Foto: Manchester Evening News

Bermain bersama tim utama Manchester United merupakan impian bagi setiap pemain yang sedang menimba ilmu di akademi mereka. Bersama tim utama, mereka akan mendapatkan segala kemewahan. Gaji yang besar, jutaan pasang mata yang menonton, serta fasilitas tempat latihan yang eksklusif, adalah sebuah privilege yang akan mereka raih jika berhasil menembus tim utama.

Namun tidak semua keistimewaan itu bisa didapat. Mereka yang tersingkir akan menerima nasib yang berkebalikan dengan mereka yang sukses melaju ke tim utama. Gaji yang tidak besar, fasilitas latihan yang biasa saja, dan hanya ribuan penonton yang menyaksikan mereka. Apalagi kalau mereka hanya bermain di klub yang kualitasnya bertingkat-tingkat di bawah MU.

Sean Goss, RoShaun Williams, dan Donald Love adalah tiga nama yang gagal menembus tim utama MU. Yang menarik, ketiganya justru bereuni di Shrewsbury, kesebelasan yang kini bermain pada kompetisi level tiga Inggris, League One.

Williams keluar dari MU pada Januari 2019 dan langsung menuju Shrewsbury, sedangkan kedua rekannya sudah lebih dulu meninggalkan MU dan sempat bermain di klub lain. Love meninggalkan MU pada 2016, setahun setelahnya giliran Goss yang pergi. Mereka keluar dengan alasan yang sama yaitu sama-sama tidak melihat masa depan mereka di kota Manchester.

“Sulit memang memilih jalan ini (keluar dari MU), tapi saya pikir Anda bisa menilai kalau waktu Anda sudah habis,” tutur Love kepada Manchester Evening News yang kepergiannya dari MU bersamaan dengan Paddy McNair. Dibanding dua rekannya, Love jauh lebih beruntung karena ia sempat mencicipi dua penampilan timnas senior bersama Louis van Gaal.

“Ketika Anda meninggalkan United, Anda ingin pergi ke tempat yang menjanjikan Anda untuk bermain lebih sering. Sayangnya, saya tidak mendapatkan banyak permainan seperti yang saya mau,” tutur Sean Goss.

Goss menjalani fase yang cukup sulit dibanding dua rekannya. Ketika dia memutuskan keluar dari United, ia lebih dulu memperkuat beberapa tim seperti QPR, Rangers, dan St Johnstone. Sayangnya, tidak banyak kesempatan yang bisa ia rasakan. Barulah ketika ia bersama Shrewsbury kesempatan bermain secara rutin bisa didapat.

“Datang ke sini adalah pilihan yang sempurna karena saya bisa menunjukkan permainan terbaik yang pernah saya miliki. Apalagi ada Ro Shaun Williams di sini sebelum saya hadir. Kami bisa berbicara dengan Ro dan mendengar apa yang dia katakan tentang klub. Dia bermain setiap minggu dan itu sangat membantu kita karena dia sudah mengenal kami,” tuturnya.

Mereka bertiga sama-sama dianggap sebagai calon pemain MU pada masa depan. Williams bahkan diprediksi semakin dekat bersama tim utama. Dia adalah kapten tim U-23 United dan sahabat dekat dari Marcus Rashford. Namun persaingan bek tengah yang melibatkan Victor Lindelof, Chris Smalling, Phil Jones, Eric Bailly, dan Marcos Rojo pada saat itu membuat dirinya mantap untuk meninggalkan MU.

“Saya tidak melihat adanya masa depan di United. Saya ingin pergi dan bermain. Jadi saya berbicara dengan beberapa orang tentang keputusan itu dan saya akhirnya pergi. Itu adalah keputusan yang tepat bagi saya,” ujarnya.

Namun meninggalkan MU tidak serta menyelesaikan masalah. Mereka akan dipandang buruk oleh para penggemarnya. Mereka akan dicap sebagai pemain yang mudah menyerah, tidak mau berusaha, dan tidak optimis kalau dengan talenta yang dipunya, mereka bisa menembus skuad utama. Sesuatu yang disadari betul oleh Sean Goss dan kedua rekannya.

“Saya kadang-kadang dipandang negatif akibat keputusan ini namun itulah interpretasi orang. Di United ada banyak sekali pemain dan tidak semua orang bisa berhasil, bukan? Keluar bukan hal yang buruk karena kami menginginkan menit main setiap minggu. Bahkan ketika kami kembali bertemu mantan pemain United lain saat liburan atau ketika makan, mereka sama sekali tidak memandang kami negatif.”

“Anda harus menghadapi tekanannya yang tidak semua orang bisa melaluinya. Itulah sebabnya para pemain yang berhasil itu ada di United setiap minggu karena mereka bisa menghadapinya. Marcus Rashford contohnya. Dia ingin bermain untuk United, sama seperti kami bertiga. Tapi kami tidak berhasil, namun itu berhasil untuknya.”

Musim ini, Manchester United sedang gemar-gemarnya mengembangkan pemain muda untuk bermain lebih sering di tim utama. Rata-rata dari mereka sejauh ini tampil memukau. Sebut saja Axel Tuanzebe, Scott McTominay, dan Brandon Williams. Oleh RoShaun Williams, pemain muda yang dimiliki sekarang bisa membawa MU kembali menjadi yang terbaik di Inggris dan juga Eropa.

“United saat ini sedang menjalani periode yang sulit, tetapi kinerja mereka akan jauh lebih baik pada jangka panjang. Saya merasa beberapa tahun ke depan pemain ini berkembbang menjadi pemain hebat dan United kembali menjadi tim hebat di Inggris dan Eropa,” tuturnya.

***

Sama seperti pemain-pemain akademi lainnya, mereka bertiga pada awalnya pasti diliputi rasa optimis kalau mereka bisa menjadi pemain utama Manchester United. Namun ketika realita tidak berpihak kepadanya, maka mereka pun berubah menjadi sosok yang lebih realistis. Dan menjadi realistis adalah pilihan yang diambil tiga orang ini.

Tidak ada lagi dalam pikiran mereka untuk mengangkat trofi Premier League atau bermain di Liga Champions bersama United. Saat ini, harapan mereka hanya satu yaitu membawa Shrewsbury bermain di Divisi Championship.