Demi Santos, Pele rela untuk tidak hijrah ke Eropa. Ia menolak beberapa tawaran klub besar pada saat itu. Salah satunya adalah Manchester United.

Kabar duka datang dari dunia sepakbola. Legenda hidup tim nasional Brasil, Pele, meninggal dunia pada Jumat dini hari waktu Indonesia. Kabar itu tekonfirmasi secara langsung oleh agennya, Joe Fraga dan juga putrinya, Kely Nascimento.

Pemain yang bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker usus besar yang menggerogotinya sejak tahun 2021 lalu. Pele sendiri sudah dirawat di rumah sakit selama kurang lebih satu bulan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Tak ayal, ucapan duka cita pun datang mengiringi kepergiannya. Sederet bintang sepakbola dunia ramai-ramai mendoakan yang terbaik untuk dia dan keluarganya. Termasuk dari Manchester United.

“Seorang seniman, seorang yang bisa menerangi ruangan yang gelap. Saya tidak akan pernah bisa menemukan perbedaan antara umpan Pele ke Carlos Alberto pada final Piala Dunia 1970 dengan puisi dari Rimbaud muda. Dalam setiap manifestasi manusia ini terdapat ekspresi keindahan yang menyentuh dan memberi kita perasaan keabadian,” kata Eric Cantona.

Pujian yang tidak kalah tingginya juga diucapkan oleh Sir Bobby Charlton. Keduanya pernah berbagi satu lapangan saat bermain pada Piala Dunia dulu. Bagi Charlton, hal ini tentu menjadi sebuah kehormatan bisa bermain satu lapangan dengan salah satu pemain hebat.

Selama berkarier, Pele hanya memperkuat dua kesebelasan. Yang paling terkenal tentu saja Santos. Di sana, ia menghabiskan 18 tahun dan memberikan banyak gelar termasuk enam gelar Liga Brasil dan dua gelar Copa Libertadores.

Pele bukannya tidak mendapat tawaran dari klub-klub Eropa. Mustahil rasanya apabila pemilik tiga gelar Piala Dunia tidak mendapat tawaran dari klub-klub elite. Sayangnya, loyalitasnya terhadap Santos membuat Pele menolak segala tawaran yang hadir. Termasuk dari Manchester United.

Dikutip dari Guardian pada tahun 2006, Pele pernah mengungkapkan kalau United pernah datang untuk memberinya tawaran. Sebuah tawaran yang ia sebut sangat menggoda karena terjadi pada tahun 1968 atau ketika United memiliki The Dream Team bersama Sir Matt Busby.

“Manchester! Saya dapat tawaran dari Manchester United pada 1968 ketika mereka memiliki tim terbaik. Tapi saya mengatakan tidak. Saya selalu berkata tidak untuk setiap tim yang bertanya kepada saya. Termasuk Real Madrid. Tim yang sangat bagus. Akan tetapi, saya tidak mau meninggalkan Santos,” katanya.

Ada keraguan terkait klaim Pele ini Seorang juru bicara klub berkata kalau tidak ada catatan resmi apakah United benar-benar pernah memberi tawaran kepada Pele atau tidak. Namun satu yang pasti, akan sangat mengerikan apabila Trinitas United saat itu memiliki Pele di lini depan berduet dengan Denis Law.

Pele pada akhirnya tidak pernah memperkuat Setan Merah. Akan tetapi, hubungan klub dengannya bisa dikatakan sangat erat. Pele pernah menjadi tamu kehormatan ketika diundang dalam pembukaan museum United pada 1998 lalu. Bahkan patung Pele ada di dalam museum tersebut.

Tidak hanya itu, saat menjabat sebagai Presiden Kehormatan New York Cosmos, Pele juga diundang sebagai tamu ketika kesebelasan Amerika tersebut bertanding melawan Manchester United dalam pertandingan testimonial Paul Scholes.