Nama Noussair Mazraoui kian dikenal ketika ia membawa Maroko ke semifinal Piala Dunia 2022. Itu merupakan prestasi terbaik bagi negara wakil Afrika di Piala Dunia. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan kalau Mazraoui memang layak bermain bersama Bayern Munchen.

Lahir di Timnas Pusat

Meski membela Maroko dan namanya memang Maroko banget, tapi Mazraoui sejatinya lahir di Leiderdorp, Belanda, pada 14 November 1997. Ia mulai membela tim lokal, AVV Alphen sejak usia empat tahun dan pindah ke Alphense Boys tiga tahun kemudian.

Namun, perjalanannya menembus Akademi Ajax tidak semudah itu. Ia empat kali menjalani trials sebelum akhirnya benar-benar diterima. Awalnya, ia ditolak karena tubuhnya terlalu ringan.

“Itu menyakitkan. Aku masih kecil dan menangis. Setelah percobaan yang keempat kalinya, aku mendapatkan surat penerimaan,” kenang Mazraoui.

Di Ajax, perjalanan Mazraoui juga tidak mulus. Ia baru debut di Jong Ajax pada 12 Agustus 2016 atau saat usianya 19 tahun. Ia bermain sebagai gelandang dan sulit memberikan impresi buat pelatih tim utama.

Kesempatan baru hadir saat Erik ten Hag melatih Ajax. Ten Hag mengambil risiko dengan memberinya debut pada 4 Februari 2018 sebagai pemain pengganti di laga melawan NAC Breda.

Di akhir musim 2017/2018, Mazraoui mencatatkan delapan penampilan dengan bermain kebanyakan di pos gelandang tengah. Semuanya berubah ketika ia ditempatkan di pos bek kanan, di mana ternyata itu adalah posisi terbaiknya.

Mazraoui menjadi pemain inti Ajax pada musim 2018/2019. Di akhir musim, ia membawa Ajax meraih double: Eredivisie dan KNVB Cup. Di akhir musim, ia mendapatkan penghargaan “Ajax Talent of the Year”. Di musim itu juga, Ajax bermain dengan sensasional ketika mencapai babak semifinal Liga Champions.

Gaya Main Mazraoui

Menurut Bundesliga, gaya main Mazraoui mirip dengan Trent Alexander-Arnold. Ia senang main di area pertahanan lawan. Mazraoui juga tak takut untuk mendribel bola melewati lawan, serta membantu serangan timnya.

Secara pertahanan, ia bisa melakukan tekel keras, sampai tekel untuk clearence bola. Yang bikin Mazraoui menarik adalah kemampuannya bermain di gelandang tengah. Sehingga, secara visi, ia cukup mumpuni untuk main sebagai bek kanan.

Mantgan Direktur Olahraga Bayern, Hasan Salihamidzic, bilang kalau Mazraoui adalah pemain yang selalu menekan lawan di sayap kanan. Mentalitasnya juga yang membuat Bayern merekrutnya.

Mantan CEO Bayern, Oliver Kahn, juga memuji Mazraoui, “Noussair Mazraoui adalah batu loncatan berikutnya untuk lebih memperkuat tim kami secara terarah. Kami telah menetapkan tujuan besar lagi untuk musim baru dan pemain seperti Noussair memperluas pilihan kami. Kami juga berharap dapat kembali berlaga di Liga Champions bersamanya dan kami ingin merayakan banyak keberhasilan bersama di tahun-tahun mendatang.”

Dikritik Karena Membela Palestina

Nazraoui termasuk salah satu pesepakbola yang mendapatkan kritikan keras saat membela Palestina pada Oktober 2023 lalu. Sebelumnya, dalam sebuah video, ia memberikan dukungan dan doanya bagi warga Palestina.

Namun, hal ini mendapatkan tentangan keras dari anggota dewan Jerman yang meminta Mazraoui untuk diekstradisi. Kelompok Yahudi Jerman juga menyerangnya karena tak berduka saat Israel diserang.

Mazraoui pun dipanggil oleh Bayern yang meminta klarifikasinya. Namun, menurut CEO Bayern, Jan-Christian Dreesen, Mazraoui telah meyakinkan klubnya bahwa ia adalah orang yang cinta damai dan menolak teror serta perang.

Bayern sendiri sangat dekat dengan Israel dan Yahudi. Mereka menyesalkan serangan Hamas terhadap Israel yang konon menewaskan 1400 orang di Israel. Di sisi lain, Israel telah membantai lebih dari 40 ribu orang. Namun, tidak ada tindakan apapun dari Bayern.

Nasib Mazraoui memang lebih baik ketimbang pemain lainnya seperti Anwar El Ghazi yang dibekukan oleh klubnya, Mainz. Pun dengan bek Nice, Youcef Atal yang langsung diinvestigasi oleh pihak berwenang Prancis karena dianggap memposting video yang berbau anti-semitic.