Setiap rumor tentang pemain bintang yang dikabarkan ingin direkrut Manchester United agaknya sulit terjadi di bulan Januari ini. Itu karena durasi transfer yang singkat, dan dinilai terlalu tanggung. Harapan United untuk memperkuat skuatnya pun menjadi sangat sulit dicapai, kecuali jika mereka mampu merekrut pemain icarannya ini.
United memiliki 29 pemain yang dianggap gagal memenuhi ekspektasi, yang juga beberapa diantaranya gagal dijual di musim panas tahun lalu. Pos lini tengah adalah yang paling rawan, dan posisi ini telah diprioritaskan untuk segera dibenahi di musim panas nanti.
Selain itu, Manchester United juga diharapkan mampu untuk menargetkan penyerang tengah. Pasalnya kemungkinan besar beberapa pemain mereka akan pergi di akhir musim. Masalah terkait transfer ini akhirnya kembali menjadi semacam batu sandungan untuk kesuksesan mereka.
United sendiri sudah memulai rencana perekrutan mereka untuk musim panas 2022 pada bulan September lalu. Namun sayangnya, mereka tidak menunjuk manajer permanen sebagai inisiatornya. Jadi, siapa pun nantinya yang menggantikan manajer sementara Ralf Rangnick, ia akan langsung memiliki hak veto pada target yang sudah diincar.
Situasi ini mungkin aneh. Kenapa United tidak sekalian menunjuk saja manajer permanen agar ia bisa langsung mengetahui dan mendiskusikan langsung target pemainnya? Bukankah jika manajer baru direkrut di akhir musim, rencana yang sudah disusun sebelumnya bisa berubah jika sang manajer punya pandangan yang berbeda?
Tapi apa boleh dikata, Rangnick sendiri sudah memberi tahu United tentang strategi perekrutan pemain sebelum ia secara resmi mengambil alih peran sebagai konsultan pada 1 Juli nanti. United pun sedang menyelesaikan daftar target mereka, dan akan langsung bergerak mulai dari bulan Februari dan seterusnya.
Di sisi lain, pemain United kabarnya akan lebih banyak yang pergi. Dimulai dengan Anthony Martial yang sudah diizinkan hengkang dengan status pinjaman asalkan tuntutan United dipenuhi. United juga ingin gaji Martial dibayar penuh oleh pihak klub peminjam. Dan itu nyaris terjadi di bursa transfer musim dingin ini jika saja United tidak menolak tawaran dari Sevilla.
Sementara itu, pemain sayap remaja Amad Diallo dan kiper Dean Henderson bisa pergi dengan status pinjaman. Bahkan menurut Manchester Evening News, mereka mengabarkan bahwa absennya Henderson dalam skuat United di laga Piala FA melawan Aston Villa itu disebabkan terkait masa depannya.
Lalu ada Donny van de Beek yang juga terbuka untuk pergi karena ia belum memulai pertandingan Premier League sebagai pemain inti sejak Desember 2020. Namun United masih membutuhkannya di lini tengah. Ditambah lagi Paul Pogba diperkirakan akan absen karena cedera paha hingga akhir Februari.
Juan Mata, salah satu pemain senior United, juga akan mempertimbangkan nasib selama lima bulan terakhir dari kontraknya. Nasibnya ini mirip seperti Pogba dan Jesse Lingard, yang kontraknya habis pada Juni 2022. Kemudian Edinson Cavani, yang sebelumnya ingin pergi di bulan Januari, telah meyakinkan Rangnick kalau ia akan bertahan hingga akhir musim.
Masalah transfer terus merembet. Nama Eric Bailly adalah pemain United lainnya yang juga siap untuk pindah di akhir musim. Tadinya ia akan hengkang di transfer musim dingin. Namun karena ia sedang bertugas di Piala Afrika bersama Pantai Gading, kepergiannya ini pun tertunda.
Rumor Bailly semakin menambah runyam situasi Manchester United yang sedang berada dalam krisis. Terutama di pos lini belakang. Stok bek Setan Merah cuma empat pemain, yakni Harry Maguire, Raphael Varane, Victor Lindelof dan Phil Jones. Dan jika mereka mengalami cedera di paruh kedua musim ini, tamatlah sudah.
Pemain pelapis seperti Axel Tuanzebe, Ethan Laird dan Teden Mengi, semuanya telah keluar dengan status pinjaman. Tuanzebe misalnya, ia pergi ke luar Inggris dengan menjadi pemain pinjaman Napoli. Sementara Laird dan Mengi masih berada di Inggris dengan dipinjamkan ke Bournemouth dan Birmingham.
Jadi, bisa dibilang Manchester United sedang mengalami krisis, khususnya dalam menyikapi jendela transfer. Entah solusi apa yang akan dibuat untuk menyelesaikan krisis tersebut, tapi yang jelas, jangan terlalu berharap lebih kepada Setan Merah. Berdoa saja untuk nasib akhir mereka di musim ini, dan berdoa saja agar rencanannya dapat berjalan baik di musim depan.