Foto: Mirror.co.uk

Bagi Gary Neville, ada tiga momen yang hampir membuatnya menangis semasa masih membela Manchester United. Beruntung bagi dirinya karena momen tersebut tidak sampai membuatnya menitikkan air mata.

“Ada tiga momen yang membuat saya hampir menangis. Pertama Barcelona (malam ketika ia meraih Liga Champions), mendapat kontrak pertama pada usia 14 tahun yang membukakan jalan karier saya, dan yang ketiga adalah ketika saya menjalani debut,” kata kakak kandung Phil Neville tesebut dalam curhatannya kepada situs resmi United.

“Momen terakhi yang paling besar dalam karier saya adalah ketika saya bermain untuk United. Rasanya sudah lama sekali. Lama sekali. Sudah lebih dari 25 tahun,” ujarnya.

Mengawali Karier dari Tangan

Tidak bisa dibantah kalau setelah Gary Neville, United tidak lagi memiliki pemain hebat yang berposisi sebagai bek kanan. Hal ini bisa dilihat dari rajinnya Ashley Young dan Antonio Valencia mengisi posisi tersebut dalam beberapa musim terakhir. Dalam waktu delapan tahun, United hidup penuh kesengsaraan mencari pemain hebat di sisi kanan lini pertahanan.

Setan Merah sebenarnya tidak kekurangan stok di bek kanan. Mereka punya Matteo Darmian dan Diogo Dalot. Akan tetapi, Darmian sudah tidak mendapat tempat lagi di tim utama sementara Dalot masih dalam tahap adaptasi. Sebelumnya ada Rafael yang entah kenapa dilepas oleh Louis Van Gaal.

Perjalanan karier Gary cukup aneh di Manchester United. Jika pemain lain rata-rata menjalani debut dengan menggunakan kaki, maka debut Gary di Setan Merah dimulai dengan menggunakan tangan.

“Debut saya adalah lemparan ke dalam melawan Torpedo Moskow. Saya tidak menyentuh bola dengan kaki saya. Saya tahu apakah saya saja yang memulai debut seperti itu (lemparan ke dalam). Namun dari situlah karier saya dimulai,” tuturnya.

Di usia 17 tahun, Gary tidak menyangka kalau perjalanan kariernya dimulai pada pertandingan level Eropa. Duel menghadapi Torpedo Moscow adalah pertandingan pertama United pada kualifikasi Piala UEFA 1992/1993. Segalanya berubah bagi Gary yang mendadak berada satu hotel dengan Bryan Robson, Peter Schmeichel, dan Brian McClair.

“Yang paling menonjol adalah saya tinggal di Midland Hotel. Saya berkata kepada Cas (Chris Casper), rekan sekamar saya kalau kami berada di Midland Hotel. Kami makan prasmanan. Kami yang sebelumnya terbiasa dengan makanan The Cliff, sekarang kami memakan makanan hotel.”

Malam sebelum debut adalah malam yang panjang bagi Gary. Ia sampai tidak bisa tidur. Ia masih kaget karena hanya butuh enam bulan setelah menjuarai FA Youth Cup, namanya sudah dibawa oleh Sir Alex Ferguson. Malam tersebut tidak akan bisa diraih jika tidak ada penampilan di The Cliff yang menurut Gary adalah sepakbola yang tidak nyata.

“Kurang dari enam bulan setelah menjuarai FA Youth Cup, tim mendapat sebuah gebrakan yang luar biasa. Sekarang saya melihat ke belakang dan mengingat kalau sepakbola yang kami mainkan di The Cliff adalah sepakbola terbaik yang pernah kami mainkan.”

“Sepakbola kami saat itu tidak nyata. Kami tampil tidak dengan Ryan Giggs yang sudah ke tim utama dengan cepat. Kami juga tidak punya striker sepanjang musim. Tapi kita justru bisa bermain jauh lebih baik.”

Ditempa oleh Para Legenda Hebat

Salah satu atribut terbaik seorang Gary Neville adalah kemampuan overlapping dan transisi permainan yang sangat baik. Saat menyerang, kecepatannya begitu merepotkan lini belakang lawan. Jika ruang di sisi kanan timnya sedang dijajah oleh lawan, ia tidak akan segan-segan melancarkan tekel yang menjadi ciri khas permainannya.

Kemampuan tekel Gary tidak akan bisa berjalan baik tanpa adanya bimbingan dari pelatihnya semasa di akademi. Kebetulan, ia dibimbing oleh sosok seperti Eric Harrison dan Nobby Stiles. Dua pemain yang ia anggap sebagai sosok berani dan tidak kenal takut. Selain Gary, ada Phil Neville dan Nicky Butt yang permainannya juga sama agresifnya dengan Gary.

“Ujian kami cukup luar biasa. Kami dibimbing oleh Eric Harrison dan Nobby Stiles. Bayangkan jika ketika bermain dan lalai dalam melakukan tekel, maka mereka akan sangat marah. Eric adalah pemain menjijikan yang pernah Anda temui. Dia sudah mematahkan hidungnya sampai delapan kali,” ujarnya.

“Sementara Nobby hanya akan berkata ‘Ingat teman baikmu di luar sana’. Itu adalah caranya memberi tahu untuk memenangkan pertempuran. Teman terbaik yang dimaksud akan menjadi sasaran tekel. Dan jika kami tidak bisa melakukannya, maka dia akan menjadi gila.”

Ajaran ini yang mungkin membuat Gary memiliki jiwa kepemimpinan saat ia mulai menjadi pria dewasa. Gary bisa dikatakan cukup beruntung karena ia tumbuh di antara para pemimpin seperti Schmeichel, Bruce, Pallister, Robson, Irwin, Hughes, Cantona, dan Keane yang posisi kaptennya ia ambil alih pada 2005.

Pemain-pemain ini juga yang membantu Gary tumbuh menjadi seorang pria. Jangan harap bisa lolos dari amarah rekan setimnya apabila dia salah melakukan umpan. Kehilangan momen saat melakukan sundulan pun akan membuatnya didamprat oleh senior-seniornya. Tapi itulah yang kemudian membentuk mental Gary Neville menjadi pejuang yang sangat tangguh di atas lapangan. Dan selanjutnya adalah sejarah.