Foto: UnitedinFocus

Pertandingan Manchester United melawan Bolton Wanderers pada 16 Agustus 2003 sedang memasuki menit ke-60. Ketika itu, Sir Alex Ferguson memainkan Cristiano Ronaldo untuk menggantikan Nicky Butt. Pergantian itu seketika menjadi momen yang mengubah nasib keduanya. Ronaldo berkembang menjadi salah satu pemain terbaik dunia, sedangkan United mendapat manfaat dari keberadaan CR7 di atas lapangan dan memutus puasa gelar Premier League bersamanya.

Cepat atau lambat, momen seperti ini kembali dinantikan oleh suporter United dari rumah. Momen ketika seorang pemain muda yang diharapkan bisa bersinar memulai pertandingan pertamanya bersama tim utama United. Bukan seorang Ronaldo yang memakai nomor tujuh, melainkan Amad Diallo dengan nomor 19 di punggungnya.

Sosoknya telah tiba beberapa waktu lalu. Amad sudah berfoto, memakai kostum United, dan melakukan wawancara. Yang terbaru, dia bahkan sudah menjalani latihan bersama tim utama. Amad tinggal menunggu akan dari mana kariernya dimulai. Apakah tim cadangan atau langsung ke tim utama bertemu dengan para pemain bintang.

Yang pasti, Amad adalah harapan baru bagi suporter United. Setelah Facundo Pellistri ternyata harus disekolahkan dulu ke tim U-23, suporter berharap Amad bisa menjadi warna baru di tim utama. Meski tidak tertutup kemungkinan akan memulai karier di akademi, namun tidak sedikit juga yang ingin cepat-cepat melihatnya mencicipi Premier League. Semua karena kualitas yang ia punya di usia muda.

***

Memasuki musim 2020/2021, United sibuk mencari pemain sayap yang bisa mengisi sisi kanan mereka. Satu nama yang ada di dalam daftar beli adalah Jadon Sancho. Sayangnya, dia tidak bisa dibeli karena permasalahan selama negosiasi. Alternatif lain seperti Jack Grealish juga gagal digaet.

Jadilah United merekrut Amad Diallo dari Atalanta. Dia dua tahun lebih muda dari Sancho. Kualitasnya juga belum terbukti karena menit mainnya sangat minim bersama tim utama Atalanta yaitu 24 menit. Jumlah yang tentu belum cukup untuk menilai apakah Amad benar-benar bagus seperti yang ada di dalam cuplikan video YouTube.

Namun Amad benar-benar dinilai begitu tinggi. Transfernya bisa mencapai 40 juta Euro jika segala bonusnya bisa ia penuhi. Dari segi permainan juga sama, orang-orang menganggapnya spesial. Papu Gomez menyebutnya seperti Lionel Messi karena pergerakannya sulit dihentikan. Bahkan Rio Ferdinand menyebut kalau momen perekrutan Amad mengingatkannya dengan kedatangan Cristiano Ronaldo.

“Saya tidak mau membebaninya dengan memberi kemiripan dengan Ronaldo. Tapi pemuda ini punya masa depan, dan jika Anda melihat klip-klip videonya dan cara orang ini bicara dengan kemampuannya, maka dia ada di proses yang sama untuk membuat dunia menjadi miliknya karena pemuda ini punya potensi kelas dunia,” kata Rio.

Suporter United kini sedang menanti apakah Amad bisa memberikan jawaban bagi permasalahan mereka di sisi kanan. Dalam tulisannya di The Athletic, Laurie Whitwell menyebut kalau Amad memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan kemampuannya melakukan manuver atau progressive run. Amad punya rata-rata 9 dribel dalam 90 menit kariernya dengan tingkat keberhasilan mencapai 54,2 persen.

Catatan ini membuktikan betapa berbahayanya Amad ketika bola sudah ada di kakinya. Magisnya mungkin makin terasa apabila United memainkan skema counter attack dengan memanfaatkan full-back lawan yang terlambat kembali ke posnya.

United memang benar-benar butuh sosok seperti Amad. Berkali-kali Ole Gunnar Solskjaer memainkan pemain-pemainnya di sayap kanan, tapi tidak ada yang memuaskan. Martial dan Rashford lebih suka main di kiri. Bahkan penampilan Rashford terkesan berantakan dalam laga terakhirnya melawan Burnley terlepas dari dia membuat satu assist. Daniel James dan Mason Greenwood juga masih inkonsisten. Saking kesulitan mencari pemain yang tepat, Ole kadang suka memainkan Juan Mata.

Segala situasi ini membuat peluang Amad untuk langsung main di tim utama terbuka lebar. Namun, Ole Gunnar Solskjaer menyebut kalau dia tidak mau terburu-buru untuk langsung cepat-cepat memainkannya di laga seketat Premier League.

“Saya senang membawanya ke sini. Dia sudah menunjukkan kualitasnya sebagai pemain muda. Dia harus belajar bermain di Inggris, suatu level sepakbola yang sudah pasti berbeda. Kami akan memberinya ruang dan waktu untuk berkembang dan mengeluarkan bakatnya,” kata Ole.

Masih jauh memang bagi Amad untuk bisa seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi seperti yang dikatakan Papu Gomez. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Amad bisa membuat kejutan dengan langsung bersinar pada setengah musim pertamanya asal dia bisa bekerja keras dan terus memaksimalkan kesempatan yang diberikan. Tim U-23 bisa menjadi awal yang bagus sebelum Amad bisa benar-benar memenuhi harapan suporter Setan Merah untuk menjadi pemain yang bisa membawa tim ini kembali berjaya.