Foto: The National.ae

Kabar soal penunjukkan direktur olahraga Manchester United akhirnya mulai menemui titik terang. Pihak klub memutuskan untuk tidak menunjuk direktur olahraga hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini berarti, tugas yang berkaitan dengan transfer pemain serta urusan kontrak para pemain utama tetap diurus oleh Ed Woodward.

Hal ini tentu saja mengundang kekecewaan bagi para suporter United. Kehadiran direktur olahraga diharapkan bisa mengubah wajah Manchester United yang dalam enam musim terakhir kerap bermasalah dalam hal mengidentifikasi pemain dan melakukan negosiasi. Sosok direktur olahraga juga bisa menyingkirkan Ed Woodward agar fokus mengurus hal-hal yang berkaitan dengan komersial klub dan bukan berurusan dengan para pemain United.

Menurut Daily Mail, Woodward kabarnya belum menemukan kandidat yang cocok. Sementara itu, Woodward memilih untuk mengubah status direktur olahraga hanya menjadi direktur teknik saja. Sejak era Jose Mourinho, United sebenarnya ingin mendatangkan direktur olahraga. Namun Mourinho menolaknya karena ia tidak bisa bekerja dengan baik jika diintervensi direktur olahraga (kecuali Marco Branca di Inter Milan). Setelah Mourinho hengkang, penunjukkan ini masih sebatas wacana.

Jika Woodward tetap teguh dalam pendiriannya untuk tidak menunjuk direktur olahraga, maka tugasnya saat ini bisa dibilang semakin berat. Woodward harus menyelesaikan dua masalah pelik yang diharapkan bisa menemui jawaban yang menyenangkan kedua belah pihak.

Yang pertama sudah pasti soal transfer pemain. Mereka sukses mendatangkan Daniel James dari Swansea City dengan harga 15 juta paun. Namun kedatangan pemain gesit ini belum memuaskan para penggemar yang mengharapkan adanya nama-nama baru. Nama-nama yang setidaknya sudah punya karier yang bagus di sepakbola Eropa.

Saat ini, Woodward dituntut untuk menyelesaikan masalah United di sektor bek tengah dan bek kanan. Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka adalah target transfer utama. Keduanya juga menjadi permintaan langsung Solskjaer dan Mike Phelan. Namun keduanya memiliki harga yang membuat Woodward ragu. Maguire dibanderol Leicester City 90 juta paun. Sedangkan Palace meminta 60 juta paun dari untuk Wan-Bissaka.

Yang ditakutkan suporter United saat ini adalah keterlambatan atau tidak seriusnya mereka dalam menawar para pemain incarannya yang membuat target kemudian berpaling ke klub lain. Woodward sudah mengalaminya saat menawar Julian Brandt 11 jam sebelum ia pindah ke Borussia Dortmund.

Sebelumnya, Woodward juga pernah menawar Virgil van Dijk awal 2018 lalu. Akan tetapi, ia menawar bek tengah Belanda tersebut beberapa saat setelah Southampton dan Liverpool sudah menjalin kesepakatan. Ia juga pernah menolak Matthijs de Ligt saat si pemain masih berusia 16 tahun karena dianggap kelebihan berat badan.

Yang kedua adalah urusan kontrak dengan para pemain utama. United sampai saat ini masih membuat masa depan David de Gea menggantung. Kontrak yang tinggal semusim lagi rencananya akan diperpanjang. Namun, De Gea masih menolak jika gajinya tidak masuk dalam kriteria yang diinginkan. Menjualnya saat ini bisa dijadikan opsi namun United enggan melakukannya. Jika masalah ini tidak menemui jawaban, maka musim depan De Gea akan keluar gratis dan sudah pasti membuat rugi United.

Kasus Ander Herrera seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi United terkait mengurus para pemainnya. Jurnalis yang bekerja untuk ESPN, Rob Dawson, menyebut kalau surat pemberitahuan perpanjangan kontrak untuk Herrera baru diterima lima hari sebelum kontraknya benar-benar berakhir. Kubu Herrera sebenarnya sudah melakukan penawaran sejak Maret. Kurangnya komunikasi seperti ini yang mungkin akan terjadi lagi dalam kasus De Gea.

Beberapa masalah lain juga kudu diselesaikan. Wacana perpanjangan kontrak Jesse Lingard yang dihargai gaji lebih besar dari Bernardo Silva dan Gini Wijnaldum perlu dikaji ulang. Selain itu, para pemain yang jarang main seperti Matteo Darmian dan Marcos Rojo juga harus memiliki status yang jelas apakah akan dilepas atau dipertahankan.

Tidak adanya direktur olahraga, maka Ed Woodward kembali menjadi tokoh sentral dari aktivitas United pada bursa transfer kali ini. Yang membedakan adalah, Woodward mulai mencoba untuk nurut dengan Solskjaer dan Phelan. Keduanya yang punya hak menentukan siapa yang harus direkrut. Tugas Woodward adalah bernegosiasi soal biaya dan kontrak.

Namun di sini juga menjadi masalah berikutnya. Woodward dikenal tidak bisa melakukan negosiasi yang bagus. Hal ini yang kadang membuat pembahasan transfer kerap berlangsung molor. Patut diingat kalau bursa transfer antar sesama kesebelasan di Inggris tersisa delapan minggu lagi. Jika target mereka yang mayoritas dari sesama klub Premier League gagal didapat, maka mau tidak mau United harus mencari target lain. Tugas yang juga tidak kalah rumit karena Solskjaer ingin skuadnya sudah terbentuk awal bulan depan.

Tidak adanya direktur olahraga atau direktur teknik, Woodward hanya berharap kerjanya kali ini jauh lebih baik dibanding musim lalu. Jika keadaan tidak kunjung berubah, alih-alih mengejar 32 poin jarak Liverpool dan City, United mungkin akan didahului oleh klub macam Everton, Wolverhampton, dan Leicester City, yang perlahan mulai menjadi klub yang ambisius.

Menurut Rob Dawson, United sudah bergerak menjadi klub yang tertinggal. Semua karena rasa nyaman selama 27 tahun bersama Ferguson yang membuat klub ini tidak tahu harus bergerak seperti apa ketika sosok sentral tersebut pergi meninggalkan mereka.