Meski Manchester United sudah melakoni pertandingan terbarunya, kalah 2-0 melawan Arsenal, namun masih banyak saja yang terus membicarakan hasil pertandingan mereka ketika mengalahkan PSG tiga hari sebelumnya. Drama demi drama terus bermunculan sehingga menimbulkan kesan kalau pertandingan ini seperti tidak mempunyai kata akhir.
Drama baru datang dari mantan pemain United, Patrice Evra. Bek kiri asal Prancis ini mengaku telah dilaporkan oleh kubu PSG kepada UEFA terkait perayaan yang ia lakukan bersama Paul Pogba untuk Manchester United. Kubu Les Parisien merasa perilaku Evra sangat berlebihan karena lebih memihak United ketimbang PSG yang mewakili nama Prancis.
Ketika itu, Evra bersorak kegirangan bersama Paul Pogba selepas Marcus Rashford berhasil mengeksekusi tendangan penalti pada masa injury time. Bek kiri yang sempat bermain untuk Juventus ini kemudian berkata “this is Manchester” beberapa kali. Dalam akun instagram pribadinya, Evra melakukan aksi ini untuk membalas perilaku orang yang berada di belakangnya.
“Pada saat pertandingan, ada orang yang berdandan rapi, duduk di belakang saya dan Paul sambil berteriak “this is Paris” dan terus-terusan menatap saya. Saya tidak mengatakan apa-apa sampai akhir pertandingan. Lalu kami membalas dendam dengan menyebut “this is Manchester” setelah pertandingan,” tutur Evra.
“Wartawan Prancis menuduh saya musuh negara karena melakukan perayaan tersebut kepada PSG. Apakah tersingkirnya PSG adalah salahku? Terserah wartawan Prancis berkomentar namun saya tetap tidak akan peduli.”
Tindakan ini yang kemudian dianggap menyinggung PSG hingga mereka melapor ke UEFA terkait masalah ini. Bahkan Nasser Al Khelaifi sampai merusak pintu saking kesalnya terhadap kekalahan tersebut. Menyakitkan memang ketika peluang mereka untuk lolos cukup besar, namun rusak karena kesalahan para pemainnya sendiri.
Beruntung Manchester United punya pemain dengan karakter yang santai seperti Evra. Sikapnya yang humoris membuat segala perkataan buruk tentangnya ia anggap sebagai lelucon. Saat pertama kali mendengar kalau namanya diadukan ke UEFA, Evra membalasnya dengan mengunggah satu video dirinya yang sedang bersantai sambil ditemani lagu Edith Piaf yang berjudul “I Regret Nothing” sekaligus menandakan kalau ia tidak menyesal telah bertingkah gila merayakan keberhasilan mantan timnya.
Tidak lupa Evra berkomentar dalam instagram storynya untuk menghentikan segala omong kosong yang dilakukan Nasser. Ia juga meminta nama orang yang menuliskan namanya ke surat yang dikirimkan kepada UEFA. Orang yang dianggap merusak citra sepakbola dan nama PSG itu sendiri.
“Bro, ini adalah momen terbesar dalam sepakbola. PSG berkomentar tentang perayaan saya. Perayaan yang saya lakukan seperti anak bayi. Hentikan omong kosongmu, Nasser. Segera berhentikan orang yang menuliskan nama saya di dalam surat. Apa yang kalian lakukan justru konyol. Saya ingin tahu siapa yang menuliskan surat pengaduan tersebut ke UEFA. Demi sepakbola yang lebih baik. Sekali lagi, hentikan omong kosongmu Nasser, saatnya bersihkan klubmu sendiri,” tutur Evra.
Konflik dengan Teman Sendiri
Jauh sebelum berkonflik dengan Nasser dan antek-anteknya, Evra sebenarnya sudah lebih dahulu berkonflik dengan mantan rekan setimnya di AS Monaco, Jerome Rothen. Keluhan Rothen sama seperti Nasser yaitu meminta Evra sedikit hormat kepada PSG.
“Kamu tidak bisa melakukan itu. Pergi merayakan kemenangan di ruang ganti United. Hormati orang yang ada di stadion. Jangan Anda melompat-lompat dengan gembira lalu tidak menghormati orang-orang yang membayar untuk menyaksikan permainan ini,” kata Rothen.
Evra pun membalasnya dengan cara yang cukup menarik. Ia hanya mengeluarkan beberapa kalimat yang maknanya sedikit menohok batin Rothen dengan menyebut kalau gelandang yang semasa aktif bermain di sisi sayap tersebut adalah pemain yang baperan.
“Kalau saya melihat dia, saya akan menampar dia. Sejak dulu dia adalah pemain yang baper. Saya ingat ketika majalah L’Equipe memberi Anda nilai lima di saat teman-teman yang lain mendapat nilai tujuh. Karena Anda kesal lalu Anda menelepon jurnalis dan protes mengapa kamu tidak dikasih nilai tujuh,” kata Evra.
Sebuah balasan yang bagus, Pat.