Wartawan Daily Mirror, Simon Mullock, berusaha untuk selalu berhati-hati saat melontarkan pertanyaan pada Sir Alex Ferguson. Ia tak mau nasibnya sama dengan wartawan Manchester Evening News yang diboikot oleh Manchester United. Gara-garanya mereka menulis kalau Fergie akan pensiun.

Mullock saat itu mendapatkan kesempatan wawancara eksklusif bersama Fergie yang dilakukan di boks eksekutif Sir Bobby Charlton Stand di Old Trafford. Dalam wawancara jelang musim 1997/1998 tersebut, kondisinya adalah Fergie memenangi gelar keempat dalam lima musim. Namun, mereka kalah di semifinal Liga Champions yang bikin rumor kalau Fergie mau pensiun.

Pembicaraan keduanya pun mulai mengalir. Saat topik mengarah pada Eric Cantona yang pensiun di akhir musim sebelumnya, Fergie tiba-tiba memberikan pernyataan mengejutkan: Ia berencana pensiun pada 2002 di umurnya yang 60 tahun.

Alasan utama Fergie adalah ia merasa kalau tingkat stres yang akan ia rasakan bakal memuncak lima tahun lagi. Bagaimana tidak? Fergie yang menjadikan Manchester United kembali disegani bahkan menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Apalagi, ia sudah bisa dibilang berhasil baik secara prestasi maupun finansial.

Fergie mencontohkan ayahnya yang wafat pada usia 67 tahun. Namun, ia tak dapat menikmati masa pensiunnya itu setelah bekerja di galangan kapal di Govan. Fergie, tak ingin seperti ayahnya yang tak bisa menikmati masa pensiunnya itu.

Berita soal rencana pensiunnya Fergie langsung menyebar. United pun punya waktu lima tahun untuk mencari manajer baru. Pada musim gugur 2021, Sven-Goran Eriksson menjadi kandidat terkuat. Ia punya pengalaman melatih di Portugal dan juga Italia. Statusnya saat itu adalah pelatih tim nasional Inggris. Eriksson juga hampir membawa Inggris lolos ke Piala Dunia 2002 usai mengalahkan Jerman 5-1.

Fergie cerita kalau istrinya, Cathy-lah yang berperan besar membujuknya untuk tidak segera pensiun. Saat itu, manajemen United belum bertanya pada Fergie soal siapa penerusnya. Namun, santer terdengar kalau Eriksson bahkan sudah hampir tanda tangan kontrak. Fergie tak mau kalau harus menyerahkan kunci kejayaan United pada Eriksson.

Apa alasannya?

Eriksson Hampir Jadi Manajer United

Dalam Sir Alex Simply The Best, Harry Harris menulis kalau Eriksson akan meraup untuk dari apa yang diwariskan Fergie di United. Soalnya, Eriksson punya segalanya untuk mengejar bahkan melampaui capaian Fergie bersama The Red Devils.

Eriksson bahkan sudah tanda tangan kontrak yang saat itu diageni oleh Pini Zahavi. Sampai akhirnya Fergie mengubah keputusannya. Menurut Pini, faktor keluarga yang berperan besar karena Fergie masih terlalu muda untuk pensiun dari sepakbola. Sehingga, Pini merasa kalau tak jadi pensiunnya Fergie bukan karena Eriksson.

Eriksson sendiri dalam Sven: My Story, menulis kalau ia sangat ingin menjadi manajer Manchester United. Ia bertemu dengan Pini yang ada di sana dengan CEO United, Peter Kenyon. Eriksson setuju untuk menjadi manajer United. Kenyon pun memberi syarat: semua kesepakatan ini baru akan diumumkan usai Piala Dunia 2002.

Kontrak pun ditandatangani oleh Eriksson. Namun, beberapa pekan berselang, Pini kembali mengajak bertemu dan Eriksson tau kalau ada sesuatu yang tidak beres. Kenyon menjelaskan kalau Fergie mengubah keputusannya kalau ia tak akan pensiun. Eriksson pun menerima dan meneruskan pekerjaannya sebagai manajer timnas Inggris.

Eriksson menganalisis kalau Fergie tak jadi pensiun karena di musim terakhirnya United main jelek; dan Fergie tak mau mengakhiri kariernya dengan cara seperti itu.

Eriksson sendiri tidak peduli apakah gara-gara dia Fergie tak jadi pensiun. Soalnya, Eriksson pun tak rugi, karena ia masih punya pekerjaan, yakni sebagai manajer timnas Inggris. Namun, sampai kini, Pini masih punya kontrak yang bertuliskan kalau Eriksson adalah manajer baru Manchester United.

Eriksson dan Ferguson sama-sama saling menghormati. Namun, Fergie kerap “mengganggu” pekerjaannya sebagai pelatih timnas. Fergie selalu mengeluh jelang laga timnas Inggris. Ia merasa kalau laga persahabatan tidak ada gunanya. Malah bisa mengganggu persiapan United di liga dan bisa menjadi sumber cedera.

Karena hal ini, Fergie sering meneleponnya. Ia meminta agar tidak memanggil pemain Manchester United dan mengklaim kalau pemainnya cedera. Namun, Eriksson tak mau dibodohi. Ia akan memanggil pemain manapun yang berguna buatnya.

Pernah ketika Rio Ferdinand dihukum oleh FA karena tak menghadiri tes doping, Fergie memaksanya untuk memanggil Rio. Eriksson menolak karena CEO FA, Mark Palios, melarang Eriksson memanggil Rio. Namun, Fergie terus memaksa.

Eriksson menilai kalau Fergie begitu mati-matian membela United. Ia kesal sekaligus kagum karena itu adalah sifat baik yang mesti dimiliki seorang manajer.

Cerita lainnya adalah saat Fergie melarang Eriksson membawa Wayne Rooney ke Piala Dunia 2006. Jadi, saat itu, Rooney keluar terpincang-pincang di 10 menit terakhir melawan Chelsea. Dokter timnas Inggris, Leif Sward, ada di sana dan mau mengecek kondisi Rooney. Namun, Ferguson melarangnya masuk ke ruang ganti.

United mengumumkan kalau Rooney mengalami cedera metatarsal. Fergie pun menelepon Eriksson dan bilang kalau Rooney tak boleh dipilih buat Piala Dunia. Eriksson tak percaya. Ia pun membawa dokter timnas ke tempat latihan timnas Inggris. Ferguson bilang kalau Rooney tak akan sembuh tepat waktu.

Setelah dicek, Leif marah dan menyebut kalau Fergie berbohong. Leif bilang kalau Rooney akan sembuh tepat waktu. Kalaupun telat, ia cuma tak bisa main di laga pertama.

Setelah pulang, hidup Eriksson masih belum tenang. Ia kembali ditelepon Fergie yang berteriak padanya. Ia bilang kalau Rooney dipanggil itu akan mempersulit hidupnya. Eriksson teguh pada pendiriannya dan sejak saat itu, Fergie tak pernah meneleponnya lagi sebagai manajer timnas Inggris.

***

Di musim terakhirnya itu, para pemain muda binaannya kini sudah dewasa dan musim terakhirnya berakhir buruk: peringkat ketiga di Premier League, kalah di piala domestik, dan tersingkir di babak semifinal Liga Champions.

Fergie tak ingin pensiun sebagai seorang pecundang. Ia akhirnya memutuskan untuk terus melatih meski hadir dua klub yang berasal dari minyak: Chelsea dan Manchester City. Sejak saat itu, hingga ia benar-benar pensiun, enam gelar Premier League dan satu Liga Champions berhasil dipersembahkan Fergie. Ia pun menutup musim terakhirnya dengan menjuarai Premier League; sekaligus trofi liga terakhir United hingga saat ini.