Omar Berrada dipilih sebagai CEO Manchester United yang baru. Ini menjadi perekrutan signifikan pertama United di bawah era INEOS. Yang menarik, Berrada sebelumnya bekerja sebagai Kepala Pengelolaan Sepakbola City Football Group; yang membawahi Manchester City dan 11 klub lainnya di penjuru dunia.

Pertanyaannya, siapa Omar Berrada dan apa signifikansinya untuk Manchester United?

Sosok Penting di Manchester City

Dilansir dari laman Linkedin-nya, Omar Berrada mengawali kariernya di Spanyol. Awalnya menjadi product manager, sampai akhirnya menjadi Head of Sponsorship FC Barcelona sejak Januari 2004 hingga Agustus 2011.

Dari Barcelona, ia bergabung bersama Manchester City pada September 2011 sebagai Head of International Business Development. Puncak kariernya di City terjadi pada September 2016 ketika ia menjabat sebagai Chief Operating Officer.

Kinerjanya yang bagus membuatnya dipromosikan ke City Football Group (CFG) pada September 2020 sebagai Chief Football Operations Officer. Ia tidak cuma mengurusi Manchester City, tapi 12 klub lain di bawah CFG.

Fungsi CEO bagi Klub Sepakbola

Sebuah klub biasanya dijalankan oleh poros ganda yang bekerja beriringan. Poros yang pertama adalah di sisi olahraga. Dalam hal ini yang berkaitan dengan teknis sepakbola seperti perekrutan pemain, pelatih, sampai negosiasi kontrak. Sementara itu, poros yang lain berkenaan dengan bisnis klub itu sendiri. Mulai dari mengurus sponsor, infrastruktur klub, pengembangan bisnis, dan mengelola puluhan sampai ratusan karyawan.

Menurut The Athletic, Manchester City punya pengelolaan klub yang jauh lebih baik di dua poros tersebut ketimbang United. Akan tetapi, masuknya Sir Jim Ratcliffe bersama INEOS-nya berusaha untuk mengubah hal tersebut secara signifikan.

Untuk membuat United bisa menyamai apa yang dilakukan City, cara paling mudahnya tentu saja membajak “otak”-nya, dalam hal ini Omar Berrada. Ia ditugaskan untuk mengambil peranan dalam kedua poros tersebut sebagai CEO Manchester United.

Hal ini juga menjadi solusi bagus buat Keluarga Glazer. Sebagai pemegang saham mayoritas, prioritas utama mereka jelas keuntungan. Namun, kalau sisi sepakbolanya tidak menunjukkan progres signifikan, maka sisi bisnisnya pun akan terpengaruh. Contohnya? Gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions.

Sementara itu, INEOS sudah berpengalaman mengelola tim. Perekrutan Berrada menjadi salah satu tandanya. Berrada mungkin tidak akan memberikan perubahan secara instan, tapi perekrutan ini menunjukkan kalau Sir Jim Ratcliffe memang ingin menghadirkan perubahan.

Menjadi Sukses Seperti Manchester City

City bisa berjaya karena uang minyak adalah pernyataan yang tidak salah. Akan tetapi, banyak uang tidak melulu soal kejayaan.

Di bawah Tedd Boehly, Chelsea mengeluarkan 574 juta paun untuk belanja pemain pada musim 2022/2023. Namun, dengan uang yang sungguh fantastis itu, Chelsea cuma ada di peringkat ke-12 Premier League. Di musim itu The Blues bahkan ditangani oleh empat pelatih: Thomas Tuchel, Graham Potter, Bruno Saltor, dan Frank Lampard.

United juga demikian. Uang yang dikeluarkan oleh Glazers untuk membeli pemain tidaklah sedikit. Namun, prestasi tidak juga datang secara instan. Soalnya, pengelolaan klub sepakbola saat ini kian rumit dan masif. Pelatih sudah tidak jadi orang satu-satunya yang mengurus segala hal tentang klub, mulai dari bisnis sampai perekrutan pemain. Ada orang lain yang bertugas membantu pekerjaan tersebut agar pelatih bisa fokus hanya pada aspek pertandingan.

Mengelola klub sepakbola dengan ratusan karyawan menjadi tugas yang rumit. Klub sudah bukan soal sepakbola tapi sudah macam perusahaan. CEO ini berperan besar untuk mengatur agar segalanya bisa berjalan sesuai dengan semestinya; dan City adalah tim yang bisa dibilang berhasil.

Soal transfer, mereka memang membeli mahal sejumlah pemain, tapi bisa mendapatkan banyak uang juga dari penjualan pemain. Ini sungguh berbeda dengan yang terjadi pada United utamanya era setelah David Gill. Musim 2022/2023, City mengeluarkan 155 juta euro untuk membeli pemain, tapi berhasil mendapatkan 162 juta euro dari penjualan pemain. Mereka bisa mendapatkan Haaland, sekaligus menyingkirkan pemain yang dianggap surplus seperti Raheem Sterling dan Gabriel Jesus dengan harga mahal.

Jadi, tidak ada salahnya kalau kini United meniru City, dan langkah pertamanya adalah dengan membajak pimpinan mereka sendiri.

Sumber: The Athletic