Foto: The Guardian

Sejak paruh kedua musim ini, Ole Gunnar Solskjaer akhirnya berhasil membentuk tim Manchester United seperti yang selama ini diinginkannya. Tidak ada keraguan bahwa dampak Bruno Fernandes telah membuat United bermain begitu luwes dan berjalan sesuai ritme.

Sejak Fernandes mulai melakoni debutnya, bahkan pasukan Setan Merah belum kalah sama sekali. Hebatnya lagi bentuk tim Solskjaer lebih dari sekedar berpusat pada permainan pemain asal Portugal itu.

Itulah sebabnya gambaran tim United saat ini semakin menjadi menarik. Solskjaer agaknya sangat senang dengan kenaikan bentuk para pemainnya itu. Terutama dari struktur lini tengah, di mana sejauh ini telah menunjukkan keseimbangan pertahanan dan pola aliran bola yang ciamik. Tidak diragukan lagi, pergerakan United dalam menyerang pun terlihat jauh lebih serasi akhir-akhir ini.

Selain itu, otak di balik naiknya kualitas tim United sekarang juga telah saling menemukan titik temunya. Baik Solskjaer, Mike Phelan, Michael Carrick atau Kieran McKenna, atau bahkan kombinasi dari semuanya, mereka sudah mampu bekerja dengan baik. Mereka telah menemukan cara latihan yang tepat. Dan situasi inilah yang menjadi alasan mengapa momen musim panas nanti bisa dibilang sangat menjanjikan sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, Manchester United memiliki dasar tim yang kokoh untuk dibangun. Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa Ole Gunnar Solskjaer memang telah menanamkan mentalitas kuat di klub. Ia menciptakan lingkungan yang baik di ruang ganti dan ia memberi The Red Devils peluang nyata untuk sukses. Maka apa yang terjadi selanjutnya, itu akan menentukan; seberapa jauh mereka dapat mencapai semua target yang telah diimpikan?

Selama United berada di bawah Solskjaer, tidak ada yang bisa mengelak kalau mereka semua masih dalam proses. Tentu saja, namanya juga “dasar pondasi bangunan” sebuah tim. United masih memiliki lubang signifikan di skuat mereka, terutama di pos sayap kanan. Mereka juga belum memiliki gelandang tengah yang pas sebagai pengganti jangka panjang untuk Nemanja Matic, bek tengah tambahan untuk pelapis Maguire dan Lindelof, ataupun bek kiri untuk pelapis Luke Shaw.

Maka pada titik ini tampak seperti sebuah peluang yang akan ditawarkan kepada keluarga Glazer. Jika mereka benar-benar bertanggung jawab di Old Trafford, dan mereka benar-benar ingin mengubah Manchester United, maka mereka harusnya memperhatikan situasi barusan. Dan yang menjadi sebuah pertanyaan besar mendasar untuk semua itu adalah; apakah keluarga Glazer ingin United kembali menjadi klub penantang gelar atau apakah mereka hanya puas dengan menjadikan United sebagai klub empat besar?

Apa yang terjadi selama jendela transfer musim panas nantilah yang akan menjawab pertanyaan itu. Terutama akan menjawab apakah keluarga Glazer benar-benar terbukti ingin membuat Manchester United bangkit dari keterpurukannya atau tidak.

Karena sekali lagi, musim panas ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada alasan bagi para elit, petinggi dan pemilik United untuk tidak mendukung manajer mereka di musim panas ini. Solskjaer telah mengintegrasikan setiap pemain yang telah ia datangkan sejauh ini, dan ia tidak melakukan apa yang para pendahulunya lakukan.

Daniel James, Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka, semuanya telah menjadi tokoh tim utama yang penting sejak mereka tiba di klub musim panas lalu. Sementara dampak Bruno Fernandes telah didokumentasikan dengan baik. Maka jika Solskjaer menginginkan pemain tertentu, ada rekam jejak yang kuat untuk memfasilitasinya. Manajer asal Norwegia itu berhak mendapatkan apa yang terbaik dari para pemilik klub.

Tentu saja, situasi global saat ini telah menghantam keuangan klub-klub di seluruh Eropa. Tetapi sudah bukan rahasia lagi bahwa Manchester United, dengan cadangan uang tunai sekitar 100 juta paun, lebih siap jor-joran melakukan transfer ketimbang klub lainnya. Secara teori, Setan Merah sebenarnya bisa mendapatkan keuntungan dalam kondisi saat ini. Karena mereka memiliki peluang menggaet pemain top yang potensial dengan saingan yang sedikit.

Mengejar Jadon Sancho misalnya, United sebetulnya punya peluang yang besar. Secara khususnya, transfer ini juga akan memberikan ukuran kepercayaan kepada Glazers dan Ed Woodward. Terutama terkait komitmen apakah mereka berdua benar-benar ingin memulihkan Manchester United sebagai kekuatan klub besar atau hanya ladang bisnis saja.

Pemain sayap Borussia Dortmund itu sudah lama menjadi incaran Manchester United. Ia sudah masuk daftar transfer selama lebih dari setahun, dan ia merupakan tambahan yang sempurna untuk pos sayap kanan tim Solskjaer. Terlebih lagi, Sancho adalah pemain asli Inggris. Ia masih muda dan sedang berporses naik menjadi pemain bintang. Maka bisa dibilang Sancho sangat cocok dengan visi jangka panjang Solskjaer –yang memang ingin menaikkan kualitas United ­step-by-step.

Ya walaupun Dortmund pastinya tidak akan mau menjual murah pemain sayapnya itu. Tapi menurut MEN Sports, rasanya tim asal Jerman tersebut tidak akan menuntut biaya lebih dari 100 juta paun untuk pemainnya. Mungkin paling tidak transfer ini akan memecahan rekor transfer United sebelumnya ketika mereka mendatangkan Paul Pogba dari Juventus pada 2016.

Jadi kira-kira, apa keputusan musim panas kalian wahai keluarga Glazer?