Mengunggah apa pun di media sosial sama saja dengan menyiapkan bahan-bahan untuk dikonsumsi publik. Dampaknya bisa berakibat dua yaitu publik bisa menerimanya dengan baik, namun di sisi lain konten tersebut bisa mengundang masyarakat untuk membenci si pengunggah karena isi unggahannya tidak bisa diterima.

Jesse Lingard merasakan itu. Hanya karena kontennya yang sedang bersenang-senang di sebuah hotel, ia dihujat sangat keras oleh suporter hingga membuat Solskjaer dikabarkan marah dan berniat melakukan pembatasan media sosial untuk para pemainnya.

Media sosial saat ini berkembang dengan cara yang masif dan signifikan. Berbagai informasi dari berita, musik, sampai pornografi sekalipun dengan mudahnya kita dapat. Bahkan kegiatan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saja sudah bisa diketahui oleh para penggemarnya di Indonesia yang terpisah jarak beribu-ribu kilometer dari tempat mereka tinggal.

Berkat media sosial, industri sepakbola juga berkembang. Mereka bisa melakukan promosi hingga ke luar wilayahnya untuk bisa menggaet sponsor demi bertambahnya kas mereka. Tidak jarang, mereka punya banyak akun resmi dengan bahasa yang berbeda-beda. Alasannya agar para penggemarnya di seluruh dunia bisa berada lebih dekat dengan mereka. Data tahun 2014 saja melansir dari 1,3 milliar pengguna Facebook, 500 juta diantaranya adalah penggemar sepakbola.

Tidak hanya bagi klubnya saja, media sosial juga memberikan dampak yang signifikan bagi para pemainnya. Bagi pesepakbola, media sosial adalah wadah yang wajib mereka miliki agar eksistensi mereka bisa dinikmati oleh para penggemarnya sekaligus sebagai cara mempromosikan diri.

Meski begitu, media sosial juga membawa tuntutan tak tertulis yang seolah harus diikuti oleh pesepakbola. Mereka dituntut untuk selalu tampil sempurna dan tidak ada cela. Mereka semua tidak boleh melakukan kesalahan bahkan untuk hal-hal privasi sekalipun. Inilah yang membuat media sosial kerap membawa dampak negatif bahkan cenderung kontroversi.

Penjaga gawang Brighton, David Stockdale juga pernah mendapat cibiran hanya karena mengunggah foto anaknya yang memasang tampang ceria ketika memegang kaus Leeds United. Unggahan tersebut dianggap bersifat provokatif yang membuat Stockdale mendapat banyak sekali cibiran.

Kasus Lingard yang baru-baru ini viral bisa dijadikan contoh. Keasyikan merekam kegiatan pribadinya justru membuatnya dicap sebagai pemain yang hanya bisa eksis di media sosial dan tidak pernah serius bermain sepakbola. Hal serupa juga dialami beberapa pemain lain seperti Paul Pogba dan Marcus Rashford.

United dan Media Sosial

Ketika Sir Alex Ferguson masih menjadi manajer United, akun media sosial mereka hanya Facebook. Setan Merah menolak untuk memakai twitter yang saat itu sudah mulai digunakan beberapa kesebelasan Premier League. Alasan Fergie sederhana, ia takut Twitter yang hanya memiliki 144 karakter bisa membuat ucapannya disalah artikan orang lain.

Akun twitter United sendiri baru muncul pada Juli 2013 atau ketika Sir Alex Ferguson pensiun. Sejak saat itu, United mulai merambah ke platform lain seperti YouTube dan Instagram yang diiringi dengan perkembangan jumlah pengikut yang signifikan.

Dalam rezim Sir Alex Ferguson, media sosial bisa dibilang belum seeksis sekarang dan masih sebatas alat pemberi informasi. Tantangan media sosial baru dihadapi ketika United menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer. Saat itu, The Special One merasa risih karena media sosial kerap membuat pemainnya tidak fokus ke pertandingan dan tidak bisa menjaga privasinya.

Ia pun melarang para pemainnya untuk memakai media sosial baik di Twitter, Facebook, Snapchat, dan Instagram, sejak latihan sampai dua hari jelang dan sesudah pertandingan. Ia berharap dengan aturan tersebut para pemainnya bisa lebih fokus. Ia juga meminta tim medsos Manchester United untuk melakukan kebijakan serupa.

Beberapa kali Mourinho marah karena para pemainnya tidak bisa disiplin. Ia kecewa ketika melihat ada para pemainnya yang mengucapkan ulang tahun kepada bek akademi, Demetri Mitchell. Atau ketika Luke Shaw yang mengunggah sesi latihannya di rumah.

Naas bagi Mourinho. Karena media sosial juga ia dipecat dari Manchester United. Konfliknya dengan Paul Pogba karena video Snapchat di laga melawan Derby County menjadi pangkal dari masalah keduanya yang berakhir dengan perginya Mourinho yang disusul foto Pogba yang sedang tersenyum di instagramnya.

Cara Mereka Menggunakan Media Sosial

Seandainya saja United terus meraih prestasi, maka apa yang dilakukan Lingard mungkin tidak menjadi persoalan. Namun yang menjadi masalah di sini adalah performanya yang inkonsisten sehingga menjadikan aktivitas pada media sosial dianggap sebagai biang penurunan performa Lingard.

Beberapa kesebelasan lain juga tidak bisa menahan laju cepatnya pertumbuhan media sosial. Namun kebanyakan dari mereka meminta para pemainnya untuk menjaga sikap. Manchester City adalah contohnya. Pep mengaku tidak bisa mengontrol para pemain City dalam menggunakan media sosial.

Meski begitu, ia hanya meminta para pemainnya untuk menjaga sikap dan tidak menyinggung orang lain. Inilah yang membuatnya sempat kecewa kepada Benjamin Mendy karena menulis caption “sundulan peluru” terhadap gol bunuh diri Lewis Dunk ketika City bermain melawan Brighton. Bagi Pep, ucapan Mendy tersebut tidak pantas karena tidak menghormati klub lain. Bahkan Pep sendiri sempat meminta pengurus pusat latihan tim untuk mematikan Wi-Fi, meski akhirnya peraturan tersebut dilonggarkan.

“Saya tidak bisa mengontrol media sosial. Namun yang saya tekankan adalah kami harus punya motivasi untuk menang di setiap pertandingan. Media sosial adalah bagian dari kehidupan mereka, namun saya tidak mau melihat sikap tidak hormat untuk rekan satu tim, lawan, klub dan suporter atas itu yang terjadi. Mereka semua sudah dewasa dan beberapa dari mereka sudah menjadi orang tua,” ujarnya.

Sama seperti City, Liverpool juga menegur para pemainnya untuk bijak memakai media sosial. “Jika diberi pilihan, kami lebih suka melarang pemain menggunakan media sosial karena kerap membawa masalah,” kata Kepala Eksekutif Liverpool, Ian Ayre.

Real Madrid juga tidak mau ketinggalan. Para pemain Los Galacticos diminta untuk berhati-hati dalam mengunggah apa pun di media sosial mereka. Hal ini tidak lepas dari insiden perampokan yang menimpa Lucas Vasquez saat liburannya diunggah kea kun media sosial pribadinya.