“Saya akan kembali ke rumah kedua saya,” tulis Gerard Pique ketika mengetahui kalau Barcelona akan bermain menghadapi Manchester United pada babak 8 besar Liga Champions Eropa. Setelah 11 tahun pergi meninggalkan kota Manchester, Pique akan kembali ke kota yang mengembangkan dirinya hingga menjadi pemain hebat seperti sekarang.

Sebenarnya Manchester United bukan lawan yang asing bagi suami Shakira ini. Pada 2009 dan 2011 keduanya sudah saling berhadapan pada final Liga Champions. Akan tetapi, latar tempat saat itu adalah Roma dan London. Ketika United dan Barcelona terakhir bertemu di Old Trafforrd, Pique justru masih berstatus sebagai pemain Setan Merah.

Gerard Pique Bernabeu adalah salah satu pemain belakang potensial yang digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan klub. Ia direkrut dari Barcelona oleh United pada tahun 2004 dengan tanpa bayaran karena statusnya yang saat itu belum mempunyai kontrak profesional. Setan Merah mengalahkan Liverpool saat itu yang sama-sama menyukai Pique.

Setelah memainkan beberapa pertandingan dengan tim akademi, Pique kemudian mendapat debutnya dalam pertandingan Piala Liga melawan Crewe Alexandra. Ia menggantikan John O’Shea pada laga yang berakhir dengan kemenangan 3-0 untuk United tersebut. Perasaan gembira dan rasa gugup berkecamuk dalam diri Pique saat itu.

“Kami berada di ruang ganti dan saya gugup sekali. Bayangkan, saya masih berusia 18 tahun saat itu dan saya duduk di ruang ganti yang sangat kecil di sebelah Ruud Van Nistelrooy, Rio Ferdinand, dan Ryan Giggs. Sebisa mungkin saya ingin tidak dilihat oleh mereka,” ujarnya dalam Players Tribune.

Setelah bermain pada pertandingan tersebut, Pique kemudian mendapatkan debut penuhnya ketika bermain imbang 0-0 melawan Exeter City. Pada musim pertamanya, ia bermain dalam tiga pertandingan. Musim berikutnya ia melipatgandakan jumlah laganya menjadi tujuh pertandingan. Ditambah dengan kontrak empat tahun yang diberikan United. Sebuah bukti kalau klub percaya kepada dirinya.

Namun, klub kemudian memutuskan untuk meminjamkan Pique ke Real Zaragoza. Disana, Pique bermain dalam 28 pertandingan sekaligus membentuk kemitraan bagus bersama Gabriel Milito. Zaragoza ia bawa finis di urutan keenam dengan jumlah kebobolan yang hanya tiga gol lebih banyak dari Real Madrid yang keluar sebagai juara waktu itu.

“Saya di Real Zaragoza hanya untuk mengembangkan diri. Masa depan saya ada di United dan saya berharap bisa menjadi pemain inti di sana. Saya berbicara kepada Sir Alex sejak awal musim dan kami memutuskan kalau kepindahan terbaik saya hanya ke klub yang bisa memberikan saya pengalaman bermain di level tertinggi,” kata Pique seperti dilansir On The Minute.

Janji yang Tidak Bisa Ditepati Fergie

Penampilan gemilangnya bersama Los Blanquillos membuat United akhirnya membawa kembali Pique ke Old Trafford. Fergie mulai memandang Pique sebagai orang yang tepat untuk dipasangkan dengan Rio Ferdinand yang saat itu masih mencari partner di lini belakang. Fergie bahkan memberi garansi kalau Pique akan bermain sebanyak 25 pertandingan.

Segalanya berjalan lancar pada awalnya. Pique bermain sebagai starter melawan Wigand an Aston Villa. Ia juga mulai bermain di Liga Champions dan langsung mencetak gol dalam debutnya di Eropa. Sayang, satu kesalahan langsung membuat kariernya secara tidak langsung berakhir saat itu.

Pertandingan melawan Bolton adalah laga ke tujuh dari 25 laga yang dijanjikan oleh Ferguson. Dalam sebuah situasi sepakan bebas, ia ditugaskan untuk menjaga Nicolas Anelka, bomber andalan The Trotters. Ketika bola dilambungkan, Pique berusaha untuk menghalau bola dengan melompat memanfaatkan tinggi badannya. Akan tetapi, ia tidak bisa menjangkau bola tersebut.

“Bola hanya mengambang. Saya mendarat dan berbalik dengan penuh ketakutan. Anelka mengendalikan bola dan mencetak gol dengan mudah. Kami kalah 1-0. Kami kalah karena kesalahan saya,” kata Pique dalam Players Tribune.

Entah ada hubungannya atau tidak, namun sejak blundernya tersebut Pique hanya bermain enam pertandingan saja. Dari 25 pertandingan yang dijanjikan, hanya setengah yang bisa diberikan Fergie. Mayoritas karier Pique di United saat itu kembali dihabiskan di bangku cadangan. Padahal Rio Ferdinand sudah siap menjadi pasangannya saat itu. “Semua tahu bagaimana kualitas Pique. Dia adalah pemain fenomenal,” kata Rio.

Satu lagi janji yang membuat Pique kecewa adalah ketika ia tidak jadi dimainkan pada semifinal Liga Champions melawan Barcelona di Camp Nou. Cederanya Nemanja Vidic membuat peluangnya untuk bermain menjadi besar karena statusnya sebagai bek tengah ketiga. Akan tetapi, jelang hari pertandingan, Fergie justru memainkan Wes Brown.

“Saya sudah senang karena saya akan bermain. Tiba-tiba Sir Alex datang dan berkata kalau ia tidak bisa memainkan saya. Ia takut kalau saya bermain di stadion seperti Camp Nou lalu bermain sangat buruk maka saya akan merusak tim. Itu membuat saya sedih, tapi keputusannya tepat karena kami bermain imbang 0-0 yang menjadi modal untuk kami menjuarai Liga Champions.”

Kehadiran Nemanja Vidic dan Pulang ke Barcelona

Selain kesalahan dalam pertandingan melawan Bolton, satu hal yang membuat karier Pique terhambat adalah kehadiran sosok Nemanja Vidic. Setelah United takluk dari Bolton, lini belakang United menjadi lebih solid berkat kombinasi Rio-Vida di lini belakang. Dua pemain ini yang kemudian memberikan kejayaan bagi Setan Merah beberapa tahun kemudian.

“Bek tengah diisi Rio dan Vidic. Saya sangat sial. Mereka tidak pernah cedera. Ketika saya pergi dari United, baru mereka bergantian mengalami cedera.”

Hal ini yang akhirnya membuat Pique mengambil keputusan untuk pindah ke klub lain. Namun Pique tidak terlalu yakin kalau dia akan mendapat tawaran karena jumlah bermainnya yang minim saat itu. Beruntung, Barcelona kembali datang dan memberinya penawaran.

“Penawaran dari Barcelona tidak masuk akal. Saya tidak bermain di United, mengapai mereka menginginkan saya. Agen saya hanya berkata kalau Barcelona percaya kepada saya.”

Penawaran dari Barca membuatnya tertarik. Namun yang ia takutkan adalah mempertaruhkan kariernya yang masi ingin ia lanjutkan bersama United. Setelah menjalani pembicaraan yang cukup panjang dengan Sir Alex, Pique akhirnya dilepas kembali ke klub lamanya.

“Saya berkata kepada Fergie kalau Barcelona adalah rumah saya. Saya sudah kehilangan kepercayaan dari Anda. Saya harap Anda membiarkan saya pergi. Barcelona kemudian membayar saya 5 juta Euro harga yang ditentukan United karena saya tidak punya klausul pembelian saat itu. Percakapan tersebut adalah yang paling sulit untuk saya.”

***

Barcelona akhirnya menjadi klub yang bisa memberikan kesuksesan bagi karier Pique. Kemitraannya bersama Carles Puyol membawa Pique berkembang menjadi salah satu bek terbaik di dunia yang sudah memenangi 27 gelar di level klub dan dua gelar bersama tim nasional.

Meski perjalanan kariernya di kota Manchester penuh dengan sandungan dan beberapa kesialan, namun Pique tidak punya perasaan kesal atau pun marah kepada United dan Ferguson. Ia masih menganggap Old Trafford dan Sir Alex sebagai rumah dan ayah kedua bagi dirinya.