Musim panas 2018 adalah pertama kalinya seorang Gianluigi Buffon mencicipi pengalaman bermain sepakbola di luar Italia. Prancis menjadi destinasi pria kelahiran Carrara tersebut dengan memilih pinangan klub kaya kota mode, Paris Saint Germain. Pengalaman Buffon diharapkan mampu membawa Les Parisien dapat memenuhi ambisinya menjadi tim yang lebih kuat di Eropa.

Selama 27 tahun berkarier, hanya ada tiga kesebelasan yang pernah diperkuat Buffon. Sebelum PSG, ia dikenal sebagai penjaga gawang hebat bersama Parma dan Juventus. Gelimang kesuksesan ia rasakan saat memperkuat Juventus. Bersama La Vechia Signora, ia mengumpulkan 18 gelar plus satu gelar Serie-B. Berkat penampilannya bersama Juve, ia juga menjadi andalan timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 2006.

Buffon adalah seorang pemain yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap setiap klub yang ia perkuat. Ia berkarier bersama Parma selama enam musim. Dengan Juventus, ia bermain 17 musim. Hal ini menjelaskan bagaimana kesetiaan Buffon terhadap klub yang ia bela. Baginya, loyalitas adalah satu hal yang penting ketimbang popularitas dan gelimang uang.

Padahal kesetiaan Buffon beberapa kali sempat diuji. Jelang pertandingan antara timnya menghadapi Manchester United, pria berusia 41 tahun ini mengaku pernah menjadi target transfer Manchester United.

“Ya, ketika saya masih kecil dan bermain untuk Parma, Ferguson memantau saya dengan cermat selama dua sampai tiga tahun dan dia selalu mengirimkan pemandu bakatnya untuk mengawasi saya. Namun pada saat itu, Parma adalah duniaku dan saya tidak ada perasaan untuk pergi ke tempat lain,” ujarnya kepada BT Sport.

Jika melihat cerita Buffon tersebut, maka bisa dipastikan kalau kejadian itu terjadi selepas musim 1998/99. Saat itu, Setan Merah ditinggal oleh Peter Schmeichel yang memutuskan hijrah selepas membawa United meraih treble. Selain Buffon, ada nama Oliver Kahn juga yang sempat menjadi incaran.

Buffon saat itu berstatus sebagai wonderkid. Di usia yang baru 21 tahun, ia bermain sebanyak 51 pertandingan dan membawa Parma meraih dua gelar yaitu Piala Uefa dan Coppa Italia. Tidak hanya itu, penampilan apiknya membuatnya diganjar sebagai kiper terbaik Serie A pada musim yang sama. Buffon masuk dalam jajaran kiper terbaik dunia saat itu bersama nama-nama tenar lainnya seperti Kahn dan Fabien Barthez.

Loyalitas Buffon lagi-lagi diuji beberapa tahun kemudian. Kali ini giliran tetangga United, Manchester City, yang berniat untuk merekrutnya. The Cityzens yang sedang membangun kejayaan bersama Sheikh Mansour dan uang tanpa seri Uni Emirat Arab, ingin menjadikan Buffon sebagai kiper utama menggantikan Andreas Isaksson saat itu. Namun lagi-lagi penawaran tersebut ditolak.

“Saya kemudian mendapat tawaran dari Manchester City ketika mereka mulai membangun tim. Mereka ingin saya menjadi rekrutan pertama mereka, tetapi saya tetap memutuskan bertahan bersama Juve.”

Meski Buffon tidak jadi ke Manchester United, namun tidak ada salahnya penggemar Setan Merah berterima kasih kepada keputusan Buffon yang akhirnya menerima pinangan Juventus pada musim panas 2001. Saat itu, Juve merekrut Buffon sebagai pengganti Edwin Van Der Sar yang penampilannya tidak kunjung memuaskan. Penjaga gawang asal Belanda tersebut kemudian menjadi kiper United dalam rentang tahun 2005 hingga 2011 dan membawa United meraih gelar Liga Champions. Trofi yang hingga sekarang belum dimiliki Buffon sepanjang perjalanan sepakbolanya.