Selama menjadi suporter Manchester United, kita pasti disuguhkan dengan rentetan rekor gemilang yang dibuat oleh para legendanya. Rooney dengan top skor terbanyak sepanjang sejarah klub, George Best dengan gol terbanyak dalam satu pertandingan, dan Ryan Giggs dengan rekor asis dan penampilan terbanyak sepanjang sejarah.
Akan tetapi, rekor-rekor tersebut kemungkinan besar bisa dipecahkan oleh siapa pun cepat atau lambat. Namun, ada satu rekor yang kemungkinan besar sulit dipecahkan oleh siapa pun yang nantinya akan bermain bersama United. Rekor itu milik pemain yang mungkin namanya asing di telinga suporter United, Nick Culkin.
**
Pekan keempat Premier League musim 1999/2000 mempertemukan dua musuh bebuyutan yaitu Manchester United dan Arsenal. Laga berlangsung di stadion Highbury. Pertandingan saat itu sudah memasuki menit ke-90 dan tuan rumah, yang tertinggal 1-2, mendapat tendangan bebas di sisi kanan untuk menyamakan kedudukan.
Sepakan Dennis Bergkamp selaku eksekutor sukses disundul oleh kepala Matthew Upson. Bola sundulan Upson berhasil diblok oleh penjaga gawang Raimond Van Der Gouw. Akan tetapi, Martin Keown masih berusaha untuk menghujam bola ke dalam gawang yang berakibat wajah Gouw terkena hantaman lutut Keown.
Penjaga gawang asal Belanda itu langsung terkapar dan tidak bisa melanjutkan permainan. Di bangku cadangan, ada penjaga gawang berusia 21 tahun bernama Nick Culkin. Ia akhirnya masuk menggantikan Gouw.
Culkin berlari dari bangku cadangan menuju gawang United lalu merapikan bola untuk bersiap melakukan tendangan bebas. Bola kemudian ditendang dengan kaki kiri Culkin dan “Priit…priit…priit”. Pertandingan berakhir.
Manchester United menang dengan skor 2-1. Di sisi lain, Culkin membuat sebuah rekor sebagai pemain yang mencatatkan debut paling singkat bersama United. Menghitung dari masuknya Culkin menggantikan Gouw hingga ketika ia melepaskan tendangan bebas, ia hanya bermain selama 30 detik.
Tidak ada yang bisa melawan rekor ini. Pasalnya, itulah penampilan pertama dan satu-satunya Culkin selama membela Setan Merah. Sejak debut ikoniknya tersebut, ia tidak pernah lagi membela United. Bahkan, ia tidak pernah lagi bermain di Premier League karena mayoritas kariernya dihabiskan utnuk tim-tim divisi bawah. Otoritas Premier League mencatat namanya sebagai pemain dengan catatan karier terpendek di Premier League.
Hal ini membuat Culkin sempat menjadi tertawaan banyak orang. Bagaimana tidak, Ali Dia, yang dianggap sebagai penipu terbesar sepanjang sejarah Premier League saja masih diberikan kesempatan main selama 55 menit oleh Southampton. Sementara Culkin, yang dianggap sebagai penjaga gawang masa depan United, hanya bermain kurang dari satu menit.
Akan tetapi, pengalaman tersebut terasa cukup gila bagi Culkin. Ia memang hanya bermain kurang dari satu menit, namun ia merasakan kalau atmosfer pertandingan saat itu seperti laga final Liga Champions. Meski rekornya negatif, Culkin berusaha mencari sisi positif dari kejadian tersebut. Setidaknya, ia bisa membuat clean sheet dan menjalani perintah tim pelatihnya dengan baik.
“Ketika Rai (Van Der Gouw) cedera, saya melihat Rob Swire, fisioterapis United, untuk melepaskan rompi. Manajer kemudian berkata, “Nick, kamu main.” Sejak itu saya langsung kaget, “Apa? Nick Culkin main melawan Arsenal?”
“Tidak ada pemanasan atau apa pun, namun Steve McClaren (asisten Fergie) mengatakan: “Nick, letakkan bola tepat di atas kepala Sylvinho.” Oke tidak masalah bagi saya. Lalu, Henning Berg datang dan menawarkan dirinya untuk mengambil tendangan bebas. Dia merasa saya belum siap karena tidak ada pemanasan.”
“Saya tolak permintaan Berg, karena itu (tendangan bebas) adalah kesempatan yang tidak mau saya lewatkan. Saya mendengar banyak pelecehan verbal dan lemparan koin yang diberikan kepada saya, namun itu tidak mengurangi kesiapan saya mengambil tendangan bebas. Saya menendang dan saya melakukannya tepat di tempat yang Steve inginkan (kepala Sylvinho). Lalu permainan berakhir.”
“Saya merasa seperti pemenang Piala Dunia. Kami baru saja mengalahkan Arsenal. Saya juga membuat clean sheet. Meski tim sudah kebobolan, namun saya menjaga gawang dengan bersih. Saya mendapat bonus sekitar 1.100 paun (19 juta rupian dengan kurs sekarang) hasil dari clean sheet dan kemenangan yang kita raih. Saya ingat Sir Bobby Charlton tertawa dengan rekor saya ini,” tutur Culkin dalam rubrik Utd Unscripted dalam situs resmi Setan Merah.
Selepas pertandingan, Culkin sebenarnya berharap dirinya bisa mendapat kesempatan tampil lebih sering. Akan tetapi, Van Der Gouw ternyata pulih dengan cepat dan kembali menjadi andalan di bawah mistar. Kedatangan Massimo Taibi kemudian benar-benar menutup karier Culkin karena dia hanya menjadi pilihan keempat setelah Gouw, Mark Bosnich, dan Taibi.
Culkin kemudian dipinjamkan ke beberapa klub seperti Hull City, Bristol Rovers, dan Livingston. Ia akhirnya benar-benar dijual secara permanen pada tahun 2002 ke QPR. Tiga tahun kemudian, ia memutuskan pensiun setelah menderita cedera lutut.
Pada 2010, ia kembali bermain sepakbola. Kali ini bersama Radcliffe Borough, kesebelasan level tujuh dalam tatanan sepakbola Inggris. Pada 2014, ia memperkuat tim tandingan dari Manchester United yaitu FC United of Manchester. Lagi-lagi ia membuat rekor sebagai satu-satunya pemain yang pernah memperkuat dua klub tersebut.
Sepanjang kariernya, ia hanya punya tiga medali perak hasil duduk di bangku cadangan dalam dua laga Community Shield (1998 dan 1999) dan Piala Super Eropa (1999). Namun hal itu tidak menutupi fakta kalau dia menjadi tertawaan orang berkat rekor uniknya tersebut.
Namun Culkin sendiri justru bangga dengan rekor tersebut. Persetan dengan tertawaan atau olok-olok orang, yang ada di pikiran dia adalah kebanggaan pernah memakai baju United pada laga sekelas Premier League.
“Saya memiliki karier United terpendek dan karier Premier League terpendek, dua catatan yang tidak bisa dikalahkan. Namun saya merasakan emosi karena saya bangga dengan hal itu. Orang-orang boleh tertawa, tetapi ada jutaan penggemar United di dunia yang akan memberikan apa saja untuk mewakili klub ini. Itulah yang saya lakukan dan itu tidak bisa dibuat oleh siapa pun. Memang hanya beberapa detik, tapi saya punya perjalanan yang sulit untuk sampai ke sana,” tuturnya.
Bahagia itu sederhana. Begitulah ketika kita melihat kisah Culkin. Bagi orang lain, 30 detik bermain di Premier League mungkin terasa menyakitkan. Namun bagi dirinya, 30 detik tersebut membuatnya serasa seperti memenangi sesuatu bersama Manchester United.
Geser ke menit 23:23 untuk melihat aksi singkat Culkin