Foto: Forbes

Senyum Paul Pogba mengembang ketika ia sedang bersantai dengan Victor Lindelof di balkon hotel tempat mereka menginap di Singapura. Senyum seperti ini yang sekarang hilang di wajah seorang Romelu Lukaku.

***

Sejak keberangkatan skuat United ke Australia, Lukaku sudah menunjukkan gelagat yang aneh. Raut wajahnya murung. Begitu juga ketika tim melakukan sesi latihan. Ia datang paling akhir dibanding rekan setimnya. Saat melakukan sesi sepeda statis bersama Anthony Martial, penyerang Belgia ini seperti tidak niat untuk menjalani latihan. Kamera bahkan menangkapnya sedang menguap.

Situasi tidak kunjung berubah meski tim sudah hijrah ke Singapura. Lukaku hanya duduk saja di bangku cadangan saat rekan setimnya sedang menjalani sesi latihan terbuka. Ole Gunnar Solskjaer menyebut kalau Lukaku masih mengalami cedera dan tidak akan bermain ketika United melawan Inter Milan pada Sabtu (20/7) kemarin.

“Tidak ada informasi terbaru yang bisa saya berikan kepada kalian semua (jurnalis) terkait kebugaran Romelu Lukaku. Yang pasti, ia tidak akan tersedia untuk laga menghadapi Inter nanti,” tutur Solskjaer dalam konferensi pers sebelum laga.

Untuk kedua kalinya, Solskjaer merevisi ucapannya. Sebelumnya, ia berjanji akan memainkan Lukaku ketika melawan Leeds. Namun hal itu tidak kunjung terjadi. Sekarang, ia lagi-lagi menyebut kalau Lukaku tidak bisa main meski sebelumnya ia berharap bisa memainkannya.

Solskjaer memang sudah mengungkapkan kalau Lukaku mengalami cedera sehingga tidak akan dimainkan. Akan tetapi, ungkapan tersebut tidak menutupi fakta kalau Lukaku sudah gatal ingin ganti seragam. Sejak akhir musim lalu, ia sudah digosipkan untuk pindah ke Serie A Italia dengan Inter Milan sebagai peminat terbesarnya.

Masuknya Solskjaer langsung mengubah nasib Lukaku. Ia yang sebelumnya menjadi pemain inti di era Jose Mourinho, kini berubah sebagai pemain cadangan. Musim depan, Rashford akan menjadi penyerang utama Setan Merah. Bahkan jika melihat ucapannya yang menyebut kalau Anthony Martial akan menjadi pemain berbeda musim depan, bisa dipastikan kalau Lukaku tidak akan mendapatkan kesempatan sebanyak dua musim sebelumnya.

Masa Depan yang Mengambang dan Conte yang Frustrasi

Terlepas dari badannya yang besar, sentuhannya yang gampang luput, dan catatan gol yang lebih banyak dibuat ke gawang tim-tim kecil, Lukaku adalah top skor United di sektor striker dalam dua musim beruntun. Usianya masih 26 tahun. Statusnya adalah top skor sepanjang sejarah timnas Belgia. Bermain rutin akan mengamankan posisinya di timnas yang kini sudah diincar Michy Batshuayi, Divock Origi, dan Christian Benteke.

Namun United tidak bisa menjamin hal itu. Bahkan penampilan Mason Greenwood nampaknya lebih diharapkan ketimbang Lukaku. Pindah menjadi opsi yang tepat mengingat tahun depan ada Euro 2020 yang bisa menjadi ajang Lukaku menimba pengalaman berikutnya di pentas Internasional.

“Pemain seperti Lukaku butuh kepercayaan diri. Dia butuh perasaan diinginkan. Ketika Anda ragu untuk memilihnya, dia merasakan hal tersebut. Sekarang waktu yang tepat untuk pindah ke Italia. Dia akan senang untuk melakukan sedikit pembalasan dan menunjukkan kepada United apa yang mereka lewatkan dari Lukaku,” tutur mantan pelatih Belgia, Georges Leekens.

Lukaku sendiri sempat menyebut kalau nasibnya akan jelas pada minggu depan. Sayangnya, nasib Lukaku seperti digantung oleh United. Mereka tidak bisa memberikan jaminan tempat utama, tetapi mereka juga tidak mau melepasnya jika tawaran tidak sesuai keinginan manajemen. United membanderol Lukaku senilai 75-90 juta paun dan langsung dibayar cash alias tunai. United setidaknya ingin balik modal atau memperoleh untung dari Lukaku. Hal ini yang membuat Inter perlahan mundur dari perburuan. Uang segitu tidak bisa dipenuhi kubu La Beneamata yang mulai perhitungan soal transfer agar tidak tersandung kasus Financial Fair Play (FFP).

Di sisi lain, Antonio Conte mulai frustrasi dengan negosiasi ini. Ia kini berhadapan dengan manajemen Inter yang dianggap tidak serius dan melanggar janji yang sebelumnya disepakati kalau Conte akan didukung penuh pada bursa transfer.

“Lukaku adalah pemain yang saya lihat dapat meningkatkan kualitas kami musim depan, tetapi di sisi lain kami tidak dapat mencapai kata sepakat. Mari lihat apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Sangat mungkin jika kami akan tampil tanpa satu pun striker ketika menghadapi mereka,” tuturnya.

Ia tidak mau luka pada musim panas 2017 kembali terulang. Conte adalah penggemar nomor satu Lukaku. Sejak ia masih menangani Chelsea, Lukaku sudah menjadi buruan. Apes bagi dirinya ketika pada musim keduanya di London, Lukaku justru membelot ke United yang sebetulnya berniat merekrut Alvaro Morata. Sebaliknya, Chelsea yang mendapatkan mantan pemain Real Madrid tersebut.

Jangan Sampai United Mematikan Karier Lukaku

Banyak cara yang sudah dilakukan Inter untuk mencoba mendapatkan Lukaku. Dari peminjaman dua musim plus opsi permanen, uang tunai dengan cara dicicil, hingga pertukaran dengan Icardi dan Radja Nainggolan, semuanya nampak tidak digubris oleh United.

Paul Hirst, jurnalis The Times menyebut kalau Inter hanya bersedia memberikan uang 60 juta paun plus 15 juta paun bonus untuk menggaet Lukaku. Sementara United masih mencoba mendapatkan 80 juta paun dari Inter. Mereka tidak mau opsi-opsi lain seperti ditukar Icardi dan Nainggolan yang membawa permasalahan masing-masing.

Dari segi ekonomi, apa yang ditawarkan Inter sebenarnya cukup bagus. Uang tunai 60 juta bisa menjadi tambahan dana untuk mempercepat proses transfer Bruno Fernandes dan Harry Maguire. Apalagi kontrak Lukaku masih tergolong panjang bersama United yaitu hingga 2022. Catatan 42 gol selama dua musim cukup ideal untuk dihargai 60 juta paun meski beberapa penggemar Inter merasa kalau harga segitu masih terlalu tinggi.

Namun saga transfer Lukaku bisa membawa masalah bagi United sendiri jika Ed Woodward hanya mau melepasnya dengan 80 juta paun tunai tanpa ada embel-embel bonus, cicil, dan sebagainya. Kalau hal ini yang akan terjadi, Lukaku hanya bisa berharap kepada Inter untuk menuruti permintaan Ed atau berharap kepada Solskjaer untuk tetap memberikan dirinya kesempatan bermain jika dipertahankan.

Sangat disayangkan jika pemain sekelas Lukaku, pemain yang masuk dalam pemain termuda yang bisa mencetak 100 gol di Premier League, serta top skor timnas Belgia, hanya lebih banyak menjadi pemain pelapis di klub sebesar United. Bisa-bisa nilainya di pasaran semakin turun. Kalau kejadiannya seperti ini, United sendiri yang akan kesulitan. Lukaku butuh menit main, namun United tidak bisa memenuhinya. Di sisi lain, harganya semakin turun dan klub yang tadinya menjadi peminat justru tidak lagi tertarik kepada Lukaku. Bisa-bisa United malah buntung alih-aliha mendapatkan untung.