Penggawa Manchester United, Paul Pogba, buka suara terkait latar belakang dirinya sebagai seorang Muslim. Menurutnya Islam memberikan rasa damai di dalam dirinya. Di mata gelandang asal Prancis ini, Islam adalah segalanya dalam hidupnya. Islam yang membuat dirinya menghargai arti kehidupan.

“Islam adalah segalanya. Itulah yang membuat saya selalu bersyukur atas segalanya di dalam hidup saya. Islam membuat saya berubah, sehingga saya menyadari akan arti hidup. Saya merasa Islam membuat hidup saya menjadi lebih damai,” tutur Pogba dalam acara podcast yang diadakan oleh The Times.

Paul Pogba adalah satu dari beberapa penggawa sepakbola yang beragama Islam. Dia tergolong muslim yang taat dan tidak malu dalam menunjukkan identitasnya sebagai penganut agama Islam. Ia beberapa kali kerap menyambangi Mekah untuk beribadah umrah. Beberapa waktu lalu, ia kembali ke rumah Allah tersebut bersama rekan-rekannya yang memiliki kepercayaan yang sama dengan dirinya.

Pogba diketahui sebagai Muslim sejak 2013 saat ia sedang wawancara bersama L’Equipe. Saat itu, ia menolak minum bir yang sama dengan rekan-rekan setimnya. Ia bahkan bercanda saat itu dengan mengatakan, “Saya hanya minum bir yang halal, yaitu ini (soda),” tuturnya saat itu sembari tertawa. Kepastian Pogba sebagai Muslim kemudian dikonfirmasi oleh Bilel Ghazi, seorang wartawan yang tinggal di kota Milan.

Ia ternyata baru memeluk Islam ketika remaja. Beberapa rekan setimnya yang Muslim menjadi inspirasinya untuk menjadi seorang Mualaf. Keputusan yang kemudian mengubah segalanya dalam hidup seorang Pogba.

“Itu (Islam) datang karena saya punya banyak teman yang Muslim. Kami selalu berbicara satu sama lain. Saya bertanya tentang banyak hal, kemudian saya mulai melakukan penelitian sendiri. Saya berdoa bersama mereka sesekali dan sejak saat itu saya merasakan sesuatu yang berbeda, membuat saya merasa baik-baik saja, lalu saya merasakan sesuatu yang sangat baik,” ujarnya.

“Sejak hari itu aku memutuskan (menjadi seorang Muslim). Anda harus sholat lima kali sehari, itulah salah satu rukun Islam. Anda meminta pengampunan dan berterima kasih atas semua yang Anda miliki, seperti kesehatan. Pikiran itu membuat saya menjadi orang yang lebih baik.”

Inggris adalah salah satu negara yang lekat degan Islamofobia yaitu prasangka dan diskriminasi kepada Islam dan Muslim. Banyak sekali kasus ketika seseorang yang berlatar belakang sebagai Muslim mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Islamofobia bahkan semakin meningkat sejak beberapa kejadian teror seperti tragedi 9/11, teror di Selandia Baru, dan pemboman di London (2005) dan Manchester (2017). Hal ini yang membuat kebencian terhadap Muslim di Inggris menjadi semakin meluas.

Hal ini kerap membuat Pogba merasa sedih. Orang-orang telah salah menanggapi makna dari Islam dan Muslim itu sendiri. Ia pun menyebut kalau Islam adalah sesuatu yang indah.

“Islam merubah saya menjadi lebih baik karena saya tidak terlahir sebagai muslim. Islam bukanlah citra yang dilihat semua orang yaitu terorisme. Apa yang kita dengar di media adalah sesuatu yang berbeda. Islam adalah sesuatu yang indah,” tuturnya.

“Ini benar-benar agama yang membukakan pikiran saya menjadi orang yang lebih baik. Anda lebih banyak memikirkan kehidupan setelah mati nanti. Kehidupan ini seperti sebuah ujian. Seperti ketika saya bersama Anda (reporter) di sini. Bahkan jika kamu bukan seorang Muslim, kamu adalah manusia. Kamu memiliki hubungan antar sesama manusia yang saling menghormati. Menghormati kamu, agama kamu, warna kulitmu, dan segalanya.”

“Islam itu seperti ini, menghormati sesama manusia dan segalanya.”