Foto: Mirror.co.uk

Ketika pertama kali didatangkan pada 2014, Louis van Gaal diharapkan mampu menstabilkan kondisi United yang sebelumnya tengah terpuruk bersama David Moyes. Namun dari tiga tahun kontrak yang diberikan manajemen, ia hanya bertahan dua musim saja meski pada musim keduanya, United memutus puasa trofi Piala FA yang sudah berlangsung 12 tahun.

Jamie Jackson, dari Guardian, berkesempatan untuk mewawancarai mantan pelatih Ajax ini. Wawancara ini dilakukan untuk mengorek beberapa fakta yang belum pernah ia ungkapkan sebelumnya. Berikut jawaban-jawaban dari mantan manajer yang pernah membawa AZ Alkmaar juara Eredivisie ini.

Saya Merasa Dikhianati

“Saat itu saya merasa dikhianati oleh United. Saya kecewa karena apa yang saya dengar dari banyak orang adalah hal itu (rencana menggantinya dengan Mourinho) sudah terjadi sejak Desember, Januari. Setiap minggu saya berbicara dengan Ed Woodward. Setelah kami kalah tiga kali beruntun pada Desember dan tersingkir dari Liga Champions, saya berbicara kepadanya. Saya berkata: “Saya mengerti jika Anda ingin memecat saya.” Di klub seperti United kalah tiga kali beruntun tidak boleh terjadi. Lalu dia berkata: ‘Tidak, saya tidak akan memecat Anda. Percaya pada dirimu sendiri dan jangan percaya apa kata koran.”

“Tapi sekarang saya mengerti karena dia tahu kalau tahun depan saya bisa mengucapkan selamat tinggal. Jose Mourinho tersedia saat itu. Dia juga manajer yang baik dan Woodward berpikir bahwa dia sudah mengamankan salah satu manajer hebat.”

“Saya tidak marah dengan Mourinho. Saya bisa membayangkan bahwa Mourinho menginginkan kursi manajer United karena, itu adalah kursi tertinggi di sepakbola Inggris. Sebelum saya ke United, ada Tottenham Hotspur yang sudah duduk bersama saya di ruang tamu. Saya bisa menandatangani kontrak untuk Spurs dan saya telah berkata kepada istri kalau Spurs memiliki skuad yang jauh lebih baik dari United. Tapi saya memilih United karena tantangannya.”

United Tidak Pernah Melakukan Regenerasi

“Masalahnya adalah, klub ini tidak pernah melakukan penyegaran. Ketika Anda bekerja sebagai manajer, Anda harus menyegarkan tim Anda setiap tahun untuk menjaga perkembangan tim ini tetap berjalan. Saya memang mendapatkan beberapa pemain tapi saya tidak selalu mendapat yang saya inginkan. Itu masalahnya.

Ada Ed Woodward dan tangan kanannya, Matt Judge. Saya dan Judge jarang sekali bertemu. Lalu ada para pemandu bakat. Strukturnya sudah ada tapi semuanya kembali lagi ke Woodward dan Judge. Saya merasa kalau Manchester United bisa membeli setiap pemain karena mereka punya kekuatan. Saya tidak tahu apa yang membuat kami kesulitan mendapatkan pemain.”

Saya Sudah Mengincar Di Maria Sejak di AZ

“Saya sudah memantaunya sejak menangani AZ, tujuh tahun sebelum di datang ke United. Saya senang United mendatangkannya karena dia pemain yang kreatif, tetapi kami juga punya incaran yang lain. Di Maria punya masalah dengan budaya sepakbola Inggris dan iklimnya. Anda tidak akan tahu jika seorang pemain akan bermain baik dalam tim anda atau tidak hingga ia benar-benar bergabung. Ada banyak faktor karena sepakbola adalah permainan tim.”

“Terkait posisi, saya selalu bertanya kepada pemain saya di mana mereka ingin bermain. Ia ingin bermain di sayap kiri, jadi saya memainkannya di sana sejak awal seperti ketika ia membela timnas. Namun bagi saya, penampilannya di posisi tersebut tidak terlalu spesial untuk pemain berharga mahal. Itu sebabnya saya memainkan dia di sayap kiri, pemain nomor 10, striker, dan sebelah kanan. Para kritikus menyebut saya tidak memainkannya di posisi favoritnya, Pada kenyataannya, saya memberikannya kesempatan untuk bersinar dan ia tidak memanfaatkan itu dengan baik.”

Saya Dipecat dengan Sangat Buruk

“Cara mereka memecatku sangat buruk. Tapi saya suka Inggris karena budaya dan orang-orangnya. Banyak humor yang muncul dan mereka selalu mendukung saya sebagai manajer. Saya menghormati semua orang yang pernah bekerja dengan saya.”

Pemain Terbaik Selama di United

“David De Gea. Luke Shaw, dia memulai dengan sangat baik tetapi ia cedera parah melawan PSV. Dia di atas rata-rata. Ander Herrera juga. Dia tidak memulainya dengan baik tetapi perlahan dia menjadi bagian penting dari tim karena perilaku dan penampilannya di sesi latihan. Saya juga merasa kalau Daley Blind pemain yang konsisten untuk membangun permainan. Juan Mata juga kreatif dan saya senang dengannya. Itulah mengapa kami memainkan sepakbola yang menurut Anda membosankan. Kami dianggap membosankan karena kurang pemain kreatif untuk bisa meningkatkan tempo ketika menguasai bola dan menggunakan lebih banyak umpan vertikal. Tapi cara bermain kami jauh lebih baik daripada parkir bus.”

“Kami bisa menguasai wilayah pertahanan lawan. Sebagian besar, kami selalu lebih baik dari lawan kami. Namun ketika lawan memarkir bus, Anda butuh pemain kreatif. Itulah sebabnya saya mendatangkan Di Maria dan Memphis karena mereka kreatif dan saya pikir sebuah kesebelasan butuh tiga sampai empat pemain kreatif untuk menghancurkan lawa-lawan itu.”