Foto: Peter Powell

Ketika diumumkan bahwa Manchester United telah memperbarui kontrak Juan Mata untuk satu tahun lagi, ada beberapa pertanyaan yang muncul dari sebagian suporter Setan Merah. Playmaker Spanyol itu sudah semakin jarang bermain sejak kedatangan Ole Gunnar Solskjaer pada Desember 2018. Usianya semakin uzur, dan itu jadi sebab ia jarang bermain secara regular.

Terutama mengingat gaya permainan United saat ini punya intensitas menyerang yang tinggi. Maka Solskjaer pasti melihat bahwa Mata bukanlah pemain yang pas untuk skuatnya lantaran ia tidak terlalu memiliki kecepatan. Di musim penuh pertamanya di bawah Solskjaer, Mata membuat 37 penampilan di semua kompetisi, tetapi hanya 19 kali bermain di Premier League.

Itu adalah jumlah jam terbang yang paling sedikit Mata mainkan untuk United dalam satu musim sejak musim 2013/14. Di mana waktu itu ia hanya membuat 15 penampilan setelah bergabung dari Chelsea pada bulan Januari. Sedangkan di musim lalu, ia cuma mendapatkan waktu bermain lebih sedikit, yakni hanya 9 penampilan di Premier League.

Maka wajar mengapa para suporter mempertanyakan perpanjangan kontrak Juan Mata. Mereka ada benarnya. Bahkan tidak sedikit yang merasa tidak senang dengan perpanjangan kontrak tersebut. Kendati kalau melihat dari kepantasannya, Mata masih punya porsi peran yang cukup baik untuk skuat Setan Merah.

Pemain muda seperti Shola Shoretire, Hannibal Mejbri dan Anthony Elanga sekarang sedang mendapat kesempatan untuk bermain di tim senior di bawah Solskjaer. Mereka semua pun bermain di pra-musim pada musim panas ini. Dan perkembangan mereka sangat bisa dibantu oleh Mata di tahun terakhir masa baktinya di Old Trafford.

Abaikan fakta bahwa ia hanya mencetak 15 gol dalam 127 penampilan terakhirnya untuk United, dan ingat saja apa yang telah ia lakukan di sepanjang karirnya. Ia sudah pernah memenangkan Copa Del Rey bersama Valencia sebagai gelandang di usia mudanya. Dan kemudian ia menjadi salah satu playmaker terbaik di dunia saat bermain di Chelsea.

Musim terbaiknya terjadi pada musim 2012/13, di mana saat itu ia mencetak 19 gol dan 35 asis yang luar biasa. Di musim itu ia membawa The Blues finis sebagai juara Europa League. Semusim berikutnya, Chelsea menjalani musim tanpa trofi dan ia pindah di tengah musim ke United. Setelah itu, ia berhasil menjadi pemain yang solid di tim dan berjuang untuk meraih konsistensi.

Paruh kedua musim Mata di United telah membuatnya keluar dari tim inti dan lebih ditempatkan sebagai pemimpin di ruang ganti. Maka di situlah porsi peran yang pas yang harus dilakukan Mata setelah diperpanjang kontraknya selama satu tahun. Usia rata-rata United dalam skuat tim utama mereka di musim lalu adalah 26,8, dan Mata menjadi pemain tertua kedua dalam skuat di belakang Edinson Cavani.

Menariknya, Cavani juga diberi perpanjangan satu tahun pada akhir musim lalu. Padahal hasil kerjanya di lapangan jauh lebih besar daripada Mata. Tapi perhatikanlah, di mana kita sering melihat Mata bermain, di sanalah Solskjaer cenderung memainkan pemain-pemain mudanya.

Juan Mata ada di sisi yang pas untuk membimbing pemain yang masih muda. Dan ia memiliki kualitas untuk membantu mereka (pemain muda) memahami apa yang dibutuhkan untuk menjadi pemain top di level tertinggi. Karena di satu sisi, ia juga pernah berada di posisi yang sama dan mampu berkembang menjadi pemain top.

Musim ini, Mata kemungkinan akan memperoleh jauh lebih sedikit jam terbang di lapangan daripada yang ia peroleh di tahun lalu. Akan tetapi itu tidak akan menjadi masalah. Terlebih lagi, besar kepastiannya bahwa ia memang akan diplot untuk tidak berada dalam skuat. Karena permainan Solskjaer tidak terlalu membutuhkannya.

Juan Mata ada di sana untuk memimpin. Ia akan memberi contoh dan menggunakan pengalamannya untuk memberi dorongan kepada generasi berikutnya yang siap berjuang di tim senior. Pemain seperti Hannibal, Shoretire dan Amad, kemungkinan tidak akan mendapatkan waktu bermain sebanyak yang mereka inginkan. Tapi mereka harus siap jika mereka dibutuhkan.

Maka cara terbaik untuk menyiapkan itu semua adalah dengan memupuk kemantapan diri dengan sebaik-baiknya. Dan sekali lagi, Juan Mata adalah salah satu pemain yang memiliki kemampuan terbaik untuk memfasilitasi hal tersebut kepada semua pemain muda. Di sisi lain, eks pemain Chelsea itu selalu tampil dengan standar yang relatif baik. Dan itu merupakan contoh konkrit yang mudah untuk ditiru.