Foto: Twitter

Belakangan ini bukanlah waktu yang sangat membahagiakan bagi Cristiano Ronaldo. Ia seperti bukan lagi “Ronaldo” yang kita kenal, dan mungkin karena itulah Thierry Henry sampai mengatakan bahwa the real Ronaldo is “R9” bukan “R7”.

Bayangkan saja, pemain berusia 37 tahun itu hanya mencetak satu gol dalam sembilan pertandingan terakhirnya untuk Manchester United. Ia terlihat seperti bukan pemain hebat, dan bahkan gagal untuk melepaskan tembakan tepat sasaran ketika melawan Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

Selain itu, tidak hanya penampilannya saja yang menurun. Akan tetapi menurut satu jajak pendapat di internet, lebih dari setengah suporter Setan Merah tidak ingin Ronaldo tetap berada di Old Trafford setelah musim ini. Fakta ini sangat menyedihkan.

Lebih parahnya lagi, Ronaldo kekurangan dukungan dari orang sekitarnya. Bahkan kondisi ini meluas sampai ke manajernya yakni Ralf Rangnick. Kabar terbaru melaporkan jika sang manajer sementara itu menolak saran dari Ronaldo untuk mendapatkan yang terbaik dari posisinya sebagai penyerang.

Menurut Athletic, mantan penyerang Juventus itu meminta Rangnick untuk mengubah sistem formasinya dan memainkan dua striker. Tentu saja, ia harus menjadi salah satu dari pengisi pos striker tersebut. Namun sayangnya mantan manajer RB Leipzig itu dengan tegas menolak.

Kabar ini diklaim muncul beberapa saat setelah United hanya mendapatkan hasil imbang 1-1 dengan Southampton dua pekan lalu. Di mana pertandingan itu merupakan pertandingan ketiga berturut-turut pasukan Setan Merah yang berakhir tanpa kemenangan.

Hasil imbang dengan The Saints didahului oleh hasil imbang 1-1 dengan Burnley dan kekalahan United lewat penalti dari Middlesbrough di Piala FA. Beberapa hasil ini menjadi puncak kegelisahan Cristiano Ronaldo, dan itulah sebabnya mengapa ia mengajukan saran kepada Ralf Rangnick.

Meskipun sebetulnya, saran Ronaldo kepada Rangnick ini ada benarnya. Ia juga sempat berkumpul dengan pemain senior United lainnya untuk membicarakan hal serupa dengan Rangnick. Ia menjadi pemain yang paling dominan dalam membicarakan persoalan taktik, dan pada intinya, ia butuh pasangan di lini depan.

Sekali lagi, saran dari Ronaldo ini ada benarnya. Bagian dari masalah United saat ini adalah mereka memang tidak benar-benar memiliki striker lain. Terutama untuk dipasangkan dengan Cristiano Ronaldo agar daya gedor lini serang Setan Merah jauh lebih kuat.

Pemain United yang lain seperti Edinson Cavani misalnya, ia masih harus terus berjuang dengan masalah kebugaranmya. Sementara Marcus Rashford hanya bisa cocok digunakan sebagai pemain sayap, dan sekarang ia berada dalam performa yang buruk.

Kemudian Anthony Martial telah meninggalkan klub dengan status pinjaman pada Januari lalu. Ia pergi ke Sevilla untuk mendapatkan tempat bermain reguler di tim utama. Dan yang terkahir, Mason Greenwood, ia sedang diskors oleh klub menyusul penangkapannya oleh pihak kepolisian akibat kasus kekerasan.

Semua ini cukup untuk menggambarkan betapa krisisnya lini depan Manchester United. Kendati pada kedatangan awal Rangnick ke Old Trafford, ia sempat mencoba menerapkan sistem formasi 4-2-2-2 dan 4-4-2. Sebuah sistem formasi dua striker. Namun tidak lama setelah itu, ia segera kembali ke dalam formasi “template” 4-2-3-1 yang digunakan Ole Gunnar Solskjaer.

Jadi kesimpulannya, penolakan Rangnick terhadap saran Ronaldo ini juga ada dasarnya. Karena sekalipun sarannya itu diterapkan, United saat ini sedang kekurangan striker. Apalagi dengan melihat bentuk performa Cristiano Ronaldo yang menurun, agaknya sistem formasi dua striker ini pun belum tentu efektif untuk dijalankan.