Foto: Informator Stolicy

Manchester United mengadakan panggilan konferensi kuartalan terbaru mereka dengan investor pada Kamis (21/5) pekan lalu. Salah satu detail di dalam konferensi tersebut menunjukkan bahwa “hanya masalah waktu” saja klub bisa memenangkan gelar lagi. Ketika musim 2019/2020 Premier League akhirnya berakhir, itu berarti menunjukkan satu kesan bahwa United sedang mengulang penantiannya terhadap gelar.

Sebetulnya hal ini memunculkan tonggak yang tidak diinginkan oleh mereka. Bagaimana tidak, pasukan berjuluk Setan Merah itu harus terpaksa memperpanjang penantian mereka untuk meraih gelar menjadi tujuh tahun. Hanya sekali sejak akhir Perang Dunia Kedua United absen lebih lama tanpa memenangkan liga domestik.

Tapi gambaran ini, tentu saja, sudah berakhir. Dan penantian itu sudah terwujud dengan 26 tahun karier Sir Alex Ferguson yang dimulai pada Mei 1993. Hanya saja gagasan United harus menunggu seperti itu lagi dinilai agak sulit. Atau bahkan mungkin United sebetulnya akan menjadi seperti Liverpool yang jeda 30 tahun tanpa gelar liga. Kemungkinan sekarang agaknya lebih dekat dengan prediksi ini.

Kendati begitu, ternyata hanya akan menjadi masalah waktu sebelum United menjalankan obsesi kemenangannya dengan bena. Mereka akan kembali menjadi klub penantang gelar reguler. Ada beberapa pandangan terbaru bahwa di bawah Ole Gunnar Solskjaer United mungkin telah pindah ke jalur yang lebih benar. Maka kemajuan mereka ini bisa mempercepat terhentinya puasa gelar selama 12 bulan ke depan.

Sementara itu, panggilan konferensi triwulanan yang diadakan United dengan para investor pada pekan lalu berfokus pada dampak COVID-19 terhadap sepakbola dan keuangan. Tercatat bahwa United kehilangan 23 juta paun hingga 31 Maret sebagai akibat dari pandemi virus corona yang memaksa semua kompetisi terhenti.

Selain itu kegiatan-kegiatan rutin seperti tur di Old Trafford, pembukaan museum, aktivitas toko klub dan hak siar juga harus terhenti, dan itu mengganggu kekuatan keuangan klub. Intinya secara keseluruhan konferensi tersebut diadakan untuk membahas keadaan finansial klub.

Mengapa bisa sepenting itu?

Pasalnya kekuatan finansial adalah senjata yang tidak dimiliki United –atau tidak secara eksklusif– antara tahun 1967 dan 1993. Dan hal ini pun yang tidak dimiliki Liverpool selama tiga dasawarsa dalam keadaan lesu tanpa gelar. Maka “Manchester United modern” adalah raksasa keuangan, terlepas dari hutang, dan kisah sukses brand komersial yang besar.

Seperti yang dijelaskan Ed Woodward sebelumnya, mereka dapat mendatangkan uang bahkan ketika status klub di atas lapangan tidak dalam keadaan baik. Dalam merinci hasil keuangan mereka pada Januari, Februari dan Maret, United mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki 90 juta paun di bank. Mereka juga punya akses mudah ke aset 150 juta paun mereka dalam kredit. Total masih ada 240 juta paun uang milik United pada 31 Maret.

Maka persoalan ini membantu menjelaskan satu alasan mengapa tanggapan mereka terhadap pandemi adalah prioritas pertama. Salah satu bagian dari laporan keuangan yang juga menarik perhatian adalah kenaikan utang bersih. Sebagiannya dijelaskan oleh fakta bahwa United mampu membayar biaya 80 juta paun kepada Leicester City untuk Harry Maguire dalam sekali jalan. Ini semakin membuktikan United memang memiliki kekuatan uang yang vital.

Tambahkan juga, menurut MEN Sports, 240 juta paun yang tersedia saat ini masih siap pakai. Menjadi mudah untuk melihat mengapa Solskjaer berani berkata pada bulan Maret tentang dirinya yang bisa merekrut pemain terbaik untuk musim panas ini. Ed Woodward sejak saat itu agak marah dengan klaim manajer klubnya itu. Namun mau bagaimana lagi, memang kenyataannya United bisa terus menghabiskan uang dalam jumlah besar.

United juga tidak memotong sama sekali gaji pemainnya selama pandemi virus corona. Sementara klub-klub top Eropa lainnya meminta para pemain mereka untuk legowo ketika gaji mereka dipotong atau ditunda. Kebanyakan klub di Eropa sedang mempertimbangkan untuk menskalakan kembali rencana investasi mereka sendiri. Sedangkan United terus membayar semua staf mereka secara penuh dan masih berencana untuk aktif selama jendela transfer berikutnya.

Semakin gamblang jika menilik lebih dalam lagi. Apalagi ketika melihat jenis pendapatan yang dilakukan United dalam sepakbola modern, jelas bahwa memang hanya masalah waktu saja sampai “seseorang” mampu memperbaikinya. Alasan klub belum memenangkan gelar sejak 2013 lantaran pengambilan keputusan yang buruk di ruang petinggi. Mereka tidak mampu memilih manajer dan pemain yang pas.

Maka cepat atau lambat itu semua akan segera diperbaiki. Sekarang United terlihat menjadi klub yang lebih koheren, dan mereka sudah membuat keputusan yang masuk akal dengan memperhatikan opsi jangka panjang. Jadi sekali lagi, ketika semua ini bisa dilakukan dengan benar, hanya masalah waktu yang akan menentukan sampai mana trofi –terutama Premier League– bisa diraih.