Foto: Daily Express

“Saya tidak berhak melakukan itu. Ini bukan ego dari saya. Saya memang kesal dan saya kecewa. Kejadian saat itu memang kejadian yang konyol, tapi saya tetap manusia biasa,” kata Rashford.

Kekalahan 0-1 atas Atletico Madrid menimbulkan kekecewaan besar bagi Manchester United. Reaksi itu terlihat jelas tepat setelah wasit Slavko Vincic meniup peluit akhir pertandingan. Ketika Diego Simeone berlari ke tunnel, beberapa pendukung United melemparinya dengan beberapa gelar berisi bir.

Sebuah serangan yang sudah pasti salah sasaran karena Simeone tidak memprovokasi suporter United. Tapi saya yakin kalau apa yang dilakukan oknum tersebut hanyalah sebuah bentuk pelampiasan kekecewaan semata.

Seperti biasa, media sosial ramai dengan munculnya unggahan berisi kemarahan para suporter kepada para pemain United. Mereka dianggap gagal untuk mengemban seragam merah karena kembali menunjukkan penampilan yang mengecewakan. Harry Maguire dan Marcus Rashford adalah dua nama yang menjadi sasaran kemarahan.

Entah sudah berapa kali dua pemain ini menjadi sasaran amarah suporter, khususnya Rashford. Pada pertandingan melawan Atletico, Rashford bermain pada menit ke-67 menggantikan Elanga. Akan tetapi, tidak ada kontribusi yang bisa ia berikan hingga pertandingan berakhir.

Kekecewaan ternyata berlanjut hingga ke luar stadion. Tersebar video berdurasi 30 detik berisi Rashford yang bersiap untuk menghadapi para suporter yang mengkritiknya. Dalam video itu, ada beberapa penggemar yang meminta Rashford untuk mendekat sembari berteriak “Come on Rashford!”.

Akan tetapi, teriakan itu dibalas oleh suporter lain dengan mengatakan, “Dengan performa seperti itu? Ayolah,” yang seolah mengindikasi kalau Rashford tidak memberikan performa bagus selama dirinya bermain.

Sang penyerang kemudian mendengar dan berbalik seperti ingin mencari siapa yang mengkritiknya. Ia kemudian ditahan oleh petugas keamanan dan kembali berjalan. Masih kesal, ia pun berbalik dan mengeluarkan gestur seperti memberi jari tengah.

Video ini membuat media sosial kembali keruh dengan semakin banyaknya hujatan kepada penggawa bernomor sepuluh ini. Permintaan untuk dirinya keluar dari United semakin besar.

Beberapa jam setelahnya, Rashford pun memberi klarifikasi untuk meluruskan kejadian tersebut. Ia membantah kalau dirinya mengacungkan jari tengah. Meski begitu, ia mengakui kalau saat itu dirinya benar-benar dikuasai oleh emosi. Ia juga meminta kepada orang-orang yang mengkritiknya untuk jangan membicarakan dirinya di belakang.

Berikut adalah isi pernyataan Rashford terkait video itu:

“Sebuah video dapat melukiskan seribu kata dan dalam hal ini muncul info yang tidak akurat lalu dibagikan ke media sosial.”

“Teman-teman, selama berminggu-minggu saya dicemooh, diancam, dan tadi malam emosi benar-benar menguasai saya. Saya hanya manusia biasa. Membaca dan mendengar hal-hal tentang diri Anda setiap hari membuat Anda lelah. Tidak ada yang lebih kritiks terhadap kinerja saya selain diri saya sendiri.”

“Tapi apa yang saya lihat adalah video itu tidak memiliki konteks. Saya sudah dicemooh sejak saya keluar dan pelecehan tidak hanya diberikan kepada permainan saya. Lalu orang-orang mencari reaksi dari saya dengan handphone yang sudah siap di tangan.”

“Tentu saja saya harusnya mengabaikan hal itu tapi saya tetap ingin mengklarifikasi dua hal.”

“Yang pertama adalah yang saya katakan kepada pria yang menghina saya adalah meminta mereka untuk datang ke depan saya dan katakan langsung ke depan saya (fakta ini didukung oleh pihak keamanan) dan kedua, saya tidak memberikan jari tengah saya. Saya menggunakan jari telunjuk saya untuk mengarah ke suporter agar datang langsung ke depan saya.”

“Saya tidak berhak melakukan itu karena ini bukan ego dari saya. Saya kesal dan saya kecewa. Peristiwa itu memang sangat konyol tapi saya tetap manusia biasa.”

Musim ini Rashford mengalami penurunan yang signifikan sekembalinya membela timnas Inggris pada Euro 2020 lalu. Pelan-pelan tempatnya di tim utama United mulai direbut oleh Jadon Sancho dan sekarang Anthony Elanga mulai mencoba menyingkirkannya.

Rashford sendiri sebenarnya bukan tanpa kesempatan bermain sejak menit awal di era kepelatihan Rangnick. Beberapa kali ia mendapat kesempatan tersebut tapi tidak pernah dimanfaatkan dengan baik. Begitu pula ketika ia diharapkan bisa menjadi pembeda saat main dari bangku cadangan.

Layaknya De Gea pada musim lalu, Rashford pun dikabarkan akan berlibur mengingat United tidak bermain selama hampir tiga minggu. Jika De Gea bisa mengembalikan performanya seperti dulu, lantas apakah Rashford juga bisa mengulanginya mengingat masih banyak orang yang berharap kepadanya di saat tidak sedikit pula yang mulai kekurangan respect atas aktivitasnya baik di dalam maupun di luar lapangan sepakbola.