Pada November 2012, Premier League mendaulat Sir Alex Ferguson sebagai manajer terbaik untuk bulan Oktober. Panel Premier League memilih Fergie dikarenakan performa Manchester United yang fenomenal dengan meraih tiga kemenangan menghadapi Newcastle United (3-0), Stoke City (4-2), dan mengalahkan Chelsea di Stamford Bridge dengan skor 3-2.

Akan tetapi, penghargaan tersebut justru menjadi gelar manajer bulanan terakhir yang diperoleh United. Selepas era Ferguson, tidak ada satu pun manajer Setan Merah yang mampu meraihnya baik Moyes, Giggs, Van Gaal serta Mourinho. Paling mentok, mereka hanya sanggup menjadi nominasi saja seperti Mourinho yang beberapa kali melakukannya pada musim lalu.

Tabu tersebut kemudian patah pada Jumat (8/2). Ole Gunnar Solskjaer didaulat menjadi manajer terbaik Premier League bulan Januari. Ia mengalahkan manajer Burnley, Sean Dyche, dan manajer anyar Southampton, Ralph Hasenhuttl.

Gelar tersebut disambut meriah oleh pihak klub. Hal ini nampak dari situs resmi United yang memasang judul And Solskjaer Has Won It, berdasarkan ucapan komentator Clyve Tyldesley saat mengomentari pertandingan United melawan Bayern Munich pada 1999. Sesuatu hal yang nampak wajar karena United tidak pernah memenangi gelar ini setelah hampir tujuh tahun.

Walaupun begitu, Ole sendiri tidak mau menikmati gelar ini sendirian. Sikap ramahnya terlihat dari aksinya yang mengajak semua stafnya untuk berfoto bersama trofi tersebut. Baginya, prestasi United dalam kurang lebih dua bulan terakhir ini bukan karena andil Ole seorang.

“Jujur, saya sendiri kurang menyukai penghargaan individu untuk olahraga tim. Tapi penghargaan ini baik untuk staf dan para pemain. Kami saling melengkapi satu sama lain dengan baik. Berjam-jam dihabiskan Kieran (McKeena) dan Michael (Carrick) untuk merancang sesi latihan, melakukan sesi, dan bekerja individu. Kami kelompok yang baik, dan kami saling membantu,” kata Ole.

Baik Dyche dan Hasenhuttl, keduanya sama-sama memiliki performa yang bagus sepanjang bulan Januari. Namun jika dibandingkan dengan kiprah Solskjaer, tentu saja apa yang ditorehkan eks striker Molde tersebut jauh lebih baik.

United memenangi lima pertandingan pertama klub pada bulan Januari yaitu melawan Newcastle United, Reading (FA), Tottenham Hotspur, Arsenal (Piala FA) dan Brighton and Hove Albion. Satu-satunya sandungan datang dari Burnley yang bisa menahan mereka 2-2. Namun skor imbang tersebut didapat setelah tim tertinggal dua gol terlebih dahulu. Ole juga sukses memutar prediksi orang-orang yang sempat meragukannya dengan kemenangan di London menghadapi Spurs dan Arsenal.

Berkat kiprahnya di Januari, Ole mencatatkan sejumlah rekor. Dialah manajer pertama sepanjang sejarah klub yang memenangi enam laga pertamanya. Pencapaian yang tidak bisa diraih Mourinho, Van Gaal, Moyes, Alex Ferguson, dan Matt Busby yang hanya memenangi lima pertandingan.

Kesuksesan Ole diikuti oleh Marcus Rashford yang meraih penghargaan pemain terbaik bulan Januari. Ia menjadi pahlawan berkat golnya ke gawang Brighton, Tottenham, dan Newcastle. Rashford menjadi pemain ketiga di era setelah Alex Ferguson yang bisa meraih penghargaan tersebut setelah Anthony Martial (September 2015) dan Zlatan Ibrahimovic (Desember 2016).

Ini adalah kali pertama Setan Merah memenangi penghargaan pelatih dan manajer bulanan secara bersamaan. Terakhir kali mereka melakukannya pada Januari 2011 saat Sir Alex memenangi gelar manajer of the month sementara player of the month diraih Dimitar Berbatov.

Para penggemar United tentu mengharapkan Ole kembali meraih penghargaan tersebut pada bulan Februari. Caranya adalah dengan terus meraih kemenangan yang diawali dari laga melawan Fulham pada akhir pekan ini. Seandainya Ole sukses memenanginya kembali pada bulan depan, maka ia akan menyamai kinerja Sir Alex Ferguson yang terakhir kali melakukannya pada periode Maret dan April 1999.

Sementara bagi Rashford, jika ia kembali memenangi penghargaan yang sama pada bulan Februari, maka ia menjadi pemain United pertama yang bisa melakukannya secara beruntun setelah Cristiano Ronaldo. CR7 melakukannya pada periode November dan Desember 2006.