Jika apa yang dikatakan Gabriel Marcotti benar, maka Paul Pogba akan mengulang kisah Wayne Rooney sembilan tahun lalu.
***
Jelang musim 2019/2020, Manchester United dibuat pusing oleh tingkah pemainnya yaitu Paul Pogba. Secara terang-terangan ia mengaku ingin mencari tantangan baru. Cerita kemudian semakin panas dengan kehadiran sang agen, Mino Raiola, yang memperkeruh keadaan dengan perkataan kalau dia sedang mengusahakan pemain asal Prancis tersebut untuk keluar dari Manchester.
Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada tanda-tanda kalau Pogba akan pindah. Meski ia diminati oleh Juventus dan Real Madrid, namun Solskjaer mengungkapkan kalau isu kepindahan Pogba hanya akal-akalan media yang membuatnya dicap sebagai pemain yang buruk. Manajer United tersebut bahkan menambahkan kalau United saat ini adalah klub yang tidak perlu menjual pemainnya ke klub mana pun.
Hal serupa juga diungkapkan oleh jurnalis ESPN, Gabriele Marcotti. Tendensi Pogba untuk pindah dari United terbilang kecil. Ia justru melihat kalau Pogba akan memperpanjang kontrak bersama United. Jurnalis senior ini mengingatkan kepada banyak orang kalau Mino beralasan kliennya ingin pindah demi mengharapkan kontrak baru yang membuatnya mendapat komisi besar. Pogba sendiri masih memiliki kontrak hingga musim panas 2021.
“Mino adalah Mino. Orang-orang berpikir kalau agen hanya dibayar ketika mereka membawa kliennya pindah. Namun perlu diingat kalau mereka juga dibayar ketika pemain memperpanjang kontrak, dan United nampaknya akan melakukan itu,” tutur Marcotti.
Meski begitu Marcotti menambahkan kalau United juga perlu memberikan jaminan kepada Pogba kalau klub ini siap bersaing kembali untuk memperebutkan gelar. Gelandang asal Prancis ini menginginkan tim yang diisi pemain-pemain dengan jiwa pemenang layaknya ketika ia bermain di Juventus beberapa tahun lalu.
Sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson, United langsung terbuang dari persaingan gelar juara Premier League. Raihan tiga trofi Pogba di United jelas belum cukup karena hanya sebatas turnamen-turnamen kelas dunia seperti Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa.
“Ini semua (masalah Pogba) tidak hanya soal ekonomi. Akan tetapi, United juga harus menunjukkan kepadanya kalau klub ini punya ambisi (untuk sukses). Pertahankan Marcus Rashford, lalu buat keputusan tentang De Gea. Lalu rekrut lagi pemain-pemain yang dibutuhkan. Saya tidak melihat Pogba akan pindah, namun saya melihat Pogba yang gatal untuk mendapatkan kejelasan tentang klub ini yaitu dengan kontrak baru dan komitmen klub untuk sukses kedepannya,” ujar Marcotti.
Mengulang Kisah Rooney
Kontrak panjang dan ambisi klub menjadi kata kunci dari saga transfer Paul Pogba. Seandainya apa yang diungkapkan Marcotti (soal perpanjangan kontrak dan klub yang harus kembali ke jalur perebutan gelar) benar adanya, maka kasus Pogba ini seperti mengulang kisah serupa yang terjadi sembilan tahun lalu. Saat salah satu bintang United diganjar kontrak baru meski sebelumnya mengaku ingin pindah.
Kembali ke bulan Agustus 2010. Saat itu, ruang ganti United kacau karena Wayne Rooney menolak untuk memperpanjang kontrak bersama United dan memberi isyarat untuk pindah. Tanda-tanda kalau Rooney ingin pindah terlihat saat permainannya menurun sejak kembali dari Afrika Selatan. Hanya satu gol yang bisa ia buat sejak Agustus.
Ketika situasinya sudah memanas, Rooney diparkir oleh Fergie dengan tidak membawa namanya selama pada pertandingan melawan Sunderland. Fergie beralasan kalau Rooney saat itu sedang mengalami cedera engkel. Alasan yang kemudian ditolak oleh Rooney. ketika kondisi semakin tidak jelas, Ferguson akhirnya mempertegas rumor tersebut dengan mengatakan kalau Rooney memang ingin keluar dari United.
Rooney beralasan kalau United saat itu tidak punya masa depan lagi untuk sukses setelah pada musim sebelumnya hanya finis satu poin di bawah juara Premier League, Chelsea. Pada musim tersebut, Rooney bermain cukup baik dan meraih penghargaan sebagai pemain terbaik versi PFA dan versi jurnalis Inggris.
Ambisi klub untuk sukses dianggap sudah habis setelah Cristiano Ronaldo hengkang sehingga ia menginginkan tantangan baru. Yang membuat pendukung United marah, Rooney diisukan mendekat ke Manchester City yang sedang memulai proyek mercusuar bersama Sheikh Mansour. Keinginan Rooney pergi juga diungkapkan oleh agennya, Paul Stretford.
“Melalui agennya, Wayne menyampaikan keinginannya untuk pindah. Dia menganggap klub kurang ambisius untuk menjadi juara. Padahal sebelumnya kami berhasil meraih Piala Liga, tiga kali memenangi Premier League, dan dua kali ke final Liga Champions. Alasan yang ia buat tidak masuk akal,” ujar Sir Alex Ferguson dalam buku autobiografinya.
“Lalu Rooney menjawab kalau seharusnya kami merekrut Mesut Ozil yang memilih ke Real Madrid. Namun saya tegaskan kepadanya kalau membeli pemain itu adalah urusan klub dan bukan urusan dia. Tugasnya hanya bermain, tugas saya memilih tim. Saat itu, saya merasa saya sudah bekerja dengan benar.”
Hingga minggu ketiga Oktober, saga transfer Rooney belum kunjung usai. Jelang laga melawan Bursaspor, ia kembali mempertegas kalau ia tetap menolak kontrak baru sebelum adanya jaminan kalau United mampu menarik pemain-pemain hebat dunia. Ucapan yang kemudian dibalas singkat oleh Fergie. “Saya hanya menjelaskan satu hal kepada Rooney yaitu hormati klubmu,” tuturnya.
Cerita rumit ini kemudian berakhir ketika pada tanggal 22 Oktober 2010, Rooney memutuskan menerima perpanjangan kontrak lima tahun sekaligus menjadikannya sebagai pemain dengan gaji tertinggi di klub. Hal ini sudah disepakati sebelumnya oleh Ferguson dan keluarga Glazer.
Kabar ini disambut berbeda-beda oleh para penggemar. Ada yang gembira, namun tidak sedikit yang merasa kecewa. Orang-orang yang kecewa ini menganggap Ferguson mulai kehilangan kekuasannya sehingga mampu dibuat tunduk oleh Rooney. Dua hari setelah diperpanjang, ia dimainkan 90 menit melawan Rangers. Pada pertandingan tersebut, Rooney mendapat serangan verbal dari para pendukung United setiap kali memegang bola.
Fergie sendiri mengaku tidak ambil pusing selagi Rooney masih memberikan gol. Wazza baru benar-benar dimaafkan setelah penampilannya mulai kembali padu pada paruh kedua musim. Gol salto ke gawang Manchester City seolah menjadi penghapus segala kesalahan Rooney di masa lalu.