Foto: Manchester Evening News

Semoga saja para pemenang FA Youth Cup 2022 ini memiliki karier yang cemerlang, entah itu bersama United atau bersama klub lain yang bermain dalam kompetisi elite Eropa.

Dalam sebuah kesebelasan sepakbola, peran pemain senior sangat penting. Pemain senior bisa menjadi pengayom bagi rekan satu timnya atau sebagai penjaga semangat rekan satu tim. Tidak hanya itu, pemain senior juga bisa mengarahkan para pemain muda yang belum punya banyak pengalaman bermain sekaligus menjadi inspirasi bagi pemain-pemain muda tersebut.

Inspirasi bisa dalam berbagai bentuk. Entah mengikuti gaya bermainnya atau yang paling gampang adalah meniru perayaan seniornya ketika mencetak gol atau ketika merayakan keberhasilan mereka menjadi juara.

Belum lupa dari ingatan ketika Alejandro Garnacho melakukan perayaan ‘Siuuu’ setelah mencetak gol ke gawang Nottingham Forest pada final FA Youth Cup beberapa waktu lalu. Garnacho sendiri benar-benar menjadi pengagum berat seorang Cristiano Ronaldo. Bahkan ia disebut-sebut sebagai pemain yang berani karena ia datang dari Argentina. Disaat pemuda-pemuda Argentina pada umumnya berharap ingin seperti Messi, Garnacho tidak segan-segan untuk menyebut kalau CR7 adalah G.O.A.T yang sesungguhnya.

Aksi yang tidak kalah ikonik lainnya dilakukan empat pilar akademi lainnya yaitu Sam Mather, Dan Gore, Kobbie Mainoo, dan Maximilian Oyendele. Mereka meniru foto bersejarah yang dilakukan Ryan Tunnicliffe, Jesse Lingard, Paul Pogba, dan Ravel Morrison ketika menjadi juara kompetisi serupa 11 tahun lalu.

Mather menjadi Tunnicliffe dengan berpose telanjang dada. Gore memegang piala tanpa ekspresi layaknya Lingard. Di sebelah Gore ada Mainoo yang menjadi Pogba, sedangkan Oyedele berpose seolah-olah Morrison.

Apa yang mereka lakukan tentu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada seniornya tersebut. Berkat mereka juga, United sukses membawa pulang kembali FA Youth Cup setelah puasa 11 tahun.

“Saya ingat perasaan ketika saya mengangkat piala tersebut dan yang melihat gambar itu kembali dan itu adalah hal yang luar biasa. Saya berbicara dengan pemain muda itu dan mereka ingin melakukannya. Mereka ingin membuat ulang foto itu dan itu sebuah momen brilian,” kata Jesse Lingard mengomentari aksi juniornya tersebut.

Pemain yang masa depannya sedang tidak jelas ini berharap para pemain muda yang sukses menjadi juara FA Youth Cup kemarin bisa mendapat kesempatan main di tim utama pada musim depan. Setidaknya, ini berguna untuk meneruskan tradisi di mana setiap tahunnya United selalu memiliki pemain baru yang bisa menembus tim utama dari tim akademi.

“Mereka semua memiliki bakat dan tergantung bagaimana kerja keras mereka. Sulit memang untuk menembus tim utama tapi jika mereka mendapat kesempatan, terutama dibawa tur pra-musim dan beberapa kali duduk di bangku cadangan, saya yakin mereka akan mendapat kesempatan itu pada musim-musim mendatang.”

Harapan Lingard sama seperti suporter United di seluruh dunia. Kesuksesan mereka membawa gelar FA Youth Cup kemarin membuat skuad saat itu langsung dilabeli sebagai Class of 2022. Tidak ada salahnya memang untuk berharap meski di satu sisi cenderung berlebihan karena mereka belum benar-benar teruji.

Lagipula, dalam satu generasi tim akademi biasanya tidak semuanya sukses menembus tim utama. Syukur-syukur ada satu sampai dua nama. Bahkan generasi Lingard pun tidak semuanya sukses. Tercatat, hanya dia dan Pogba saja yang stabil bermain di level kompetitif dan menjadi pilihan tim utama.

Lihat saja Ryan Tunnicliffe. Selepas sukses membawa United juara FA Youth Cup 2011, ia diganjar penghargaan Pemain Muda Terbaik Manchester United. Akan tetapi, rekam jejak kariernya hanya sebatas bermain untuk Peterborough, Barnsley, Ipswich, Wigan, Millwall, Luton Town, dan Portsmouth.

Begitu juga dengan Ravel Morrison yang sampai harus singgah ke Swedia dan Meksiko demi bisa mendapatkan kesempatan bermain reguler.