Foto: Daily Mail

Sejak nama kompetisi berubah dari Piala Champions menjadi Liga Champions, Manchester United tercatat empat kali gagal lolos dari fase grup. Tiga diantaranya memaksa mereka untuk turun kompetisi ke Liga Europa. Kejadian terakhir baru terjadi pada tengah pekan kemarin saat anak asuh Ole Gunnar Solskjaer terlempar ke Liga Malam Jumat setelah kalah dari RB Leipzig dengan skor 3-2.

Kegagalan musim ini bisa dibilang lebih tragis jika dibandingkan kegagalan sebelumnya. Pasalnya, United mengawali turnamen musim ini dengan cara yang meyakinkan. Mereka menang 2-1 atas PSG dan 5-0 atas RB Leipzig, dua tim yang musim lalu menjadi runner-up dan semifinalis pada ajang ini. Saat itu, Setan Merah dijagokan untuk lolos karena mereka hanya butuh sekitar empat poin saja untuk meraih tiket 16 besar.

Sayangnya, United hanya mendapat tiga poin. Kekalahan dari Basaksehir, PSG, dan RB Leipzig mengubah nasib tim ini dari yang di ambang kelolosan justru terhempas ke tempat yang mereka hindari. Para pemain hanya bisa meratap, sedangkan Ole hanya bisa menyesali kegagalannya atas kekalahan yang ia dan timnya derita.

“Sebenarnya kami memulai grup ini dengan sangat baik. Akan tetapi, kekalahan melawan Istanbul Basaksehir seharusnya tidak pernah terjadi. Kami kehilangan poin yang seharusnya bisa kami raih. Kami sudah menunjukkan apa yang kami bisa tapi kenyataannya kami tidak cukup bagus,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Banyak yang sepakat dengan Ole kalau kegagalan ini tidak akan terjadi jika mereka tidak kalah di kandang kesebelasan asal Turki tersebut. Ketika itu, Setan Merah tumbang 2-1 dengan penampilan yang begitu mengecewakan. Dua gol Basaksehir hadir dari lemahnya koordinasi lini belakang. Penyakit yang susah dihilangkan pada musim ini. Padahal, lini belakang adalah kunci dari keberhasilan mereka finis pada posisi tiga Liga Inggris musim lalu sekaligus membawa mereka ke Liga Champions musim ini.

Apa yang dilakukan Ole persis mengingatkan kita kepada kegagalan serupa yang terjadi pada 2011/2012. Saat itu, United juga gagal lolos dari fase grup dan terlempar ke Liga Europa. Jika Ole menyalahkan hasil melawan Istanbul Basaksehir, maka Sir Alex Ferguson saat itu menyalahkan hasil laga melawan Basel.

Kegagalan yang dialami Fergie saat itu bisa dibilang jauh lebih buruk. Jika banyak yang memaklumi kegagalan Ole karena United berada di grup neraka, maka Fergie justru tidak bisa lolos dari grup yang di atas kertas seharusnya bisa mereka taklukkan.

Ketika itu, United tergabung di grup C bersama Benfica, FC Basel, dan debutan dari Rumania, Otelul Galati. Sayangnya, hingga matchday terakhir belum ada satupun kesebelasan yang dipastikan lolos. Benfica dan United memiliki poin sama yaitu 9, sedangkan Basel 8 poin. Pertandingan terakhir mempertemukan United dengan Basel sementara Benfica bertanding melawan Otelul Galati.

Sayangnya, United kalah pada pertandingan yang dimainkan di St Jakob-Park tersebut. Setelah tertinggal dari gol Marco Streller pada menit ke-9, United tidak kunjung mencetak gol sampai kemudian kembali dibobola oleh Alex Frei pada menit ke-84. United baru bisa memperkecil ketertinggalan melalui gol Phil Jones.

Kekalahan ini membuat Benfica dan Basel lolos dari grup C sebagai dua teratas. Sedangkan United hanya berada pada urutan ketiga. Akan tetapi, Ferguson tidak menyalahkan hasil pada pertandingan tersebut. Ia justru kecewa dengan hasil laga melawan Basel ketika bermain di Old Trafford.

“Saya merasa kalau hasil laga melawan Basel di rumah adalah kunci kegagalan kami. Kami harus bilang kalau hasil saat itu adalah hasil yang sangat bodoh. Kami ceroboh karena kami seharusnya bisa menang 5-0. Saya kecewa. Keluar dari turnamen ini akan sangat rugi bagi kami karena ini turnamen terbaik di dunia,” kata Ferguson.

Hasil pertandingan yang dimaksud adalah ketika United bermain imbang 3-3 melawan Basel pada 27 September 2011. Ketika itu, kemenangan tampak diraih dengan mudah setelah United unggul 2-0 hanya dalam tempo 17 menit berkat dua gol Danny Welbeck.

Akan tetapi, babak kedua berjalan anti klimaks bagi United. Mereka kebobolan 3 gol oleh duo Frei yaitu Fabian dan Alexander pada menit ke-58, 61, dan 76. United selamat dari kekalahan berkat sundulan Ashley Young pada menit terakhir. Hasil yang mengecewakan karena pertandingan sebelumnya mereka juga bermain imbang 1-1 melawan Benfica. Setelah pertandingan, Fergie mengkritik pemainnya telah bertindak ceroboh.

“Kami ceroboh sepanjang pertandingan. Kami bermain seperti sebuah tim yang sangat lemah. Empat bek kami punya kualitas dengan Rio Ferdinand dan Patrice Evra yang merupakan pemain berpengalaman. Sayang, mereka semua bertahan tidak terlalu mantap,” kata Ferguson mengkritik pemainnya.