Jelang akhir musim 2022/2023 berakhir Manchester United terus diterpa segudang permasalahan. Mulai dari banyaknya pemain yang kehabisan bensin, hasil pertandingan yang tidak sesuai harapan, hingga keraguan kapasitas seorang David de Gea di bawah mistar gawang.

“Kami ingin dia bertahan dan kami ingin memperpanjang kontraknya. Dia adalah kiper paling banyak clean sheets di Premier League. Kami tidak akan bisa ada di posisi ini tanpa dia,” begitu pernyataan Erik ten Hag setelah United kalah dari West Ham United pada Minggu malam.

Sang penjaga gawang kembali menjadi sorotan karena melakukan blunder fatal akibat tidak mampu menahan tendangan lemah Said Benrahma.

Pernyataan Erik memang benar adanya. Tanpa De Gea, Setan Merah mungkin tidak ada di empat besar. Selain itu, dia juga masih bertahan sebagai pole position dalam meraih gelar Golden Glove. Tidak hanya itu, pemain depan juga punya andil karena tidak bisa cetak gol lebih banyak.

Kita juga tidak bisa mengelak kalau De Gea masuk dalam deretan top kiper di dunia. Beberapa penyelamatannya berkelas. Ia juga sudah mendapat label legend dari pendukung United akibat dedikasi dan komitmennya untuk klub ini.

Namun, kita juga tidak bisa membantah bahwa dalam beberapa laga terakhir sang penjaga gawang juga mulai gemar membuat blunder. Belum lupa dari ingatan aksi kocaknya ketika melawan Sevilla yang mengakibatkan tiket semifinal Europa League melayang, sekarang ia sudah membuat posisi United di empat besar kembali terancam.

Keraguan akan sosoknya di bawah mistar pun kembali muncul. Mulai timbul hujatan dan harapan agar United mulai merevisi kembali keinginan mereka memperpanjang sang kiper. Menurut Manchester Evening News, United pun dikabarkan mulai mempertimbangkan keinginan mereka memperpanjang masa bakti sang kiper.

Apa yang terjadi pada laga vs West Ham seperti menandakan kalau kiper ini memang tidak bisa memenuhi kiper zaman sekarang yang pandai melakukan build-up dari belakang. Selain blunder yang menjadi gol, ia juga beberapa kali melakukan salah umpan dalam melakukan passing pendek. Bahkan dalam menit-menit awal pertandingan ia langsung memberi give away pada pemain The Hammers.

Sayangnya, De Gea tampak untouchable alias tidak tersentuh. Bukan karena United tidak mampu membeli kiper baru, namun dewi keberuntungan memang selalu berpihak kepadanya tiap kali ada keinginan melepasnya ke klub lain.

Mesin fax rusak pada 2015, hengkangnya Sergio Romero, hingga cederanya Dean Henderson membuat De Gea selalu bisa kembali menjadi pilihan utama. Tidak hanya itu, situasi tersebut juga diikuti dengan penampilan gemilang sang penjaga gawang.

Padahal, keinginan untuk memiliki kiper yang jago dalam mengolah bola bawah sudah timbul sejak musim lalu. Sayangnya, hal itu tidak pernah terjadi karena aksi-aksi De Gea dalam melakukan penyelamatan membuat namanya masih ada di bawah mistar United.

Ironis memang. Pada akhir Oktober 2022, De Gea mendapat pujian yang begitu besar karena kegemilangannya menghadang serangan West Ham di Old Trafford. Sampai-sampai Marcus Rashford heran mengapa De Gea bisa melakukan penyelamatan berkelas sampai lebih dari dua kali dalam dua laga tersebut.

Namun sekarang, laga melawan West Ham pula yang membuat nasibnya mulai dipertanyakan kembali. Sudah ada empat error yang dia lakukan yang membuatnya menjadi kiper paling sering melakukan kesalahan berujung gol pada musim ini.

Ten Hag pun kembali dibuat pusing apakah ia masih butuh kehadiran De Gea atau mencoba bersikap tegas dengan tidak memakainya kembali karena dia tidak memenuhi kriteria kiper ideal pada zaman sekarang.