Asisten pelatih dan mantan gelandang Manchester United, Michael Carrick, berbicara secara eksklusif tentang yayasan yang ia dirikan dan atsmosfer kehidupan barunya di bawah komando manajer sementara Ole Gunnar Solskjaer.

Di sisi lain, Michael Carrick sendiri telah berkecimpung di dunia sepakbola selama lebih dari 20 tahun, dan sebelum ia memulai perjalanannya untuk menjadi salah satu pemain terbaik dalam sepakbola Inggris, pria berusia 37 tahun ini memiliki visi bahwa ia ingin mengumpulkan uang yang ia dapatkan selama ini untuk amal. Ia sangat ingin melakukan hal tersebut karena terinspirasi dari mantan pemain kriket Inggris bernama Ian Botham.

Mantan gelandang Manchester United itu sangat kagum dengan perjalanan karier Ian Botham, dan berambisi akan melakukan hal yang sama dengan apa yang ia miliki selama ini. Bahkan sekarang, Carrick tengah menjalani sebuah projek bernama Michael Carrick Foundation yang ia buat bersama istrinya Lisa. Menyikapi hal ini, ia pun mengungkapkan bahwa dirinya memang sudah terpacu untuk melakukan sesuatu yang positif sejak dulu.

“Sejak saya masih kecil, saya ingin melakukan sesuatu yang positif. Saya cukup beruntung memiliki Wallsend Boys Club, di mana saya dibiarkan tumbuh dan berkembang di sana saat saya tidak mendapatkan perhatian di dunia luar. Saya tahu itu benar-benar tempat khusus, dan saya selalu berpikir saya ingin memberikan sesuatu ketika saya sudah tua nanti,” tutur Michael Carrick pada MEN Sports.

“Sulit untuk menyulap pekerjaan saya menjadi projek amal. Saya masih belum sampai ke sejumlah target sebanyak yang saya inginkan. Saya akan selalu membenahi target saya itu setiap minggu jika saya bisa. Karena saat ini pekerjaan saya kurang cocok untuk melakukan itu.”

“Istri saya, Lisa, melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam membangun projek ini. Sebelumnya, saya tidak ingin memulai ini dengan singkat secara cepat, atau menyerahkannya kepada orang lain, karena itu tidak terasa cocok untuk saya. Tapi saya bersyukur karena sekarang anak-anak saya juga terlibat membangun impian saya. Kadang-kadang sulit, akan tetapi itu tidak berarti apapun bagi saya.”

Meski disibukkan dengan pekerjaannya sebagai asisten pelatih Manchester United, Carrick selalu menyempatkan datang langsung dari tempat latihan pasukan Setan Merah di Carrington untuk melihat perkembangan projek yayasan amalnya itu. Ia benar-benar memanfaatkan waktu luangnya untuk projeknya tersebut.

Selain itu, diumumkan juga, bahwa yayasan yang sedang didirikan Carrick ini akan mendanai Girls Without Boundaries selama tiga tahun ke depan. Girls Without Boundaries sendiri adalah sebuah program yang mendorong wanita muda yang berisiko dikucilkan secara sosial dari olahraga dan aktivitas fisik untuk mengambil bagian dalam kegiatan secara langsung.

Bagaimanapun, Carrick, yang dipromosikan menjadi staf pelatih United di bawah Jose Mourinho, telah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pesepakbola pada musim lalu, dan ternyata langkah ini merupakan awal dari agendanya untuk merealisasikan impian mulia masa kecilnya. Ia mengungkapkan bahwa selain ingin berkontribusi dibalik layar United, ia pun berharap bisa lebih leluasa dalam menggunakan waktunya untuk kegiatan amal.

“Walau tidak pernah sederhana, pensiun adalah agenda saya. Ada banyak pekerjaan untuk saya setelah itu, tapi tetap berada di sepakbola masih selalu menarik untuk saya. Anda pasti bisa melihatnya. Mungkin, ini juga adalah kesempatan saya untuk bisa lebih leluasa guna melakukan kegiatan yang saya impikan dari kecil (kegiatan amal),” ungkap Carrick.

“Memang, ada banyak hal yang berbeda yang terjadi pada saya setelah pensiun. Banyak hal baru dan tuntutan untuk memberikan yang terbaik berupa latihan-latihan kepada para pemain, tapi itu sama sekali tidak memberatkan saya. Karena para pemain di klub ini luar biasa, apalagi saat ini Ole berhasil melakukan hal yang luar biasa, dan kami bisa bekerja dengan baik sebagai sebuah tim.”

 

Sumber: Manchester Evening News