereka memang mengincar pemain-pemain muda penuh talenta yang tersebar di seluruh klub-klub Premier League. Akan tetapi, banderol mereka tidak sesuai bahkan melebihi apa yang dikira banyak orang.

Salah satunya adalah Harry Maguire. Bek tengah Leicester City ini dibanderol 80 juta paun yang bahkan membuat tim sekaya Manchester City saja mundur secara perlahan. Selain Maguire ada Aaron Wan-Bissaka yang dipasang harga 70 juta paun. Rekan setim Maguire yaitu James Maddison bahkan sudah diberikan label 60 juta paun meski baru menjalani musim pertama di Premier League.

Daniel James sendiri diberitakan hanya incaran kedua alias alternatif setelah United gagal mendapatkan Ryan Fraser. Runner-up asis terbanya Premier League tersebut dihargai Bournemouth sebesar 40 juta paun. Hanya berselisih tujuh juta dari banderol Fred yang sudah merasakan kompetisi elit macam Piala Dunia dan Liga Champions.

Oleh penulis Pandit Football, Dex Glenniza, fenomena ini disebut sebagai junk foodnya sepakbola. Para pemain Premier League atau pemain asli Inggris kerap dihargai mahal, memiliki nilai tawar yang sedikit, namun kualitasnya tidak bagus-bagus amat. Mirip seperti makanan junk food yang harganya mahal, tidak banyak memiliki nilai tawar, dan rasanya sebelas-duabelas seperti makanan warteg.

Hal ini sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun kebelakan. Saat nama-nama seperti Andy Carroll, Luke Shaw, Adam Lallana, Callum Chambers, Danny Welbeck, Phil Jones, hingga Alex Oxlaide Chamberlain, menguras kas klub peminatnya dengan jumlah yang lumayan besar.

Inilah yang sedang dialami United sekarang. Mereka tidak memiliki nilai tawar yang bagus di lantai bursa. Sebaliknya, tuntutan akan kehadiran pemain baru semakin besar. Belum lagi efek media yang membuat si pemain incaran mendadak memiliki harga setara pemain kelas dunia. Situasi yang dimanfaatkan klub pemilik mencari cara untuk menguras kas klub sekelas United yang memiliki uang yang tidak berseri. Sementara mencari pemain dari Divisi Dua sangat sulit karena kualitasnya mereka cukup sedikit yang pantas bermain di Premier League.