Foto: Stadium Astro

Diam tanpa arah, bergerak salah langkah. Itulah permainan Manchester United ketika menghadapi tetangga sebelah. Kekalahan 4-1 mau tidak mau harus diterima dengan pasrah, karena pada dasarnya tim ini sudah jatuh ke dasar yang paling bawah. Hanya kata maaf yang kini bisa digunakan sebagai pemadam rasa amarah.

Hasil laga Derby Manchester kemarin seperti menjadi penentu bagi perjalanan Manchester United di Liga Inggris musim ini. Kekalahan telak 4-1 membuat harapan mereka meraih empat besar seperti mulai menipis.

Hal ini tidak lepas dari kemenangan Arsenal melawan Watford beberapa saat sebelum laga United melawan City dimulai. Setan Merah memang hanya tertinggal satu angka dari Meriam London, namun dengan tabungan tiga laga yang dimiliki anak asuh Mikel Arteta tersebut, membuat potensi jarak mereka semakin lebar juga ikut membesar. Lagipula, performa mereka juga jauh lebih bagus dibanding United dalam kurun lima laga terakhir.

Oleh karena itu, tidak sedikit yang beranggapan kalau musim United di liga sudah resmi berakhir. Tidak akan ada nama United di empat besar selagi mereka belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Berharap dari Liga Champions juga terlalu tinggi meski katanya sepakbola juga mengenal istilah keajaiban. Sisa pertandingan lebih baik digunakan sebagai fase muhasabah.

Sudah lelah sebenarnya untuk mencari apa yang salah dari pertandingan kemarin karena kesalahannya hadir dalam segala aspek. Bertahan saja sudah salah baik dari aspek individu, sebagai tim, dan bertahan di situasi tertentu seperti bola mati atau serangan balik. Komunikasi juga bermasalah. Sempat ada harapan ketika mereka mendapat gol penyeimbang, tapi babak kedua mereka seperti menghilang. Tidak salah untuk menyebut kalau babak kedua menjadi ajang City untuk menunjukkan kalau mereka sudah unggul segala-galanya dari United.

Meski begitu, tetap ada apresiasi yang harus diberikan kepada para pemain United yaitu tidak adanya rentetan cuitan atau postingan di media sosial pribadi mereka. Biasanya, berbondong-bondong para pemain berebut untuk meminta maaf tiap kali mereka kehilangan poin. Beberapa kalimat template seperti comeback stronger, not the result we wanted, bounce back, dan lain-lain akan hadir menghiasi beranda kita.

Tercatat, hanya ada dua nama yang masih berani mengunggah cuitan setelah kalah dari Manchester City. Mereka adalah Jadon Sancho dan David de Gea.

Sebenarnya, bisa dimaklumi kenapa mereka berdua yang berani menampangkan diri mereka di media sosial mereka. Alasannya sederhana, dibandingkan pemain yang lain, hanya Sancho dan De Gea yang sejauh ini menunjukkan penampilan yang bagus di setiap pertandingan.

Adaptasi Sancho pelan-pelan mulai membuahkan hasil. Satu-satunya gol dalam laga kemarin datang dari kaki dia. Beberapa match terakhir juga ia sering muncul sebagai pencetak gol atau pemberi assist. Inilah yang membuat dia berani untuk meminta maaf. Lagipula, tidak akan yang mencibirnya karena progresnya sudah masuk dalam tahap yang bagus.

“Maaf kepada para penggemar kami. Ini tidak cukup baik. Kami harus melihat dalam diri kami sendiri dan bekerja keras untuk memperbaikinya. Kami akan terus berjuang,” tutur Sancho.

Kalimat yang lebih mengharukan muncul dari De Gea. Memasang foto saat ia bersimpuh melihat gawangnya dibobol empat kali, sang nomor satu hanya berpesan untuk tetap yakin kalau tim ini bisa bangkit lagi.

Dia sendiri mungkin sudah bosan karena terus-terusan mengunggah kalimat permintaan maaf tiap kali United gagal menang. Di tengah harapan suporter yang mulai menyentuh titik nadir, De Gea hanya meminta untuk terus percaya kalau United bisa lebih baik ke depannya.

“Kami akan, suatu hari nanti, membawa klub ini kembali ke tempat seharusnya. Hari ini adalah momen buruk lain dari musim yang sulit. Tetapi, ketika kami masih memiliki seragam ini, kami tidak akan menyerah,” tuturnya.

Untungya, kalimat ini datang dari Sancho dan De Gea. Dua pemain yang penampilannya bagus beberapa laga terakhir. Bahkan De Gea sudah menggendong tim ini sendirian sejak awal musim. Bayangkan, bagaimana respon netizen ketika permintaan maaf ini muncul dari ketikan tim media sosial Rashford, Maguire, Pogba, hingga Lingard.

Inilah kenapa apresiasi patut diberikan kepada pemain selain De Gea dan Sancho karena mereka sepertinya sudah sadar diri kalau bakal dihujat jika mengunggah sesuatu di media sosial pribadi mereka.