Setelah 10 musim memperkuat United, Antonio Valencia akhirnya akan meninggalkan Setan Merah akhir musim nanti. Pihak klub memilih tidak mengaktifkan klausul perpanjangan otomatis satu tahun dalam kontraknya. Hal ini berarti, pemain berusia 33 tahun tersebut akan berstatus tanpa klub selepas musim ini berakhir.

“Lago Agrio adalah kota yang sangat ramah di Ekuador. Ketika saya masih kecil, saya tidak pernah membayangkan bisa berkeliling Eropa. Terima kasih Tuhan sudah memberikan kesempatan bermain 10 tahun bersama klub terhebat di dunia yaitu Manchester United. Sekarang saya akan fokus untuk menjalani pemulihan sehingga saya bisa menyelesaikan musim ini bermain di Old Trafford,” kata Valencia dalam akun instagramnya.

Musim ini, peran Valencia memang tidak sedominan musim lalu. Cedera lutut memaksanya absen sangat panjang. Sebelumnya, pemain yang direkrut dari Wigan Athletic bisa dikategorikan sebagai pemain yang jarang terkena cedera. Hanya dua kali Valencia absen panjang karena cedera yaitu pada musim 2010/2011 dan 2012/2013.

Pihak United sudah mempersiapkan pengganti Valencia dalam diri Diogo Dalot. Meski baru bermain 13 kali, namun bek sayap asal Portugal ini sudah menunjukkan kelayakannya untuk mendapatkan tempat inti dalam starting eleven United. Dalot bahkan jauh lebih bagus dari perkiraaan dengan beberapa kali tampil apik sebagai winger kanan.

Baca juga: Diogo Dalot adalah Rekrutan Terbaik Manchester United Musim Ini

Soal pengganti di posisi Valencia, United sudah menemukannya. Namun yang menjadi kendala saat ini adalah menentukan siapa kapten utama klub sepeninggal dirinya. United belum punya calon kuat untuk mencari seorang pemimpin yang baru.

Ketika ditinggal Valencia yang sedang cedera, Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer kerap memberikan jabatan kapten kepada Ashley Young. Hal ini bukan tugas baru bagi Young mengingat beberapa musim sebelumnya ia juga kerap menjalani peran serupa saat Wayne Rooney tidak bisa bermain.

Sebelum rutin dipegang Ashley Young, Paul Pogba adalah kandidat kuat kapten utama Manchester United. Ia sudah memimpin United dalam dua pertandingan awal klub melawan Leicester City dan Brighton and Hove Albion. Akan tetapi, jabatan tersebut tidak dipegang lama oleh penggawa Prancis tersebut dikarenakan konfliknya dengan Jose Mourinho setelah Pogba mengkritik taktik yang digunakan United dalam pertandingan kandang melawan Wolverhampton, September lalu.

“Anda bisa melihat hasilnya berupa trofi Piala Dunia untuk Prancis. Hal itu sangat berarti bagi dirinya. Jadi bagi saya, Pogba mempunyai segala atribut untuk menjadi seorang kapten kesebelasan,” kata Ole Gunnar Solskjaer beberapa waktu lalu.

Dua nama baru kemudian muncul dalam beberapa hari terakhir. Bryan Robson mencalonkan Ander Herrera dan Chris Smalling sebagai kandidat kapten anyar United. Menurut Captain Marvel, hanya dua orang ini saja yang mempunya kemampuan yang bagus dalam memimpin sebuah kesebelasan.

“Dalam skuad saat ini, saya merasa hanya ada dua nama yang cukup bagus menjadi seorang kapten. Dilihat dari cara mereka mengatur, dan berkomunikasi dengan rekan satu tim yang lain. Kita punya Chris Smalling, yang bisa mengatur dan berteriak pada pemain lain. Lalu ada Ander Herrera. Saya sudah mengawasinya saat latihan dan dia adalah organisator. Orang-orang seperti itulah yang dibutuhkan untuk menjadi kapten.”

Dua nama ini memang menjadi kandidat kuat saat United mengalami krisis kapten akibat menurunnya performa Wayne Rooney dan Michael Carrick beberapa musim terakhir. Smalling misalnya, dia adalah kapten utama United saat Mourinho menjalani musim pertamanya melatih di kota Manchester. Smalling bahkan sudah mendapat status sebagai kapten ketiga saat mereka masih dipimpin oleh Louis Van Gaal. Chris bahkan menjadi kapten saat United meraih gelar Piala Liga kelima mereka dua tahun lalu.

“Sangat membanggakan bisa menjadi kapten untuk tim sekelas Manchester United. Jabatan kapten adalah satu dari yang diincar semua orang di klub ini,” kata Smalling saat memimpin tim melawan Arsenal pada 2015 lalu.

Salah satu keunggulan Smalling adalah pengalamannya yang jauh lebih banyak dibanding pemain lain. Hengkangnya Valencia, akan membuat dirinya sebagai pemain terlama yang pernah memperkuat Iblis Merah. Sudah banyak makan asam garam tentu menjadi modal penting bagi Smalling yang telah merasakan kepemimpinan dari para pelatih hebat seperti Roy Hodgson, Alex Ferguson, hingga Jose Mourinho.

Sementara itu, Ander Herrera sudah memiliki julukan yaitu Kapten Tanpa Ban Kapten. Julukan ini diberikan oleh salah satu reporter ESPN ketika mewawancarai pemain asal Spanyol tersebut, pada Februari lalu. Herrera dikenal dengan ekspresinya mencerminkan Manchester United itu sendiri yaitu penuh gairah dan pantang menyerah. Hal itu memang sejalan dengan kisah Herrera yang masih bertahan sampai hari ini meski beberapa kali hanya menjadi pemain cadangan.

“Jujur, saya beberapa kali mendengar kalau saya harus menjadi kapten dan memakai ban kapten di lengan. Tapi bagi saya, itu tidak perlu. Jika suatu hari tim membutuhkan saya untuk memimpin maka saya siap. Tapi saya tidak akan menjadi gila tanpa sebuah ban kapten. Yang paling penting adalah tim memiliki pemimpin yang berbeda dalam momen yang berbeda,” tutur Herrera.

Yang menarik, Robson tidak menyebut nama Pogba sebagai kandidat. Ia merasa kalau Pogba masih mementingkan sisi individunya dibanding permainan tim. Robson lebih senang menyebut Pogba sebagai pemain terbaik ketimbang kapten terbaik.

“Pogba bisa menjadi kapten, tapi bagi saya dia adalah pemain terbaik. Paul lebih banyak memainkan sisi individu. Dia tidak pernah mengatakan ke orang lain kalau kamu harusnya seperti ini, datang ke sini, atau bertepuk tangan memberi semangat,” pungkas Robson.

Mereka semua adalah pemain terbaik United dan nampaknya jabatan kapten akan jatuh kepada salah satu dari ketiganya. Publik tentu dibuat penasaran mengingat ketiga-tiganya punya atribut yang memadai untuk menjadi pemimpin. Lantas kalian selaku para penggemar United berada di tim mana? Tim Pogba, tim Herrera, atau tim Smalling?