Foto: The Sport Rush

Masih ingat kasus yang menimpa Adam Johnson? Pemain yang disebut sebagai calon bintang timnas Inggris ini divonis bersalah atas tindakan pencabulan terhadap seorang gadis berusia 15 tahun pada 2016 lalu. Ia kemudian mendapat vonis hukuman penjara selama enam tahun meski ia kemudian hanya menjalankan setengah dari hukuman yang diberikan.

Atas apa yang ia perbuat, Johnson harus menerima konsekuensinya yaitu kehilangan segalanya yang pernah ia miliki. Istri dan anaknya pergi meninggalkan dia. Yang paling disayangkan sudah pasti karier sepakbolanya yang otomatis berakhir. Sejak kasus ini mencuat ke permukaan, Sunderland, klub terakhir Adam, resmi memecatnya. Usia Adam yang saat ini baru 32 tahun sebenarnya memungkinkan dirinya untuk kembali bermain sepakbola, namun namanya kini sudah hancur akibat perbuatan bejat tersebut.

Sikap Sunderland saat itu menuai pujian. Mereka tidak memandang kalau Adam Johnson adalah salah satu penggawa terbaik mereka. The Black Cats jelas tidak mau dianggap sebagai klub yang melindungi seseorang yang punya latar belakang kriminal. Oleh karena itu, memecatnya adalah pilihan yang tepat demi nama baik Sunderland itu sendiri.

Namun, tidak semua bernasib seperti Adam. Terbang jauh ke Norwegia, ada salah satu kasus kejahatan seksual yang juga melibatkan pemain sepakbola. Pemain tersebut bernama Babacar Sarr. Ia melakukan serangkaian pemerkosaan ketika masih menjadi pemain sepakbola di negara tersebut. Sayangnya, ia mendapat perlakuan berbeda yang salah satunya didapat oleh mantan manajernya, Ole Gunnar Solskjaer.

Sarr pertama kali dituduh melakukan pemerkosaan saat masih bermain untuk klub Swedia, Sogndal, pada 2015. Ia dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita saat liburan akhir musim di Stockholm. Akan tetapi, kasus ini kemudian dicabut oleh pihak kepolisian setelah serangkaian investigasi.

Ia kemudian pindah ke Molde pada 2016 dan disana ia bertemu dengan Ole Gunnar Solskjaer. Selama bermain untuk mereka, Sarr kembali tersandung masalah yang sama. Sarr dituduh melakukan empat tindakan pemerkosaan.

Dalam proses penyelidikan, beberapa kali Sarr menolak untuk memberikan sampel darah untuk mempermudah kerja tim penyelidik. Sampai akhirnya pada Maret 2018, Sarr terbukti bersalah atas melakukan tindakan pemerkosaan. Tiga bulan kemudian, salah satu korban kejahatan Sarr buka suara kalau ia pernah diperkosa olehnya pada 2014 dan telah melahirkan anak dari perbuatan kejinya tersebut yang kemudiandikonfirmasi secara resmi kalau itu memang anak Sarr setelah hasil tes keluar pada Juni 2019.

Ia kemudian diadili pada 14 Agustus 2018, namun ia dibebaskan tiga hari kemudian dan Sarr hanya dituntut membayar ganti rugi. Penuntut kemudian mengajukan banding. Bahkan pada November 2019, Sarr kembali diduga melakukan pemerkosaan terhadap perempuan yang sama dua kali di Oslo setelah mengakhiri musim kompetisi Liga Norwegia.

Perlindungan dan Pertolongan Dari Solskjaer

Yang membuat kasus ini mendapat sorotan adalah cara Solskjaer yang dianggap sangat melindungi Sarr meski ia sudah dibuktikan bersalah. Saat kariernya terancam, Solskjaer dengan enteng menyebut kalau tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Bahkan ia beberapa kali terus memberikan kesempatan main kepada pria asal Senegal tersebut. Kepada Romsdals Budstikke, Solskjaer juga mengungkapkan kalau selagi dia belum dinyatakan bersalah, maka ia tidak punya keinginan untuk tidak memainkannya.

Ben Rumsby, jurnalis dari The Telegraph, mengunjungi Norwegia untuk melakukan investigasi terhadap masalah ini. Ia menemui salah satu korban yang mengaku diperkosa oleh Sarr yang sudah pulih dari trauma mengerikan tersebut. Meski begitu, ia masih marah terhadap orang-orang yang dianggap mendukung si pemerkosa termasuk Solskjaer.

“Saya tidak berpikir kalau dia punya nilai lebih untuk mengelola klub besar atau orang-orangnya sama sekali. Anda harus punya nilai lebih untuk bisa membuat pemain Anda menjadi lebih bagus karena mereka ini adalah bintang yang bisa bebas melakukan apa saja. Jadi, ketika Anda memiliki orang seperti itu (Sarr), saya tidak tahu Anda jenis orang yang seperti apa,” kata si perempuan tersebut.

Ia menceritakan kalau saat itu ia memang sedang dalam kondisi mabuk setelah pesta. Namun ia kaget ketika mengetahui ada seorang pria yang berada di atasnya ketika terbangun dan Orang itu adalah Sarr. Mayoritas dari korban Sarr rata-rata diperkosa saat mereka tertidur karena mabuk setelah berpesta.

Kasus ini saat itu menjadi skandal besar di Norwegia. Molde jelas menjadi yang paling menderita karena terus dihadapkan dengan spanduk dan nyanyian anti pemerkosaan selama sisa musim 2017. Namun, nama Sarr tetap tidak tersentuh hukuman apapun. Bahkan pada Agustus 2018, ia didapuk menjadi kapten tim dalam sebuah pertandingan yang membuat Solskjaer menjadi sasaran mereka yang tidak suka atas keputusannya tersebut.

“Klub yang memutuskan siapa yang memenuhi syarat, jadi saya membuat keputusan itu. Kami akan melihat kapan kasus itu akan selesai, tetapi kami percaya terhadap pemain kami dan kami sudah membuat pilihan (menjadikan Sarr sebagai kapten),” kata Solskjaer.