Foto: Bein sport

Di saat Real Madrid meresmikan Luka Jovic, Eden Hazard, Ferland Mendy, dan Takefusa Kubo secara berturut-turut, postingan United dalam akun resminya masih dipenuhi dengan Daniel James. Dari refleksi Giggs tentang si pemain hingga komentar dari rekan setimnya. Bahkan akun resmi United mengunggah cerita Lee Grant saat mengikuti pra-musim 2018 lalu. Sesuatu yang direspons negatif oleh para penggemar Setan Merah.

Bukan bermaksud untuk tidak menghargai sosok James, namun para penggemar United menginginkan lebih dari itu. Mereka ingin ada langkah nyata lainnya dalam usaha United yang katanya ingin memperbaiki diri pada musim depan. Sayangnya, bursa transfer saat ini belum berjalan dengan baik bagi mereka meski waktu yang tersisa tinggal delapan minggu lagi.

Baik suporter dan Manchester United itu sendiri sama-sama sedang dilingkupi ketakutan. Para penggemar United takut kalau timnya kembali mengulangi kejadian musim lalu saat bursa transfer tidak berpihak kepada mereka. Hidup mereka kini masih dipenuhi rumor-rumor akan kedatangan pemain baru.

Musim lalu United berniat membeli lima pemain. Namun yang datang hanya tiga. Satu diantaranya bahkan penjaga gawang yang diplot sebagai kiper ketiga. Satu gelandang yaitu Fred diharapkan bisa menjadi rekrutan kelas dunia. Namun seiring berjalannya waktu, penampilannya masih mengecewakan. Sementara Dalot masih belum bisa mengimbangi kecepatan Premier League. Di sisi lain, permintaan akan bek tengah baru diabaikan.

Pihak klub juga tidak kalah takutnya. Saat ini mereka memilih untuk tidak lagi jor-joran seperti ketika rezim Van Gaal dan Jose Mourinho yaitu membeli pemain bintang berharga mahal. Sasaran mereka sekarang adalah pemain-pemain lokal berharga murah namun memiliki potensi untuk menjadi pemain hebat kedepannya.

Daniel James sudah berhasil diresmikan. Harganya 15 juta paun. Namun incaran lainnya ternyata memiliki harga yang jauh dari bayangan mereka. Aaron Wan-Bissaka tidak mau dilepas di harga 50 juta paun. Begitu juga Harry Maguire yang dibanderol nyaris menyentuh 100 juta paun. Bruno Fernandes dan James Maddison pun sebisa mungkin diharapkan United bisa digaet dengan harga dibawah 60 juta paun. Dirasa mahal, manajemen mulai mengarahkan pandangan kepada Sean Longstaff, gelandang Newcastle United yang musim lalu bermain 687 menit saja karena cedera lutut.

Manajemen khawatir jika mereka kembali mengeluarkan uang banyak, si pemain tersebut tidak memberikan performa yang bisa meningkatkan prestasi mereka. Ini bukan barang baru bagi Manchester United. Tengok daftar 10 pembelian termahal Manchester United sepanjang masa. Hanya satu yang benar-benar dibilang sukses jika berkaca dari raihan trofi yaitu Dimitar Berbatov.

Sisanya tidak konsisten seperti Eric Bailly, Romelu Lukaku, Anthony Martial, hingga Paul Pogba. Bahkan sudah ada yang hengkang dari United seperti Angel Di Maria dan pemain lain yang kemungkinan menyusul seperti Juan Mata atau Nemanja Matic.

Ada ketakutan dalam diri mereka jika kejadian ini kembali terulang. Belum lagi beban gaji mereka yang cukup tinggi di Premier League dan utang-utang yang belum terbayarkan. Seandainya mereka kembali jor-joran dan hasilnya kembali tidak memuaskan, maka kerugian mereka justru meningkat dua kali lipat.

Bursa transfer adalah sesuatu yang tidak pasti. Pemain yang dibeli mahal belum tentu akan gagal di sebuah klub. Sementara pemain yang direkrut dengan harga murah belum tentu akan sukses di klub barunya. Banyak faktor yang mempengaruhi sukses atau tidaknya seorang pemain di klub barunya. Diantaranya adalah cocok atau tidaknya si pemain dengan strategi pelatih, gaya permainan di kompetisi tersebut, kemampuan beradaptasi di negara baru tersebut, atau kalah bersaing dengan pemain-pemain lama.

Inflasi (meningkatnya harga) pemain sepakbola saat ini membuat harga para pemain menjadi tidak karuan. Jika Zidane saja yang dulu dihargai 45 juta paun pada masanya, maka zaman sekarang harga tersebut masih kurang untuk membeli gelandang Everton, Gylfi Sigurdsson. Banyaknya uang yang berputar di sepakbola maka harga pemain juga akan berdampak menjadi semakin tinggi.

Dalam bursa transfer butuh keberanian. Merekrut pemain anyar tak ubahnya sebuah bentuk perjudian. Terutama pemain berharga mahal. Namun bagi manajemen United saat ini, harga mahal selalu identik dengan kegagalan sehingga mereka ragu ingin mengeluarkan uang banyak lagi di lantai bursa. Apalagi United seperti klub yang gampang dibodohi karena tidak memiliki orang yang handal dalam melakukan lobi ketika merekrut pemain.

Jika melihat target United yang disebutkan di atas, para pemain tersebut sebenarnya bisa menjadi investasi bagi mereka jika sukses direkrut. Maguire baru berusia 26, Maddison dan Wan-Bissaka berusia 22 serta 21 tahun, serta Bruno Fernandes baru berusia 24 tahun. Mereka bisa bermain lebih dari lima musim dan menjadi pilar penting Setan Merah untuk memperbaiki diri dari keterpurukan.

Namun ini tetap membuat manajemen United takut karena dikhawatirkan para pemain tersebut lagi-lagi meneruskan tradisi mereka sebelumnya yaitu gagal meski sudah dibeli mahal. Pemain ekonomis yang tidak terkenal kini menjadi incaran. Harapannya, pemain ekonomis tersebut bisa mendadak tampil hebat layaknya Virgil van Dijk atau Mohamed Salah ketika dibeli dari klub lamanya.