Foto: Vbet News

Sudah tujuh tahun sejak Sir Alex Ferguson mundur sebagai manajer Manchester United. Kini tim pemegang gelar juara liga 20 kali itu sedang coba beranjak dari keterpurukannya. Setelah sekian lama salah langkah, salah urus, dan buang-buang uang, United sekarang berada di posisi yang jauh lebih menguntungkan sejak era David Moyes –sebagai era pelatih pertama pasca Ferguson.

Masa-masa kepelikan Setan Merah memang sangat membekas. Walau di satu sisi mereka masih bisa memenangkan trofi di tengah-tengah kondisi itu. Louis van Gaal menjadi orang yang pertama kali memenangkannya (Piala FA). Dan kemudian datang Jose Mourinho, yang bahkan memiliki kesempatan meraih trofi (Europa League) di musim pertamanya di Old Trafford.

Mungkin bagi klub lain, terutama bagi klub yang miskin trofi, pencapaian seperti itu adalah sebuah hadiah spesial yang patut untuk dirayakan. Karena raihan trofi bukanlah sesuatu yang mudah. Tetapi lantaran Manchester United adalah klub yang sudah kadung besar, raihan trofi semacam Piala FA dan Europa League masih belum seberapa.

Kemenangan Piala FA Van Gaal, misalnya, malah membuat manajer asal Belanda itu pergi dengan tidak terhormat. Dan kemenangan Mourinho di Europa League justru tidak menjaminkannya bisa bertahan lebih lama di Old Trafford.

Namun meski tampaknya persoalan ini adalah masalah “gengsi” trofi, tapi sejatinya tidak sama sekali. Masalahnya bukan terletak pada aspek trofi saja. Karena ada aspek-aspek yang pengaruhnya tidak boleh diremehkan seperti masalah kualitas tim dan permainan. Dan hal itu selalu terasa seperti penghalang bagi kemajuan Manchester United. Tentu saja ini adalah masalah besar.

Oleh sebab itu, sekarang United lebih terlihat jauh lebih berbeda. Pasukan Ole Gunnar Solskjaer mulai menawarkan sesuatu yang lebih tahan lama. Di dalam timnya, ada sebuah ikatan yang kuat. Para suporter mereka bahkan mengenali adanya tanda-tanda kebangkitan dari tim kesayangannya itu.

Tidak bisa dipungkiri memang sudah ada gambaran yang kian berkembang dari permainan United. Sebut saja seperti kualitas Bruno Fernandes. Jelas sekali bahwa kemitraannya dengan Paul Pogba sudah membesarkan hati para suporter United.

Ditambah lagi dengan munculnya Mason Greenwood, hal ini menambah cita rasa kualitas pemain muda lokal pada apa yang disajikan United. Lima pemain depan mereka pun terlihat sama berbakatnya –dan ada kemungkinan akan semakin berkembang jika Jadon Sancho jadi bergabung ke United.

Kendati begitu, tanda tanya tetap selalu ada. Terutama tanda tanya pada bentuk lini pertahanan United. Namun, ada perasaan bahwa bagian tersulit dari masalah permainan tim yang selama ini menyelimuti Setan Merah sudah mulai terkikis dan hampir selesai diperbaiki.

Mungkin United perlu sedikit belajar dari Liverpool terkait permasalahan lini pertahanan mereka. Yang di mana, The Reds waktu itu menyelesaikan masalahnya dengan membeli Alisson dan Virgil van Dijk. Ya opsi ini bisa menjadi opsi yang paling baik bagi Ole Gunnar Solskjaer di bursa transfer musim panas ini.

Di satu sisi, Solskjaer sendiri juga sudah berambisi ingin membuahkan banyak hal setelah menyelesaikan kompetisi Europa League. Manajer asal Norwegia itu pun mengakui bahwa setiap rencanannya akan didorong oleh proses yang nantinya terjadi setelah musim ini berakhir.

“Kami belum memenangkan trofi apa pun. Tapi kami sukses duduk di peringkat tiga dan meningkatkan kualitas tim. Kami terus berkembang, dan tujuan kami memiliki tolak ukur pada kesuksesan. Sungguh, itu adalah proses yang kami lakukan. Dengan hasil apapun yang kami dapat nanti –di Europa League–, ada langkah selanjutnya yang perlu dijalani,” ujar Ole Gunnar Solskjaer dikutip dari Sky Sports.

“Terkadang Anda tidak mendapatkan hasil yang layak karena yang Anda dapatkan belum maksimal. Tetapi jika Anda terus melakukan hal yang benar dan meningkat setiap hari, maka Anda akan sukses. Ya itulah kami, dan harapan kami adalah menjadi tim Manchester United yang sukses.”

Pernyataan Solskjaer ini adalah pendekatan filosofis yang mengagumkan. Dan tentu saja, ia benar. Bentuk United sejak kedatangan Fernandes pada Januari menunjukkan kemajuan yang berarti. Bahkan bisa dibilang transformatif. Rekor tak terkalahkan dalam 19 pertandingan terakhir adalah buktinya.

Jika bentuk seperti ini dibawa kembali ke musim depan dan mulai dipertahankan, itu akan membuat Manchester United bisa kembali bersaing memperebutkan hadiah terbesar. Mungkin bisa jadi gelar liga domestik atau bahkan gelar Liga Champions sekalipun. Ya sepertinya agak terdengar berlebihan, tapi siapa yang tahu.

Bayangkan saja, mereka adalah satu-satunya tim tak terkalahkan di Premier League sejak Februari. Tim dengan poin terbanyak dalam periode itu, lebih banyak dari Manchester City dan Liverpool. Kalau perolehan ini dapat dialihkan untuk meraih tujuan yang lebih besar, maka United kemungkinan akan mampu mencetak lebih banyak rekor baru.

Yang tersisa dari kemungkinan seperti itu nantinya hanyalah trofi dan perayaan yang menyertainya. Tapi besar kemungkinan, jika United benar-benar konsisten dan terus meningkat dari waktu ke waktu, tidak ada yang tidak mungkin pencapaian demi pencapaian akan mereka raih dengan mudah. Tentunya trofi bergengsi yang selama tujuh tahun ini sudah mereka impi-impikan.