Andai Manchester United tidak sabar di awal karier kepelatihan Sir Alex Ferguson, sepertinya United tidak akan seberjaya sekarang di Premeir League. Saat tiba dari Aberdeen pada 6 November 1986, Fergie menjalani musim yang tidak memuaskan.

Selama beberapa tahun, media nasional menuntut agar Fergie dipecat meski baru setahun melatih. Padahal, Fergie mengeluarkan dua juta paun untuk membeli pemain baru tapi hasilnya masih belum kelihatan.

Untungnya, Fergie selamat. Rangkaian juara Piala FA dan juara Premier League untuk pertama kalinya pada 1992/1993 mengubah segalanya. Ia pun dikenang sebagai manajer terhebat yang pernah ada.

Kejayaan United meredup seiring dengan pensiunnya Fergie pada 2013. Ada banyak manajer dalam durasi 10 tahun yang menangani Manchester United: David Moyes, Ryan Giggs, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick, Ralf Rangnick, dan Erik ten Hag.

Selama periode tersebut, lebih dari 1 miliar paun dihabiskan. “Kami telah menghabiskan banyak uang,” kata Richard Arnold.

Uang sebanyak itu tetap tidak mampu membawa United menjuarai Premier League. Capaian tertinggi hanyalah menempati peringkat kedua bersama Mourinho dan Solskjaer. Trofi terbanyak United diraih di era Mourinho dengan satu Europa League dan satu Piala Liga.

Hal ini yang dikritik oleh Sir Jim Ratcliffe. Ia menggambarkan pengeluaran tersebut sebagai “uang bodoh” dan United harus mengambil keputusan yang lebih cerdas dengan melibatkan miliarder Inggris tersebut.

Ratcliffe sendiri mengeluarkan 1,25 miliar paun untuk 25 persen saham di United. Ia diprediksi akan melakukan perubahan pada infrastruktur yang mengawasi urusan sepakbola. Salah satunya posisi John Murtough sebagai Direktur Sepakbola United. Ratcliffe kemungkinan besar menggantinya dengan Paul Mitchell.

Murtough dianggap sebagai bagian dari rezim Keluarga Glazers. Salah satu kelemahannya adalah perekrutan Antony yang dianggap mendapatkan pengaruh besar dari Erik ten Hag. Di sisi lain, sebaiknya Ten Hag tidak diberikan terlalu banyak pengaruh untuk perekrutan pemain.

Ten Hag telah menghabiskan lebih dari 400 juta paun selama masa jabatannya. Banyak dari pemainnya yang berasal dari Eredivisie. Manajer harus dibimbing oleh direktur olahraga, bukan diberikan semua yang dia inginkan.

Mitchell sebelumnya bekerja sebagai kepala rekrutmen Tottenham dan Southampton dan terakhir bekerja sebagai Direktur Olahraga Monaco. Dia juga berasal dari Greater Manchester dan telah terlihat di Old Trafford selama beberapa tahun terakhir.

Menjadi Direktur Olahraga United akan menjadi pekerjaan impian Mitchell. Meski demikian ada nama lain di industri ini seperti Dan Ashworth dari Newcastle dan mantan Direktur Liverpoolm Michael Edwards.

Ashworth memiliki CV yang cemerlang, setelah tampil cemerlang di West Bromwich Albion,  FA, dan Brighton. Selain itu, penunjukannya di Newcastle adalah salah satu keputusan terpenting yang harus diambil oleh rezim baru pimpinan Saudi di St James Park.

Strategi transfer Brighton telah membuat iri klub-klub Premier League, dan Ashworth adalah dalang di baliknya. Ia disebut bahagia bersama Newcastle dan butuh tawaran yang luar biasa untuk bisa mendatangkannya.

Sementara itu Edwards meninggalkan Liverpool pada musim panas 2022. Edwards sebenarnya tidak berniat mengambil peran direktur olahraga lain dalam kariernya. Namun, kalau melihat rekrutannya selama di The Reds ia mendatangkan pemain bagus: Virgin van Dijk, Sadio Mane, Roberto Firmino, Allison Becker dan Mohamed Salah. Soal Salah, bahkan Jurgen Klopp tidak menginginkannya. Ini adalah fungsi dari direktur olahraga dan pelatih tinggal menyusun strategi.

Hal serupa dilakukan Manchester City yang kebijakan transfernya ditentukan oleh Txiki. Ini membuat City, Liverpool, dan Newcastle, semuanya menunjukkan mengapa penunjukan direktur olahraga adalah salah satu keputusan terbesar yang bisa diambil sebuah klub.

Ratcliffe mempekerjakan pengganti Murtough akan menjadi keputusan paling penting di United sejak penunjukan Ferguson. Mendapatkan direktur olahraga terkemuka pada akhirnya dapat menentukan apakah 10 tahun lagi United akan gagal atau sukses.

Sumber: Manchester Evening News