Foto: Twitter

Tidak biasanya, Roy Keane terlihat begitu senang sekaligus kesal setelah Manchester United mengalahkan Arsenal di Old Trafford. Sudah lama mantan gelandang pemarah itu tampak begitu ekspresif, dan hal ini merupakan momen yang sangat langka.

Keane sebetulnya sangat senang dengan kemenangan United, namun ia agak sedikit kesal dengan Christian Eriksen. Rasa kesal ini muncul karena lima tahun lalu Eriksen mencetak hattrick ketika Denmark mengalahkan Republik Irlandia di laga kualifikasi Piala Dunia.

Tepatnya pada tanggal 14 November 2017, pemain internasional Denmark itu mengobrak-abrik gawang tim Martin O’Neill. Di laga itu timnas Denmark mengamankan kemenangan telak 5-1 atas Republik Irlandia di Dublin. Dan ternyata Roy Keane masih belum memaafkan Eriksen gara-gara kejadian ini.

Tapi tidak bisa dipungkiri, kontribusi Christian Eriksen di kemenangan impresif 3-1 Manchester United atas Arsenal begitu besar. Keane yang menjadi pundit di laga itu, mau tidak mau, harus mengapresiasi penampilan Eriksen. Namun bukan Keane namanya jika ia tidak jujur di depan muka.

Mantan kapten United itu kemudian mengatakan di depan Eriksen bahwa: “Saya masih kesal dengan Anda.” Lalu tidak berhenti di situ, Eriksen dengan nada menyindir menjawab: “Ini juga malam yang menyenangkan seperti di Dublin.”

Namun momen Roy Keane dan Christian Eriksen ini seperti sebuah guyon saja. Karena emosi kesal Keane yang sesungguhnya justru ditunjukkan pada manajer Arsenal Mikel Arteta. Keane bahkan menyebut Arteta sebagai “pecundang” saat berkomentar soal kekalahan tim asuhannya dari United

Padahal Setan Merah berhasil menang brilian lewat dua gol Marcus Rashford dan satu gol Antony. Penampilan tim asuhan Erik ten Hag itu sangatlah menghibur bagi sebagian besar penonton di Old Trafford. Bahkan ini bisa dibilang perbaikan besar setelah dua laga awal yang berakhir buruk.

Tapi meskipun begitu, setelah peluit akhir pertandingan Manchester United vs Arsenal dibunyikan, Mikel Arteta tidak bergeming dengan penampilan bagus tim tuan rumah. Jangankan memberikan pujian, ia justru komplain dengan keputusan wasit di laga itu. Jelas sikap ini membuat kesal Roy Keane.

Arteta sangat protes dengan dianulirnya gol Gabriel Martinelli. Bahkan ia sampai mengkritik kurangnya konsistensi seputar keputusan VAR dan penampilan buruk timnya di depan gawang. Bukannya mengoreksi timnya, ia malah mengatakan bahwa seharusnya timnya bisa menang jika keputusan wasit konsisten.

“Kami seharusnya datang ke sini dan memenangkan pertandingan. Penampilan kami dan cara bermain kami sudah baik. Kami datang ke sini untuk memenangkan pertandingan. Tapi kurangnya konsistensi keputusan wasit menyebabkan itu tidak terjadi,” ujar Mikel Arteta dikutip dari Sport Bible.

“Ada tekel yang dialami Bukayo, dan itu bukan penalti. Hari ini pelanggaran tidak tampak seperti pelanggaran. Anda bisa melihat ada beberapa tekel yang kuat tetapi tidak ada kartu kuning. Padahal ini pertandingan besar, dan ini benar-benar sulit untuk dipahami.”

Dengan segera setelah ungkapan Arteta itu, Roy Keane langsung naik pitam. Ia sangat kesal dan mengkritik manajer asal Spanyol itu karena membuat alasan –alih-alih memberikan pujian kepada Manchester United. Sampai-sampai Keane muak dan menyebut Arteta sebagai pecundang.

“Dengar, saya muak dengan semua alasan mereka (Arsenal). Saya serius. Arteta diwawancarai setelah pertandingan, dan dia benar-benar pecundang seperti tidak terima kekalaha. Dia seharusnya memberikan sedikit pujian kepada United, tetapi dia tidak pernah melakukannya,” tegas Keane.

“Setiap kali dia (Mikel Arteta) kalah, dia selalu berbicara tentang apa yang tidak timnya lakukan dengan benar atau ofisial wasit. Tolonglah, berhenti membuat alas an seperti itu. Anda baik-baik saja, terima pujian dan kekalahan tim Anda. Jangan jadi pecundang.”