Tidak bisa dibantah kalau sejauh ini, Manchester United begitu bermasalah dengan lini depan. Sejak membuat empat gol ke gawang Chelsea, Setan Merah hanya bisa menyarangkan satu gol saja dalam tujuh pertandingan setelahnya. Bahkan ketika menghadapi kesebelasan selemah Astana dan Rochdale saja, mereka hanya bisa mebuat satu gol meski menguasai hampir keseluruhan jalannya pertandingan.
Hal ini nampak mengecewakan bagi sebagian orang. Termasuk jurnalis Manchester Evening News, Samuel Luckhurst. Dalam Twitternya, ia mengeluhkan ketajaman para pemain depan klub. Ia merasa kalau sebaiknya para penggemar Manchester United membuat sebuah mosaik seperti yang pernah dilakukan lebih dari sedekade lalu.
#mufc have scored 18 goals in the last 20 games and managed more than one in only three of those. Possibly time for the worst Old Trafford mosaic to return: pic.twitter.com/CDES5HkrgJ
— Samuel Luckhurst (@samuelluckhurst) September 27, 2019
“MUFC telah mencetak 18 gol dalam 20 pertandingan terakhir dan hanya tiga kali bisa mencetak lebih dari satu gol dalam jumlah laga tersebut. Mungkin saatnya salah satu mosaik terburuk di Old Trafford untuk kembali muncul,” tutur Samuel.
Mosaik yang dimaksud adalah mosaik yang bertuliskan “More Goals Please” yang masing-masing per katanya tersebar di tiga sektor tribun stadion Old Trafford saat United bersiap membuka musim 2008/2009 melawan Newcastle United. Itu adalah bentuk kritikan dari suporter kepada para penggawa klub yang pada musim sebelumnya begitu kesusahan untuk mencetak gol ke gawang lawan pada awal-awal musim.
Musim sebelumnya, United sukses mengawinkan gelar Liga Champions dan Premier League. Namun akhir musim yang indah tersebut tidak diawali dengan awal musim yang menjanjikan. Khususnya di lini depan.
Untuk kompetisi Premier League, United hanya mencetak tujuh gol saja dari delapan pertandingan. Ditambah tiga laga di dua ajang yang berbeda yaitu Piala Liga (vs Coventry City) dan Liga Champions (vs Sporting dan vs AS Roma), total United hanya membuat sembilan dari 10 laga. Catatan ini yang diprotes oleh sebagian besar pendukung mereka.
Protes mereka saat itu terbilang wajar mengingat United memiliki empat striker yang cukup mumpuni dalam urusan mencetak gol yaitu Wayne Rooney, Louis Saha, Ole Gunnar Solskjaer, dan Carlos Tevez. Ditambah dengan Cristiano Ronaldo, sebagai winger, maka mereka memiliki lima pemain yang bisa diandalkan. Namun hingga bulan Oktober, produktivitas gol mereka cukup sedikit.
Striker United baru mencetak gol ketika Liga Inggris sudah bermain lima pekan. Louis Saha saat itu mencetak gol ketika United menang tipis 1-0 melawan Sunderland. Carlos Tevez menyusul membuka akun gol tiga pekan berselang. Empat hari sebelum Tevez mencetak gol, Ronaldo membuat gol ke gawang Sporting. Wayne Rooney baru membuat gol pada awal Oktober, sementara Ole Gunnar Solskjaer memutuskan pensiun setelah tidak bisa sembuh dari cedera.
Keran gol United baru mengucur kencang ketika memasuki Oktober yang ditandai dengan kemenangan 4-0, 4-1, dan 4-1 melawan Wigan, Aston Villa, dan Middlesbrough. Para pemain depan juga mulai kembali tajam termasuk Cristiano Ronaldo yang pada akhir musim membuat 42 gol.
Catatan ini yang diharapkan tidak terulang lagi ketika musim 2008/09 dimulai. Namun kenyataannya, United lagi-lagi seret gol pada beberapa laga. Meski hanya kebobolan empat kali dalam lima pertandingan liga, namun mereka hanya membuat enam gol saja. Bahkan empat laga awal, skuad asuhan Sir Alex Ferguson ini hanya sanggup membuat satu gol per partai. Atas dasar ini pula klub kemudian mendatangkan Dimitar Berbatov.
Peningkatan produktivitas baru terjadi ketika United memasuki Oktober dengan rentetan kemenangan 2-0 melawan Blackburn Rovers dan 4-0 melawan WBA. Namun performa inkonsisten membuat United sempat kembali mengalami seret gol dan hanya membuat 68 gol saja dari 38 laga. Beruntung catatan tersebut ditutupi dengan raihan empat gelar di akhir musim (Premier League, Piala Liga, Piala Dunia Antar Klub, dan Community Shield).
***
Jika berkaca dari dua musim tersebut, United punya kecenderungan untuk mulai panas ketika memasuki bulan Oktober. Sejak saat itu, mereka kemudian mulai konsisten meraih kemenangan demi kemenangan dan mencapai hasil yang mereka inginkan pada akhir musim. Ditambah dengan beberapa pemain depan yang kemudian mulai kembali menemukan performa terbaiknya.
Semoga saja hal ini bisa terjadi pada musim ini mengingat lini depan Setan Merah juga berada dalam situasi yang ideal. Satu yang membedakan adalah, jika pada dua musim itu United menghadapi jadwal yang mayoritas cukup ringan pada bulan Oktober, maka musim ini mereka dihadapkan dengan beberapa laga sulit seperti melawan Arsenal dan Liverpool. Semoga saja Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood bisa tampil tajam pada bulan kesepuluh ini.