Foto: Independent

Musim ini Ole Gunnar Solskjaer secara teratur berada di bawah tekanan setelah membuat Manchester United tampil kurang baik. Namun sejak itu semua dilewatinya dengan perasaan legowo, Solskjaer akhirnya berhasil kembali membawa United ke jalur yang benar. Setidaknya, bukti dari rencana yang sempat ia janjikan di awal musim perlahan-lahan mulai terbukti.

Di sisi lain, wajar mengapa tekanan itu datang kepada Solskjaer. Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, United mulai berubah menjadi klub yang tidak terlalu diperhitungkan. Maka sejak saat itu pula harapan besar (untuk bangkit) selalu diletakan pada punggung manajer. Termasuk di punggung Solskjaer. Jadi sekali lagi, wajar bilamana ia berada di dalam tekanan jika Setan Merah masih belum bisa memenuhi harapannya.

Bahkan di musim ini pun ada sebagian suporter yang sudah tidak menginginkan Solskjaer. Mereka lebih ingin ada nama manajer yang lebih bagus seperti Mauricio Pochettino untuk mengisi kursi manajer United. Hanya saja keinginan suporter ini berbanding terbalik dengan para pemain. Karena sebaliknya, para pemain United justru tidak pernah berhenti mendukung Solskjaer. Mereka malah masih percaya jika Solskjaer adalah orang yang tepat untuk menjadi manajer tim.

Mungkin agak membingungkan jika hanya melihat dari dua kondisi ini. Namun terlepas dari itu, dengan raihan sembilan clean sheet dalam dua bulan terakhir, satu tempat di perempat final Piala FA serta delapan besar Europa League, masih ada “kemungkinan” jika Solskjaer masih tepat menjadi manajer United.

Bukan hanya itu, Solskjaer juga sudah membuktikan hasil-hasil dari konsep rencanannya yang ia paparkan di awal musim. Dan hal ini menunjukkan bahwa ia terbukti sedang membawa pasukan Setan Merah kembali ke jalur yang benar. Tapi rasanya kurang afdol jika hanya diungkapkan secara singkat, maka untuk itu, berikut tiga alasan yang membuat Solskjaer masih layak melatih Manchester United.

Meningkatkan kualitas pemain secara individu

Kualitas individu pemain United adalah aspek yang paling lemah selama beberapa tahun terakhir. Jose Mourinho misalnya, ia memang menghasilkan beberapa taktik baik yang mampu membantu United memenangkan trofi (Europa League). Tapi kualitas pemain yang berada di bawah asuhannya sangatlah rendah. Para pemain sering mengalami inkonsistensi dan sulit untuk menentukan “apa yang harus dilakukan” ketika berada di bawah Mou.

Dan hal seperti ini tidak terjadi di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Ia justru telah memunculkan peningkatan kualitas dan konsistensi para pemainnya. Sebut saja semisal Anthony Martial dan Marcus Rashford di musim ini. Mereka berdua menjadi lebih tajam ketika berduet di atas lapangan. Selain itu ada juga Fred misalnya, pemain yang flop di musim lalu berhasil dibuat meningkat drastis di musim ini.

Tidak hanya itu, di lini pertahanan, ada Aaron Wan-Bissaka yang berhasil meningkatkan kualitas sayap kanan United. Luke Shaw juga telah berhasil memainkan sepakbola terbaik dalam kariernya di Old Trafford. Maka dengan beberapa bukti peningkatan inilah, Solskjaer rasanya masih layak untuk memimpin United dalam beberapa musim ke depan.

Solskjaer adalah masterplan

Memang tidak bisa dipungkiri, Solskjaer memiliki banyak kesalahan selama menjadi bos United. Akan tetapi jangan lupa, ia juga telah memenangkan beberapa pertempuran taktis melawan beberapa manajer berpengalaman. Pria berusia 46 tahun itu sudah mampu menunjukkan bahwa ia sedang membawa United berada di jalan yang benar dalam aspek ini.

Pep Guardiola misalnya, manajer City ini berhasil dikalahkan oleh Solskjaer –dengan taktiknya– sebanyak tiga kali di musim ini. Mungkin hasil ini bisa dibilang kebetulan. Tapi perlu diingat, Solskjaer juga mampu bermain dengan rencana cerdasnya untuk menahan Liverpool di Old Trafford. Di laga tersebut, ia bahkan hampir mengklaim kemenangan dengan skema tiga bek yang dapat bergerak cepat kembali menjadi empat bek.

Ya mungkin harus diakui, agak jemawa rasanya jika menyebut Solskjaer adalah masterplan. Di satu sisi ia juga masih memiliki banyak hal untuk dipelajari. Tapi yang jelas, dengan merujuk pada skemanya sejauh ini, Solskjaer telah menunjukkan lebih dari cukup bahwa ia punya rencana yang baik untuk (permainan) Manchester United.

Kesuksesan di bursa transfer

Aspek keberhasilan di bursa transfer mungkin merupakan kekuatan terbesar Solskjaer hingga saat ini. Keberhasilan di bursa transfer juga masih menjadi alasan utama untuk membuat ia tetap bertanggung jawab menjadi pemegang kendali United dalam membangun (kembali) kejayaannya. Sejauh ini, Solskjaer telah mendatangkan lima pemain baru, dan semua orang pasti akan mengatakan jika semuanya –pada tahap ini– telah berhasil.

Harry Maguire misalnya, ia telah menjadi kesuksesan terbesar dari jendela transfer musim panas tahun lalu. Pun dengan Aaron Wan-Bissaka dan Daniel James. Ditambah lagi, kedatangan Bruno Fernandes di bursa transfer Januari kemarin berhasil pula menambah kualitas tim United. Playmaker asal Portugal itu bahkan telah mengubah United, dengan membawa kilau kreativitas dan imajinasi baru ke dalam tim utama.

Walaupun setelah itu, Solskjaer sempat diejek karena malah memilih meminjam Odion Ighalo sebagai opsi pelapis bagi Marucs Rashford. Tapi ejekan tersebut akhirnya sirna dengan sekejap ketika Ighalo berhasil mencetak empat gol dalam lima pertandingan. Ya kendati mungkin terlalu cepat untuk bilang Solskjaer “sudah berhasil”, tapi setidaknya, Solskjaer memiliki “portofolio” yang meyakinkan bahwa ia berpotensi “berhasil” dalam melatih United.