Foto: Dailymail.co.uk

Saat United terakhir kali dipegang Jose Mourinho, klub ini berada di posisi keenam dan hanya memiliki 26 poin. Secara berturut-turut United tertinggal 8, 11, dan 13 poin dari Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur. Keadaan kemudian berubah 180 derajat ketika Solskjaer masuk menggantikan Mourinho sebelum Natal.

Masuknya Solskjaer langsung meningkatkan perolehan poin United secara signifikan. Sebelum laga melawan Burnley digelar, United kini hanya tertinggal tiga dan tujuh poin saja dari Chelsea dan Tottenham Hotspur. Kini, Setan Merah membuka kembali kesempatan untuk finis di posisi empat. Bahkan tidak tertutup kemugkinan mereka akan mengejar pos tiga besar.

Apa yang ditampilkan United bersama Solskjaer memberikan rasa optimisme bagi semua pihak yang terlibat. Tanpa terkecuali asistennya, Mike Phelan. Sosok yang pernah memperkuat United ini juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor kebangkitan United setelah era Mourinho. Dengan 15 pertandingan yang masih tersisa, Phelan yakin United akan memiliki kemajuan yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

“Kami mencoba mendapatkan poin yang sebelumnya telah banyak kami hilangkan. Sekarang, kami hanya terus melakukan pekerjaan kami, terus menekan tombol-tombol dengan tepat. Mungkin kami akan kehilangan beberapa poin, yang itu biasa di sepakbola, tetapi saat ini kami bisa memenangi banyak pertandingan. Tujuan kami adalah mencoba melakukan yang lebih baik lagi dan mendorong pemain tampil lebih jauh,” kata Phelan dalam United Review.

Phelan kini merasakan situasi yang berbeda dibanding sebelumnya. Saat ini, ia bekerja dengan orang-orang yang berusia jauh lebih muda darinya. Rekan sejawatnya seperti Rene Meulensteen, Eric Steele, hingga Alex Ferguson, sudah tidak ada lagi di tim. Meski bekerja dengan anak-anak muda, namun Phelan mengaku nyaman bisa menikmati setiap menitnya bersama Setan Merah.

“Hubungan saya berjalan dengan baik. Bukan cuma Ole, ada McKeena, Carrick, yang semuanya terlibat. Keseimbangan antara kami sangat bagus. Rentang usia yang berbeda justru membuat banyak ide-ide segar muncul. Karena mereka, saya jadi terbawa kembali seperti di usia muda, yang tanpa pengalaman dan sedikit pengetahuan.”

Phelan pertama kali masuk ke dalam manajemen United pada tahun 2001. Tujuh tahun kemudian, ia diangkat sebagai asisten pelatih menggantikan Carlos Queiroz. Selama 12 tahun, Phelan mendapat banyak pengalaman bekerja bersama pemain besar seperti Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, hingga Rio Ferdinand. Saat ini, ia bekerja dengan para pemain yang mayoritas masih berusia muda seperti Marcus Rashford, Eric Bailly, dan Anthony Martial. Phelan merasa para pemain United saat ini bisa mengikuti jejak para legenda klub tersebut asalkan memiliki sikap mental yang tepat.

“Mereka semua ada di sini karena suatu alasan. Entah itu karena DNA United, etos kerja, atau segala sesuatnya. Tugas kami adalah memastikan pemain ini bisa meningkatkan kualitas dan kepribadian yang mereka punya. Itu adalah tanggung jawab utama karena mereka datang ke klub ini dengan bekal kemampuan yang cukup baik,” ujarnya.

“Saya ingin para generasi berikutnya melakukan hal yang sama dengan pemain generasi sebelumnya. Saat ini, para pemain yang kami punya sudah memenangi beberapa piala, namun belum semuanya bisa diraih. Tugas mereka adalah menjadi pemain yagn lebih baik dan memenangkan sesuatu untuk klub dan diri mereka sendiri.”

Pada pekan ke-24 ini, Phelan akan menemani United bertanding menghadapi tim favoritnya semasa kecil, Burnley. The Clarets adalah klub junior dari Phelan sebelum hengkang ke Norwich City. Ia menyambut dengan baik klub yang ia habiskan selam enam tahun dan mengumpulkan 168 pertandingan di kompetisi liga.

“Burnley sangat berarti bagi saya. Saya pendukung klub ini sejak sekolah. Saya tinggal tidak jauh dari tempat mereka, jadi saya benar-benar tumbuh di Burnley. Bergabung dengan mereka sangat brilian bagi anak sekolahan seperti saya,” katanya.

Phelan boleh saja mengaku kalau ia adalah penggemar Burnley. Namun pada Selasa malam di Old Trafford nanti, ia wajib berlaku profesional dan meninggalkan atributnya sebagai pendukung Burnley. Hal ini semata-mata demi membawa United, serta Solskjaer, meraih kemenangan kesembilan secara berturut-turut.