Wes Brown memang bukan pemain belakang setenar Rio Ferdinand atau Nemanja Vidic. Namun Brown adalah salah satu sosok yang memiliki kontribusi besar dalam kejayaan United bersama Sir Alex Ferguson. Ia termasuk satu dari empat pemain yang bisa merasakan dua gelar Liga Champions di era Fergie. Bersanding dengan Gary Neville, Paul Scholes, dan Ryan Giggs.

Pemain asli Manchester ini juga termasuk salah satu pemain yang memiliki caps terbanyak. 13 tahun berseragam merah, ia mengumpulkan 362 penampilan. Angka ini jauh lebih banyak dibanding pemain lain yang jauh lebih populer dibanding Brown seperti Van Der Sar, Andy Cole, hingga Cristiano Ronaldo.

Beberapa waktu lalu, Brown berkesempatan melakukan sesi wawancara bersama United Review. Dalam wawancara tersebut, Brown diminta kembali untuk mengenang perjalanan kariernya. Bagaimana awalnya dia mengenal sepakbola, bermain untuk United, hingga memutuskan hengkang akibat kedatangan para pemain muda.

Perkenalan dengan Sepakbola

“Kenangan saya terkait sepakbola adalah ketika menyaksikan Danny Wallace. Pada usia 10 atau 11 tahun, saya bermain di sayap kanan dan saya berharap ingin seperti Danny Wallace. Selain itu, perkenalan saya dengan sepakbola juga diawali dengan menyaksikan Piala Dunia tahun 1990 di Italia meski saya sudah mengingat Piala Dunia empat tahun sebelumnya (1986).”

Menjadi Pemain Sepakbola

“Saya memiliki jalan karier yang berbeda. Saya tidak bermain di level Sunday League sampai usia 11 tahun. Saya justru mengawali karier sebagai atlet karate. Saya ingin mendapatkan semua sabuk tetapi saya gagal dua kali dalam ujian sabuk hitam pada usia sembilan tahun. Saya kemudian mengatakan kepada Ayah kalau saya tidak mau main karate lagi dan memilih bermain sepakbola. Lalu saya bergabung dengan Fletcher Moss. Dari situlah United menemukan saya. Lalu saya juga masuk di pusat latihan nasional di Lilleshall dan saya menandatangani kontrak profesional dengan United pada usia 17 tahun.”

Debut Saya

“Kami latihan pada hari Jumat dan Gary Pallister berkata kalau saya akan main. Pally adalah seorang pelawak, tapi kata-katanya membuat saya tidak bisa tidur. Ternyata saya tidak bermain (sejak awal) dan itu melegakan. Lalu pada menit ke-60, manajer menyuruh saya pemanasan. Saya kaget karena hal itu (bermain) tidak pernah ada dalam pikiran saya. Laga debut saya melawan Leeds di laga terakhir musim 1997/98. Arsenal sudah menjuarai liga sehingga manajer menempatkan beberapa pemain muda di bangku cadangan. Saya lalu menggantikan Pally dan saya beradu dengan Jimmy Floyd Hasselbaink. Saya lalu memenangi sebuah duel dan aku ingat ketika aku menjauhkan bola, Jimmy berkata, “Wes, pelan-pelan nak!’ Saya hanya bisa merinding karena dia tahu nama saya.”

Musim Favorit

“Mungkin musim 1998/99 karena itu adalah musim penuh pertama saya. Kami bermain melawan banyak tim hebat. Tidak hanya di Premier League tetapi juga di Eropa. Saya tidak bermain sejak perempat final, tetapi saya banyak terlibat dalam babak grup dan itu adalah pengalaman pertama yang luar biasa. Musim sepakbola terbaik saya adalah 2007/08 ketika memenangi Liga Champions, tetapi tidak ada yang lebih baik dari musim treble.”

Pertandingan Terbaik

“Saya selalu menyukai semifinal Liga Champions 2008 melawan Barcelona. Ketika Scholes mencetak gol, saya berada persis di belakangnya bersama Rio (Ferdinand). Laga itu sulit karena satu gol saja yang masuk ke gawang kami, maka kami akan tersingkir. Namun seluruh pemain kami tampil fokus. Itu adalah sesuatu yang ingin kami lakukan dan kami punya para pemain terbaik.”

Teman Terbaik

“Ada beberapa, tetapi saya akan pilih John O’Shea. Saya pada dasarnya memainkan seluruh karier saya dengan Sheasy. Bahkan ketika kami pergi dari United, kami menuju tim yang sama yaitu Sunderland. Ada beberapa teman dekat lain seperti Darren Fletcher, Rio Ferdinand, Wayne Rooney, dan Patrice Evra. Kami semua masih berhubunga dan sering mengobrol di grup WhatsApp.”

Momen Paling Membanggakan

“Mungkin debut saya dan mencetak gol pertama saya. Anda meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun dan ketika Anda berkata kalau Anda akan menjadi pemain United, maka ucapan Anda sulit untuk dipercaya. Ada banyak hal tidak baik ketika melakukan debut seperti Anda bermain buruk, tapi saya memiliki beberapa laga bagus dan saya tiba-tiba masuk skuad utama beberapa kali dan memainkan laga sebanyak mungkin.”

Lawan Terberat

“Arsenal, Chelsea, dan Liverpool. Namun ketiganya bukan penantang gelar saat itu. Sementara pemain tersulit yang pernah saya lawan adalah Zinedine Zidane. Dia bermain di mana-mana. Ketika saya mendekatinya, dia hanya membuka ruang untuk pemain lain di samping saya. Jika saya tidak mendekatinya, maka dia akan punya banyak waktu dengan bola.

“Pemain lain adalah John Hartson dan Duncan Ferguson. Saya suka bermain dnegan orang-orang ini karena mereka tangguh. Anda belajar sepanjang pertandingan bagaimana Anda bermain. Saat itu saya masih muda dan itu adalah sesi belajar yang baik untuk saya.”

Karier Internasional

“Saya tidak bermain di banyak laga bersama timnas Inggris meski sudah bermain 11 tahun. Namun itu tetap hal yang bagus. Kami memiliki beberapa pemain hebat saat itu. Salah satu momen terbaik saya adalah ketika pergi ke Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang, namun sorotan utama adalah ketika saya mencetak gol ke gawang Rep Ceko pada 2008.”

Atribut Terbaik

“Bertahan. Saya tidak suka untuk maju ke depan. Jika ada gol yang masuk ke gawang saya, maka saya akan sangat kesal. Fokus utama adalah menjaga gawang tetap clean sheet dan saya menyukainya. Membuat tekel, melakukan sapuan, dan memenangi duel udara, adalah hal yang saya sukai.”

Meninggalkan United

“Pada akhirnya, saat untuk pergi akan datang. Manajer membawa Smalling, Fabio, Rafael, dan saya mengalami beberapa cedera sehingga saya tidak bisa bermain di banyak pertandingan. Anda harus bugar jika ingin bermain untuk United. Pertandingan terakhir saya adalah melawan Bolton pada 2011 dan sejak saat itu saya tahu kalau saya sudah jauh di baawh standar. Saya tidak bisa mengeluh karena mereka butuh pemain terbaik sepanjang waktu.”

United Sekarang

“Saya menyaksikan pertandingan mereka. Saya tidak akan menonton mereka ketika saya masih bermain untuk klub lain, untuk memberikan rasa hormat saya. Sekarang saya beruntung bisa mengikuti banyak kegiatan bersama klub seperti pada tur pra-musim kali ini. Saya terkesan dengan apa yang dibuat Ole. Mudah-mudahan kita memiliki musim yang baik. Saya tidak sabar untuk itu.”